Duka mendalam
dirasakan oleh pemimpin pujian kelompok penyembahan Jesus Culture, Chris Quilala
dan istrinya Alyssa Quilala. Pasangan ini kehilangan bayi laki-laki mereka, Jethro Dylan Quilala. Dia meninggal sebelum dilahirkan pada 3 Desember 2014 lalu.
Di tengah duka
cita yang masih mereka alami, Chris pun terdorong untuk menulis sebuah lagu berjudul ‘Miracles’. Lagu ini jadi pengingat akan kepergian Jethro.
Setelah merampungkan
lagu tersebut, Chris dengan terbuka menyampaikan kisah dibalik lagu tersebut lewat sebuah video yang diposting di Youtube.
“Istriku dan aku kehilangan putra kami, dan kami telah melewati sebuah perjalanan perjumpaan dengan Tuhan dan harapanNya bahkan di tengah luka mendalam. Jadi ada banyak lagu yang bermunculan. Rasanya seperti waktu yang tepat untuk membuat solo album dan melepaskan semua bahasa dan musik yang aku miliki sebelumnya. Aku hanya merasakan kebaikan dan kesetiaan Tuhan,” kata Chris.
Dia mengaku
kematian putranya memang jadi pukulan besar bagi dirinya. Tapi bukan berarti dirinya
harus menyalahkan Tuhan atas hal buruk yang terjadi dalam hidupnya. Dia tetap percaya bahwa kebaikan dan kesetiaan Tuhan itu tidak pernah berubah.
“Seringkali
sebagai orang percaya kita menyalahkan Tuhan ketika ada yang tidak beres, tapi kenyataannya adalah kebaikan Tuhan, kesetiaan Tuhan…kebenaran itu tidak berubah,” ucapnya.
Lewat masa-masa
sulit yang dialaminya, Chris malah mendorong semua orang untuk terus percaya kepada
Tuhan, apapun keadaannya. Sekalipun harapan dan doa tidak sesuai dengan realitanya, tetaplah mempercayai kebaikan, kesetiaan dan mujizatNya.
“Melalui itu
semua, penting untuk mengingatkan diri kita sendiri tentang siapa Tuhan itu…itu
sangat lebih dari untuk apa menyembah, bukan?...Mengingatkan siapa kita di dalam
Tuhan dan siapa Tuhan. Sangat penting membiarkan diri kita berlabuh dalam
kebenaran bahwa Tuhan itu baik, bahwa Dia adalah mukjizat dalam alkitab dan Dia tetap sama, selalu sama,” terangnya.
Sebagai pemimpin
pujian yang menuliskan lagu-lagu bagi Tuhan, berdiri untuk menyembah Tuhan. Chris
bisa saja komplain kepada Tuhan karena sudah mengambil putranya yang tak
berdosa. Dia bisa saja marah dan menuduh Tuhan tidak adil. Tapi pada akhirnya, Chris dan Alyssa memilih untuk tidak mengubah iman mereka.
Kira-kira setahun
setelah kehilangan bayi mereka, Alyssa menulis sebuah buku berjudul ‘Mending Tomorrow:
Choosing Hope, Finding Wholeness’. Buku ini jelas-jelas berbicara soal bagaimaan
dia harus mencari penghiburan dari Tuhan (2 Korintus 1: 4). Dia juga mengungkapkan
bagaimana keluarganya bisa keluar dari kesedihan itu setelah pasangan ini
kembali dianugerahi anak ketiga mereka, Liv Mercedes Quilala yang sehat meskipun terlahir premature pada September 2015 lalu.
Tuhan akhirnya
menggenapi janji-Nya kepada keluarga Chris. Bhawa Dia tak akan pernah meninggalkan
atau menimpakan bencana besar bagi keluarganya. Kehilangan yang mereka alami sebelumnya justru diubah jadi sukacita, pemulihan dan kemenangan.
Miracles adalah
lagu yang tercipta dari ketegaran iman di tengah masa-masa sulit yang dialami Chris.
Tapi kemudian dikenal luas menjadi lagu deklarasi iman yang powerful dan memberkati banyak orang.
“I believe in You. I believe in You. You’re the God of miracles,” demikian sebagian penggalan liriknya.