Suami Masih ‘Lengket’ Sama Mertua? Ini Langkah Yang Bisa Istri Lakukan
Sumber: http://images.wisegeek.com/mother-and-ad

Marriage / 23 February 2018

Kalangan Sendiri

Suami Masih ‘Lengket’ Sama Mertua? Ini Langkah Yang Bisa Istri Lakukan

Inta Official Writer
6608

Kebanyakan perempuan mengira kalau dirinya mampu mengubah seseorang. Tidak jarang istri mengeluhkan kalau suaminya sangat dekat dengan mamanya sampai dicap dengan anak mami. Dalam kasus ini, istri percaya kalau dirinya mampu mengubah suaminya menjadi lelaki yang lebih dewasa.

Manjanya setengah mati. Dulu waktu masih pacaran sih masih sayang-sayang aja, tetapi setelah menikah, pasti dong kita sebagai istri ingin punya sosok yang bisa diandalkan dan bersikap jauh lebih dewasa? 

Kalau saat ini kita sedang menyesal karena mendapati sosok suami yang seperti itu, inilah saatnya untuk berhenti mengucapkan "aku menyesal menikahimu." Ucapan semacam ini hanya akan membuat kita kehilangan sosok suami. 

Orang Kristen percaya kalau seorang istri adalah penolong yang sepadan bagi suami. Jika ia tidak bisa menemukannya pada diri kita, ia akan kembali ke pangkuan mamanya. Nah ini dia beberapa cara untuk menyikapi suami yang bersikap bagai anak mami. 

1. Cobalah menempatkan diri kita dalam posisinya 

Tidak ada asap kalau tidak ada api, maka carilah apinya. Pasti ada penyebab mengapa suami kita bersikap demikian. Misalnya, ia adalah anak tunggal atau memiliki orangtua yang superprotektif. Ada juga orang yang bersikap demikian karena kurangnya kasih sayang dari orangtuanya. 

Jika sudah mengetahui penyebabnya, maka kita juga akan menjadi lebih bijak dalam menyikapinya. Justru, masalah yang bisa diatasi dengan baik akan menimbulkan ikatan yang semakin kuat karena kita mampu belajar satu sama lain. 

2. Pasangan tidak seharusnya tinggal di rumah orangtua

Alkitab dalam Matius 19:5, "Dan firmanNya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." Ada tiga pokok penting yang harus ditinggalkan oleh lelaki yang telah menikah, yaitu meninggalkan rumahnya secara finansial dan spiritual. Suami akan memegang otoritas tertinggi dalam keluarga setelah Kristus. 

Jika suami kita masih berat untuk berpisah dari keluarganya, cobalah untuk memberi pengertian kepada suami agar pindah dan tinggal bersama istri dan anak. Jelaskan kalau nantinya kita akan sering mengunjungi orangtuanya. 

Hindari bersikap seakan kita hendak memisahkan suami dengan ibunya. Sesekali, ajaklah suami membeli kado untuk ibunya, sehingga ia tahu kalau kita juga mengasihi mertua layaknya ia mengasihi ibunya sendiri. 

3. Jadikan suami menjadi pembuat keputusan dan tingkatkan kepercayaan dirinya 

Anak mami biasanya tidak hanya manja kepada sang ibunda, namun kepada kita sebagai istrinya. Dengan alasan ini juga membuat suami sulit untuk menentukan sebuah keputusan. Tingkatkan percaya dirinya dengan pujian yang membangun, misalnya "Duh kalau nggak ada papa, mama pasti nggak bisa mengerjakannya." 

Walaupun hasilnya tidak selalu baik, usahakan untuk mendukungnya dengan kalimat positif dan beri tahu jika ada kekurangan dari apa yang ia kerjakan. Seorang suami adalah kepala, bukan ekor. Kita sebagai istri juga harus bisa mengandalkannya dalam segala hal. Karenanya, biasakan untuk melibatkan suami dalam hal-hal kecil yang membutuhkan keputusan kecil dan berikan pujian seperti, "Wah oke banget deh ide papa. Keren!"

Dalam sebuah keluarga, kita harus terus mengandalkan Tuhan dalam kehidupan pernikahan kita, bukan mengandalkan diri kita sendiri atau suami. Karena Tuhan adalah kepala dalam keluarga kita. Ia akan senantiasa memberikan apa yang terbaik baik kita semua sebagai anakNya. 


Sumber : ributrukun, jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami