Yang Satu Ini Bisa Jadi Teman Terbaikmu Atau Musuh Terbesarmu, Pilih Yang Mana?
Sumber: www.goodfon.su

Kata Alkitab / 14 February 2018

Kalangan Sendiri

Yang Satu Ini Bisa Jadi Teman Terbaikmu Atau Musuh Terbesarmu, Pilih Yang Mana?

Inta Official Writer
2995

 “Aku adalah pendamping setiamu. Akulah penolong terbesarmu atau beban terberatmu. Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu gagal. Aku sepenuhnya takluk kepada perintahmu Separuh dari hal yang engkau perbuat sebaiknya engkau serahkan saja kepadaku maka aku akan dapat melaksanakannya dengan cepat dan tepat. 

Aku mudah diatur yang penting engkau tegas terhadapku. Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau mau sesuatu itu dilaksanakan maka setelah beberapa pelajaran akan kulaksanakan itu dengan otomatis. Akulah hamba semua orang besar. Mereka yang pecundang, telah kujadikan pecundang. 

Aku bukanlah mesin, walaupun aku bekerja dengan tingkat presisi mesin ditambah dengan intelegensi manusia. Engkau bisa memanfaatkan aku demi keuntungan atau kehancuran, tidak ada bedanya bagiku. Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka dunia akan kuletakkan di bawah kakimu. Bersikap toleranlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu. Siapakah aku? Aku adalah kebiasaan.“

Pernahkan sebagian dari kita mendengarnya? Kutipan ini berasal dari perkataan salah seorang penulis ternama bernama John C. Maxwell. Tentu saja, kalimat ini dikutip karena selalu sukses membuat orang bergidik. Jika kita kembali memikirkannya, sepertinya memang kebiasaan bukanlah masalah yang rumit dalam hidup. Kebiasaan, sesuai dengan namanya seperti telah menjadi sesuatu yang sangat biasa dan tidak terlalu memberi efek samping bagi kehidupan kita. 

Baca juga: Satu Kalimat Untuk Obati Kepahitan, Pakailah Sekarang Juga!

Namun, sadarkah kita kalau akar dari segala permasalahan sebenarnya berasal dari sebuah kebiasaan? Perkataan John C. Maxwell diatas kembali mengingatkan kita agar kebiasaan tidak menjadi kemudi dalam kehidupan, sebaliknya, kebiasaan harus bisa kita taklukan dan kontrol. Memang pada dasarnya kita bisa melihat kalau kebiasaan ini tidak cukup buruk yang akan berdampak besar dalam kehidupan kita. Kebiasaan yang baik akan membuahkan segala hal yang baik pula.

Dalam 1 Timotius 5:13, “Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas.” 

Pada ayat diatas, Rasul Paulus menasihati tentang cara kerja orang yang membiasakan dirinya dengan bermalas-malasan. Tentu saja kebiasaan buruk ini akhirnya bisa mendarah daging dalam diri seseorang hingga menjadi karakter yang susah untuk dilepaskan. 

Tetapi, hal ini bukan berarti kalau kebiasaan buruk tidak bisa dihilangkan. Mintalah kepada Roh Kudus agar kita bisa bertindak tegas dan berani mengatakan tidak pada setiap kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk juga bisa dimulai dari lingkungan, lho. Jika kita merasa kalau lingkungan sekitar mengajarkan kita untuk berperilaku buruk juga, mungkin inilah saatnya untuk memisahkan diri dengan mereka. 

Terakhir, berdoa kepada Tuhan untuk diberikan berkat pengendalian diri agar dapat mengendalikan setiap sikap dan perbuatan yang dilakukan setiap kita. Mulai sekarang, ayo mulai untuk membiasakan diri  melakukan hal-hal yang menyenangkan Tuhan. 


Sumber : jawaban.com/johncmaxwell
Halaman :
1

Ikuti Kami