Masih ingat
peristiwa gerhana matahari pada 9 Maret 2016 lalu? Fenomena ini bahkan menyedot
perhatian masyarakat karena Indonesia adalah salah negara yang langsung dilintasi oleh gerhana ini.
Di awal tahun
ini, lembaga penelitian luar angkasa NASA secara resmi menyampaikan kalau akan ada
peristiwa gerhana yang muncul pada Rabu, 31 Januari 2018 nanti. Gerhana ini
bahkan dinilai berbeda karena terjadi dengan kombinasi gerhana bulan dan matahari yang disebut Blue Blood Supermoon.
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah mengklarifikasi hal
ini. Blue Blood Supermoon kali ini dinilai sebagai peristiwa langka karena gerhana
bulan total ini tejradi pada saat supermoon
atau saat bulan purnama berada di titik orbitnya yang terdekat ke bumi yang akan membuat gerhana tampak lebih terang 30 % dan lebih besar 14 %.
“Ini fenomena alam biasa tapi langka. Kejadiannya seratus tahun lebih, bahkan yang terakhir, mungkin 150 tahun,” ucap Dwikorita, Kepala BMKG.
Baca Juga :
Meski begitu,
fenomena langka ini rupanya banyak menarik minat masyarakat Indonesia juga. Berbagai
persiapan untuk menyambut gerhana ini sudah dibuat, beberapa diantaranya yang akan terjadi adalah:
Pemadaman lampu-lampu di Monas
Lampu-lampu
yang menghiasi kawasan Monas dipastikan akan padam di malam gerhana Blue Blood
Supermoon terjadi. Masyarakat juga dipersilahkan melihat gerhana bulan dari
puncak Monas karena akan dibuka sepanjang terjadinya gerhana. “Bisa juga naik
ke cawan Monas. Muungkin ada yang bawa teropong untuk lihat gerhana,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Pengelola Kawasan Monas Arista Nurbaya.
Umat Islam Dihimbau Lakukan Ibadah Massal
Umat beragama
Islam justru menyambut fenomena ini dengan beribadah salat. Hal ini dilakukan karena
gerhana ini muncul persis dengan salah satu peringatan keagamaannya yang
disebut 14 Jamadil Ula 1439 H. Selain salat, umat beragama di Indonesia juga diimbau melakukan ibadah dan kebaikan lainnya seperti beramal dan bersedekah.
Bisa Picu Tingginya Air Pasang
Lembaga
BMKG mengklaim kalau fenomena Blue Blood Supermoon nanti akan berdampak pada
cuaca dan gelombang laut di wilayah Indonesia mulai 30 Januari sampai 1 Februari.
“Masyarakat diimbau untuk mewaspadai tinggi pasang maksimum. Pasang maksimum dapat mencapai 100-140 sentimeter,” ucap Dwikorita, seperti dikutip Tribunnews.com.
Baca Juga :
Dia juga menghimbau
kalau gerhana ini bisa juga menyebabkan surut minimum mencapai minus 100-110
sentimeter. “Dapat terjadi di seluruh wilayah pesisir, antara lain pesisir Sumatera
Utara, barat Sumatera Barat, selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah dan Jawa Timur dan Kalimantan Barat,” terangnya.
Sementara seorang
peneliti asal Belanda Frank Hoogerbeets mengklaim kalau fenomena gerhana ini akan
memicu gempa bumi yang dahsyat. Dia mengklaim kalau peningkatan gaya
elektromagnetik pada fenomena Supermoon mendorong terjadinya tekanan di
garis-garis patahan bumi. Dia memperkuat klaimnya dengan membeberkan fakta bahwa
beberapa gempa besar terjadi saat bulan penuh. “Faktanya, sejarah mencatat beberapa
gempa besar terjadi ketika bulan penuh, seperti gempat 9.3 skala richter di
Aceh pada 26 Desember 2004, dan gempa 9.2 skala richter di Alaska pada 28 Maret 1964,” ucap Hoogerbeets.
Meskipun prediksi
ini diyakini kuat oleh Hoogerbeets dan timnya, sejumlah besar ilmuwan justru meragukan
hal itu. Dia bahkan pernah memprediksi gempa besar pada Desember 2015 lalu tapi
justru tak terbukti. Hal inilah yang membuat ilmuwan ragu dengan prediksinya
kali ini.
Apa ya kira-kira kejadian yang bakal terjadi waktu fenomena gerhana ini? Daripada terus nanya-nanya mending didoain aja ya supaya gerhana
langka ini terjadi tanpa menimbulkan efek negatif dan kita berharap hal yang baiklah yang bakalan terjad dan Tuhan ambil kendali atas hal itu.