Beberapa waktu yang lalu
saya menemui seorang ibu yang sedang menggendong anaknya selama berjam-jam
sambil menunggu sesuatu. Lalu lelaki disampingnya yang adalah adik nya sendiri
mencoba untuk menggantikan sang ibu dan menggendong sang bayi. Beberapa menit
kemudian kedua tangannya gemetaran dan dia mengembalikan sang anak kepada
ibunya. Dia heran bagaimana seorang ibu
yang kurus sanggup menggendong sang bayi selama berjam-jam, apakah dia tidak kelelahan?
Yap, mungkin sebagaian
daripada kamu akan mempertanyakan hal yang sama namun tahukan jawaban apa yang diberikan oleh sang ibu kepada pria tersebut?
“Masalahnya bukan karena
saya nggak lelah, tetapi saya menahan rasa lelah itu. Bukan karena nggak ada beban, melainkan mau menanggung beban itu. Karena saya sangat mencintai anakku.”
Wow! Kata-kata itu
membuatku terkesan dan berani katakan bahwa “ karena cinta, nggak ada satupun
beban yang terlalu berat untuk dipikul.” Saya berpikir bahwa diantara kamu
sedang mengalami sebuah beban yang rasanya berat, mungkin beban dalam pekerjaan
atau hidup dan hubunganmu dengan Tuhan. Ucapan ibu itu membawa kita untuk
bertanya kepada diri sendiri “apakah kamu mencintai pekerjaan,pasangan dan dirimu?”
Saat Yakub bertemu dengan
Lea dan Rahel, dia sangat jatuh cinta kepada Rahel. Walaupun memang sang
ayah,Laban menipu juga menjebak Yakub dan membiarkannya menikahi Lea dan bukan
Rahel. Tapi Yakub tetap mempertahankan cintanya atas Rahel sehingga tanpa pikir
panjang, dia menghadap Laban untuk memperistri Rahel dan menerima persyaratan dimana Yakub harus bekerja menjadi hamba Laban selama 7 tahun lagi.
Kejadian 29:20:” Jadi
bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan Rahel itu, tetapi yang
tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.”
Wow bukan? Cinta
mengalahkan kelelahan dan Yakub berhasil melakukannya sehingga akhirnya dia mendapatkan Rahel.
Demikian pulalah dengan
apa yang sedang kita lalui didunia ini. Entah itu pekerjaan, rumah tangga,
hidup ataupun pelayanan. Semuanya nggak akan bertahan lama dan baik-baik saja
dalam kebenaran jika kita nggak membiarkan diri kita mencintainya terlebih dahulu.
Mengapa Yesus kuat di
hina, di olok, ditusuk hingga mati dikayu salib? Semuanya karena kasih dan cintanya akan kita umat manusia.
Yohanes 3:16: “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Sungguh Tuhan kita adalah Allah yang luar biasa!