Ini Hal yang Harus Kamu Ketahui Soal Pernikahan yang Tidak Dituliskan di Alkitab!
Sumber: preparedforthat.co

Marriage / 8 February 2018

Kalangan Sendiri

Ini Hal yang Harus Kamu Ketahui Soal Pernikahan yang Tidak Dituliskan di Alkitab!

Budhi Marpaung Official Writer
4244

Memiliki pasangan yang sama-sama Kristen seringkali kita anggap sebagai jaminan bahwa kita akan bahagia, aman, dan merasa dikasihi. Kita berpikir bahwa suami/istri kita adalah orang yang tepat untuk memenuhi segala apa yang dibutuhkan. Kita menganggap bahwa dia adalah sumber dari apa yang kita cari.

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” (Efesus 5:22-32)

Efesus 5:22-32 merupakan salah satu bagian Alkitab yang sering orang-orang percaya pegang terkait kehidupan berumahtangga. Semuanya begitu enak untuk dibaca dan kita berharap bahwa pasangan kita adalah orang-orang yang seperti yang tertulis di sana.


Suami berharap istrinya adalah orang yang konsisten mau tunduk kepadanya (dalam pengertian hormat tentunya) dan istri berharap suaminya akan konsisten mengasihinya seperti Kristus mengasihi jemaat. Namun, kenyataannya tidaklah seperti itu.

Pasangan kita justru membuat kita bersedih dengan kelakuannya atau tindakannya. Bahkan kita menyadari bahwa apa yang kita butuhkan ternyata tidak dapat benar-benar dipenuhi olehnya.

Kita kecewa karena pasangan kita tidak seperti yang tertulis di Alkitab. Ia tidak menjadi sebagaimana yang kita ekspektasikan. Ia tidak menjadi orang yang kita harapkan akan membuat kita semakin dekat dan serupa dengan Kristus.

Lalu apakah kita salah menikahi orang meskipun dia adalah orang Kristen? Jika kita membaca kembali Efesus 5:22-32, tidak dituliskan di sana bahwa pasangan kita sudah menjadi seperti Kristus (jika pasanganmu adalah pria) atau menjadi sebagaimana jemaat yang taat (jika pasanganmu adalah perempuan). Ayat ini tidak mengatakan itu. Namun, bukan berarti pasangan kita tidak bisa atau tidak akan pernah menjadi serupa Kristus atau jemaat yang taat.

Seorang blogger wanita bernama Kendra Dahl yang pernah mengalami persoalan dimana ia memiliki ekspektasi tinggi terhadap suaminya, namun tidak tercapai menemukan bahwa mengapa dirinya menjadi kecewa saat itu terjadi karena tanpa ia sadari ia telah mengagung-agungkan (dalam arti menyembah berhala) suaminya. Padahal, itu salah. Ia tidak dapat memaksa suaminya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya di dalam pernikahan. Hanya satu pribadi yang bisa memuaskannya yaitu Kristus.

Baca Juga: Pernikahanmu Akan Jadi Lebih Kuat! Ini 3 Resolusi Tahun Baru yang Patut Dilakukan

"Ketika saya melihat Yesus untuk memelihara dan menghargai saya - saat saya merangkul kasih-Nya kepada saya dan persatuan saya dengan-Nya - saya merdeka di dalam mencintai suami saya (tidak menuntut). Inilah jalan menuju keamanan dan kepercayaan diri: bersatu dengan Kristus, saya dapat dengan bersukacita dapat menyerahkan diri kepada persatuan duniawi ini, memercayai Tuhan yang sama yang membentuk saya untuk menjadi serupa seperti Anak-Nya sedang bekerja di dalam suami saya juga."

Kita harus benar-benar berusaha untuk menjalani perkawinan kita sebagaimana ditentukan di dalam Efesus 5. Namun terkadang itu gagal terjadi. Pasangan kita akan mengecewakan kita, dan kita akan mengecewakan pasangan kita. Namun, melalui ketergantungan kita pada Kristus, kita akan memiliki kekuatan untuk mengampuni dan melanjutkan pekerjaan pengudusan pernikahan.

Jalan menuju pernikahan Kristen yang langgeng bukanlah jalan yang mudah, tapi sepadan dengan pengorbanan yang kita lakukan di sepanjang jalan tersebut.

Sumber : Crosswalk.com, Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami