Penembakan
brutal terjadi di Meksiko pada Senin, 5 Februari 2018 pagi. Kejadian ini
terjadi saat sebuah mobil rombongan sedang melaju di tengah perjalanan pulang dari perayaan keagamaan di kota
Juliantla, yang berada di dekat kota kolonial Taxco ke arah Guerrero. Tiba-tiba sebuah kendaraan memotong jalan dan menghentikan mobil tersebut dan segera menembakinya.
Seperti laporan
pihak berwajib, para pelaku tiba-tiba mengeluarkan senjata dan melepaskan tembakan.
Akibat serangan itu, dua orang pendeta yang diidentifikasi bernama Ivan Anorve Jimes
dan Germain Muniz Garcia tewas. Sedang dua pria dan dua wanita lainnya dinyatakan mengalami luka serius.
Terkait serangan
ini, keuskupan Katolik setempat dan Gubernur negara bagian Guerrero pun mengutuk
keras para pelaku. Meskipun serangan terus menerus menargetkan para pendeta, namun
keuskupan Katolik dengan tegas menyatakan akan terus menciptakan perdamaian dan melawan kekerasan.
“Kami tidak
akan berhenti dalam usaha membangun perdamaian di keluarga kami, di komunitas kami,
di negara bagian kami dan di tanah air kami. Setiap haru kami meminta Tuhan untuk perdamaian ini,” demikian dalam pernyataan keuskupan.
Serangan ini
pun menambah daftar tindakan kriminal yang terhadap pemimpin gereja Katolik Meksiko
selama kurun lima tahun terakhir, dimana sebanyak 21 pendeta Katolik tewas terbunuh.
Ada dugaan keras
bahwa serangan ini dilakukan oleh kelompok kriminal yang hendak menguasai perdagangan
narkoba di Guerrero. Para pendeta pun kerap dijadikan sebagai pendamai diantara
kelompok mafia yang bersaing.
Seperti dikabarkan,
kedua pendeta korban serangan ini diketahui hendak kembali dari perayaan Pesta Candelaria
(Candlemas) yang merupakan peringatan penyerahan bayi Yesus di kuil di Yerusalem
dan menjadi tanda peringatan berakhirnya musim Natal. Orang-orang Meksiko merayakan
acara keagamaan ini dengan mendandani bayi Yesus dan membawanya ke gereja untuk
diberkati.