Makin Meriah, Peringatan Hari Pekabaran Injil Papua ke-163 Malah Dinilai Kurang Khusyuk
Sumber: antaranews.com

Nasional / 7 February 2018

Kalangan Sendiri

Makin Meriah, Peringatan Hari Pekabaran Injil Papua ke-163 Malah Dinilai Kurang Khusyuk

Lori Official Writer
3204

Bagi masyarakat Papua, 5 Februari adalah hari sakral keagamaan yang jadi tonggak sejarah masuknya pekabaran Injil ke tanah Papua. Dan tahun ini, peringatan pekabaran Injil itu sudah memasuki usianya yang ke-163 tahun.

Dalam rangka memperingati sejarah penginjilan ini, masyarakat Papua, melalui jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) pun menggelar ibadah meriah di Lapangan Sapta Marga Kodim 1705/Paniai, Nabire pada Senin (5/2) kemarin.

Ibadah ini dihadiri oleh Wakil Bupati Nabire Amirullah Hasyim. Di sana dirinya menyampaikan komitmen untuk terus memupuk toleransi beragama di tanah Papua. Sehingga masyarakat bisa hidup saling berdampingan dan saling menjaga keharmonisan, kerukunan dan perdamaian.

“Baik antara jemaat, antara gereja Kristen dengan pemeluk agama lain di Kabupaten Nabire,” ucap Amirullah, seperti dilansir Tabloidjubi.com, Selasa (6/2).

Dia juga mengapresiasi tindakan GKI di Tanah Papua yang selama ini mengambil peran untuk membina keimanan umat Kristiani dan membawa perubahan mendasar bagi peradaban masyarakat di sana.

Baca Juga : Rayakan HUT ke-162, Begini Sejarah Pekabaran Injil Pertama di Papua

Selain menggelar ibadah bersama dengan ribuan jemaat GKI, peringatan masuknya penginjilan di tanah Papua ini juga dimeriahkan dengan beragam rekreasi, seperti berbelanja dan kuliner.


Sayangnya, menurut Robert Rumsayor, salah satu cicit dari penerima Injil di Pulau Mansinam, beragam rekreasi yang menghias peringatan pekabaran injil ini justru sedikit menganggu. Dia pun membandingkan bagaimana peringatan ini di tahun-tahun sebelumnya digelar jauh lebih khusyuk dibanding tahun ini.

“Saat itu orang dilarang beraktivitas jika ibadah masih berlangsung dan umat Kristen yang datang semuanya mengikuti ibadah,” ucap Robert.


Dia merasa peringatan pekabaran Injil di Tanah Papua ini semakin kehilangan esensinya. Apalagi dia melihat ada banyak pengunjung yang datang hanya untuk berekreasi saja dan mengabaikan ibadah peringatan yang seharusnya dijadikan sebagai momen untuk merenungi kembali sejarah peradaban Papua saat pertama kali hidup dalam terang Yesus Kristus.

Baca Juga : Menyongsong Peringatan Pekabaran Injil ke 160

Dia pun mengingatkan panitia pelaksana bahwa peringatan masuknya Injil ini harusnya dijalankan dengan khidmat. “Kalau bisa pengunjung masuk ke sekitar wilayah peribadatan dibatasi. Jika prosesi ibadah sedang berlangsung,” tandasnya.

Sumber : Tabloidjubi.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami