Pernyataan Gubernur Yogyakarta soal Baksos Gereja Katholik Dipersoalkan Organisasi Ini!
Sumber: Fotografi Gereja Katolik Indonesia

Nasional / 2 February 2018

Kalangan Sendiri

Pernyataan Gubernur Yogyakarta soal Baksos Gereja Katholik Dipersoalkan Organisasi Ini!

Budhi Marpaung Official Writer
5280

Pernyataan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono XI yang justru menyalahkan pihak penyelenggara bakti sosial karena menggunakan embel-embel nama gereja dipersoalkan Setara Institute. Menurut Setara Institute, pernyataan itu menimbulkan masalah karena seperti mengganggap kesalahan ada pada korban dalam hal ini Gereja Santo Paulus, Bantul.

Tidak hanya Sri Sultan, menurut pihak Setara Institute, Kepala Kepolisian Resor Bantul Ajun Komisaris Besar Polisi Sahat M. Hasibuan juga telah melakukan hal yang sama dengan menyatakan bahwa pihak gereja kurang melakukan komunikasi kepada masyarakat terkait acara yang mereka lakukan.

"Pernyataan Gubernur dan Kapolres tersebut jelas-jelas problematik," ujar Peneliti Setara Institute Halili sebagaimana dikutip Tempo Interaktif, Kamis, 1 Februari 2018.

Menurut Halili, pola blaming the victim biasa digunakan pemerintah dan aparat dalam merespons kasus intoleransi, dekriminalisasi, serta pelanggaran hak minoritas keagamaan.


Bukan itu saja, pihaknya menganggap pernyataan Gubernur dan Kapolres Bantul menunjukkan kecenderungan negara terhadap kelompok warga tertentu dan penyingkiran kelompok lainnya.

Seperti diketahui, Bakti sosial Gereja Katholik Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta yang rencananya digelar pada Senin, 29 Januari 2018, mendapat penolakan keras oleh sejumlah organisasi massa (ormas) seperti Front Jihad Islam (FJI), Forum Umat Islam (FUI), dan Majelis Mujahiddin Islam (MMI). Mereka menuding pihak gereja telah memakai bakti sosial untuk kristenisasi.

Terkait tuduhan kristenisasi, pihak Gereja Santo Paulus dengan tegas membantahnya. Ketua panitia acara, Agustinus Kelikasih menyatakan bahwa pada prinsipnya Gereja Santo Paulus ingin dapat membaur dengan yang lain.

“Gereja bukanlah instansi yang eksklusif tapi kita inklusif. Kita harus ajur-ajer (berbaur) dengan masyarakat sekitar,” ujar Agustinus.

Baca Juga: Baksos Gereja Yogyakarta Ini Dibubarkan Ormas, Ini Penyebabnya...

Agustinus menyatakan bahwa acara tersebut sudah sering dilakukan tetapi baru kali ini ada pembubaran. Terakhir, mereka melakukannya pada saat Hari Bhayangkara.

Sementara itu Romo Paroki Gereja Santo Paulus, Agustinus Ariawan menjelaskan kalau kegiatan bakti sosial ini adalah rangkaian peringatan 32 tahun berdirinya gereja sekaligus peresmian paroki dari paroki administratif menjadi paroki mandiri.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami