Meskipun masih
belum rampung sepenuhnya, tapi wujud tugu salib Wio Silimo, Jayawijaya, Papua ini
sudah bisa disaksikan berdiri di ketinggian 54 meter. Tugu ini berlokasi tepat di depan kantor Bupati Jayawijaya.
Bupati Jayawijaya
John Wempi Wetipo pernah menyampaikan bahwa pembangunan tugu ini bertujuan sebagai
simbol kemajuan daerah yang dilandaskan oleh injil yang pertama kali masuk ke
tanah Papua. “Angka 54 merupakan simbol dari masuknya injil ke Lembah Baliem pada tahun 1954,” katanya.
Tugu juga akan
dilengkapi dengan lift yang bisa dipakai untuk menikmati pemandangan dari atas salib.
Tak hanya itu, Bupati juga sudah merencanakan pembangunan replika mumi dan rumah
untuk museum benda-benda unik khas Papua. Itu sebabnya mereka menganggarkan dana
sebesar 150 miliar untuk mewujudkan tugu Wio Silimo atau yang dalam bahasa daerahnya berarti Wamena itu.
Pembangunan
tugu ini memang sudah dimulai sejak tahun 2016 silam dan ditargetkan selesai pada
tahun 2017. Namun karena satu dan lain hal, proses pembangunan masih belum tuntas
sampai awal bulan Januari 2018 ini. Itu sebabnya, pemerintah kabupaten (pemkab)
Jayawijaya kembali menganggarkan dana belanja sebesar 27 miliar untuk penyelesaian tugu tersebut.
“Pembangunan
Wio Silimo, kami anggarkan Rp 27 sampai Rp 28 miliar untuk penyelesaiannya,” ucap
Wetipo, seperti dikutip Tabloidjubi.com,
Senin (11/12).
Masa jabatan
bupati yang akan berakhir di tahun 2018 mendatan pun membuat Wetipo terdesak untuk
menyelesaikan proyek tersebut.Dia mengaku tak mau meninggalkan sisa pekerjaannya kepada bupati baru yang akan terpilih di periode mendatang.
Kepala Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Petrus Mehuze menyampaikan bahwa pembangunan
Wio Silimo memang terus digenjot dan ditargetkan akan diresmikan di akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya.
Muncul Dugaan Korupsi Salib Wio Silimo
Proses penyelesaian
pembangunan tugu ini pun sempat mendapat penolakan dari DPRD. Apalagi belakangan
ini muncul dugaan korupsi pembangunan oleh kontraktor bernama Soedjito yang kemudian
menyeret nama Bupati. Korupsi pembangunan tugu ini pun merugikan negara sebesar
lebih dari Rp 11 miliar.
Meski
begitu, Wetipo seolah tak menggubris isu keterlibatan dirinya dan terus fokus menuntaskan
proyek ini sebagai tugas akhir yang harus diselesaikan.