Dengan modal
tabungan sebesar 25 ribu dolar, Shannon Keith bertekad membuka bisnis fashionnya.
Bukan semata-mata untuk meraup keuntungan, tapi Keith justru membangunnya untuk
satu tujuan mulia yaitu melindungi perempuan dari kejahatan perdagangan seksual.
Karena itulah
Keith mempekerjakan wanita-wanita korban perdagangan seksual di India. Dia berharap
bahwa pekerjaan ini bisa jadi alternatif bagi mereka untuk menghasilkan uang dan menghidupi keluarganya.
Perusahaan Keith
yang diberi nama Sudara itu berbasis di Bend, Oregon dan sudah memiliki 16 karyawan
penuh waktu. Dengan pekerjaan ini dia rindu bisa membantu mereka hidup lebih baik.
Keith pun menjual
beragam pakaian fashion, mulai dari jubah sampai perlengkapan ruang santai yang
trendi. Semua produknya benar-benar dibuat dengan ciri khas busana India. Pakaian
itu dijahit oleh wanita yang tinggal di India. Sejauh ini, dia masih bisa membiayai proses produksi fashionnya dengan pejualan yang ada.
Awal kisah Shannon Keith membuka bisnis fashionnya
Keith mengisahkan
bahwa awal pertama dirinya tertarik membuka bisnis ini bermula saat dirinya berkunjung
ke India pada tahun 2005. Saat itu dia pergi untuk tujuan menyumbangkan sebuah
sumur air bersih kepada mertuanya. Tanpa sepengetahuannya, sumur itu ternyata dibangun
di kawasan pusat bordil (rumah pelacuran, red). Selama di sana, diapun banyak mendengar tentang perdagangan
seksual dan menyaksikan wanita-wanita dipaksa untuk menjual tubuh mereka demi memberi keluarganya makan.
Saat itulah
dia mulai tergerak untuk membantu wanita-wanita di sana dengan ide membuat sebuah
organisasi yang bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka. Pelatihan keterampilan menjahit pun jadi pilihan yang tepat.
Berkat ketertarikannya
dengan tekstil global, Keith pun mengajari wanita-wanita India itu membuat pakaian dan beragam busana khas India.
Tantangan yang dihadapi selama membangun organisasinya
Keith mengaku
harus menghabiskan modal sebesar 25 ribu dolar di awal pembangunan bisnisnya. Bisnis
ini pun kemudian terus berkembang dan memperolah status nirlaba. Dari sana,
mereka mulai mendapat sumbangan dari berbagai kalangan. Tahun 2015, organisasi ini
berubah jadi perusahaan sosial yang berdiri sendiri.
Sampai saat
ini, Keith dan semua wanita (sekitar 200 orang) yang bekerja dengannya terus memperbaiki
kualitas barang yang mereka hasilkan menjadi barang buatan tangan yang unik dan
berbeda. Misi sosial kemanusiaan yang diusungnya dibalik perusahaan fashion ini
pun terus disebarluaskan kepada setiap konsumennya, dengan harapan akan banyak orang
yang berkontribusi untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dan menciptakan dunia
yang lebih baik.