Semua orang
yang baru menikah pasti punya ekspektasi tinggi akan kehidupan pernikahannya.
Salah satunya berharap istilah ‘happily ever after’ itu terjadi. Sayangnya,
kenyataan pernikahan nggak seindah kayak di cerita dogeng loh. Setiap pasangan
akan mulai menyadari bahwa harapan-harapan yang sudah memenuhi kepalanya kemungkinan nggak bakal terjadi di alam nyata.
Sesuatu yang dimulai dengan kebahagiaan itu hari demi hari berubah jadi kekecewaan dan kesepian yang menyiksa. Banyak pasangan yang memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dan kembali mengulangi hal yang sama dalam hubungannya yang lain.
Baca Juga :
Banyak pasangan
yang tak menyadari bahwa kegagalan sebuah pernikahan banyak terjadi karena kebiasaan
yang buruk. Dari catatan yang dikutip di buku Eight Lessons for Happier Marriage
oleh William dan Carleen Glasser, dituliskan bahwa ada tujuh kebiasaan buruk yang menghancurkan pernikahan.
1. Mengkritik. Kebiasaan mengkritik pasangan
dinilai sebagai kebiasaan yang paling buruk. Sebagai pasangan, cobalah untuk mengambil
waktu mendengar argument-argumenmu soal suami atau istrimu. Maka hampir semua dari argument itu adalah bentuk kritikan.
2. Menyalahkan. Setelah kebiasaan mengkritik, kebiasaan
lain yang muncul adalah suka menyalahkan. Hal ini biasanya dialami oleh
pasangan-pasangan yang tidak bahagia dalam pernikahannya. Setiap percakapan yang
mereka buat biasanya banyak mengandung kalimat-kalimat yang ‘menyalahkan’,
mungkin itu bukan menyalahkan kesalahan pasangan;tapi juga kesalahan orang lain.
Mungkin kalau istri mengkritik, maka suami akan menyalahkan dan muncullah kebiasaan lainnya.
3. Komplain. Saat suami istri saling melemparkan
kritik dan menyalahkan, maka keduanya akan mulai saling mengkomplain. Keduanya tampak
cukup gengsi untuk mengalah dan ingin mengakui kesalahan. Saat perang argument terjadi, biasanya salah satu pasangan akan mulai melakukan kebiasaan yang lain.
4. Mengomel. Biasanya pihak istrilah yang paling
sering melakukan kebiasaan ini. Saat kritik atau argumennya tampak tak mempan menyerang
pasangan, istri akan mulai meluncurkan serangan yang tak berkesudahan yaitu mengomel.
Nggak heran kalau seorang istri bisa mengomel sepanjang hari karena keahlian komunikasi demikian memang sudah diwariskan kepada kaum hawa.
5. Menyerang. Tentu saja omelan istri nggak langsung
membuat suami mengalah dan mengakui kesalahan. Sebaliknya, suami bisa saja terpancing dan mulai meluncurkan serangan.
6. Menghukum. Biasanya hal ini akan terjadi ketika
suami tak lagi sanggup mendengar omelan atau sikap suaminya. Biasanya hal ini ditandai dengan tindakan kekerasan fisik atau ancaman yang mengerikan.
7. Menyuap atau memanipulasi. Dalam hal
ini, suami atau istri yang tak sanggup mendengar ancaman atau kritikan pasangan
akan mulai melakukan cara yang cukup bisa menenangkan situasi. Ada sebagian pasangan
yang mulai menyuap atau memanipulasi pasangannya dengan janji-janji atau solusi yang sebenarnya tak menyelesaikan masalah mereka.
Jika ketujuh
kebiasaan ini terus dipelihara dalam pernikahan, suami dan istri tak akan pernah merasakan kebahagiaan yang diimpikannya di awal pernikahan.
Karena itu penting
sekali untuk mulai mengubah kebiasaan buruk di atas dengan tujuh kebiasaan sehat
ini yaitu: saling mendukung baik lewat
ucapan maupun tindakan; saling mendorong
dengan pujian dan sanjungan yang membuat pasangan merasa dihormati. Selain itu,
pasangan juga harus membangun kebiasaan saling
mendengar. Ini adalah kebiasaan yang paling penting untuk dipraktikkan dalam
hidup berumah tangga. Kemudian kebiasaan ini bisa didukung oleh rasa saling menerima, baik dalam buruk
maupun baik keadaannya. Penerimaan adalah hal yang paling esensial dalam
pernikahan menyusul rasa saling percaya
yang mampu meruntuhkan segala kecurigaan dan insecurity.
Dua kebiasaan
lainnya adalah rasa saling menghormati
sebagai partner kerja dalam membangun rumah tangga. Dan hal yang nggak kalah pentingnya
adalah dengan membangun kebiasaan bernegosiasi
dan saling menerima perbedaan yang ada.
Dari tujuh kebiasaan
buruk di atas, kira-kira poin manakah yang seakan masih sulit untuk disingkirkan
dari pernikahanmu? Mulailah mengubahnya dengan kebiasaan-kebiasaan sehat di
atas dan alamilah pernikahan yang bahagia.