Mumpung Awal Tahun, Yuk Nostalgia dengan 3 Perbedaan Hidup Era Digital Vs Jaman Dulu Ini

Finance / 9 January 2018

Kalangan Sendiri

Mumpung Awal Tahun, Yuk Nostalgia dengan 3 Perbedaan Hidup Era Digital Vs Jaman Dulu Ini

Inta Official Writer
2140

Saat kita ngomongin masa lalu, pasti deh kita langsung ngebayangin gimana susahnya kita buat berkomunikasi jarak jauh dengan kerabat, teman, atau keluarga. Nggak cuma perihal komunikasi, era digital juga memungkinkan kita bisa mengakses informasi super cepat, nggak kayak dulu dimana kita harus nongkrong di depan TV atau radio dan baca koran untuk mendapatkan informasi. 

Selain komunikasi dan informasi, ternyata sikap atau perilaku kita dalam menyikapi uang atau finance juga menjadi berbeda, lho. Kita simak perbedaan sikap kita terhadap uang pada kehidupan pada era digital versus jaman dulu, yuk. 

1. Transaksi 

Masih ingat nggak sih kalau dulu, setiap bertransaksi kita harus rela membawa dompet yang tebal berisi uang cash? Baik kita sebagai pembeli atau penjual, yang namanya transaksi harus ada uang dalam bentuk fisik. Pola beli jaman dulu adalah kita datang, setor uang, lalu bawa barang yang telah kita beli. 

Bedain sama sekarang dimana secara nggak sadar kita jadi 'cashless' karena memilih untuk bertransaksi dengan sistem gesek, baik itu gesek dari kartu debit atau kredit. Dalam urusan membeli, kita dimudahkan dengan toko-toko online yang menyediakan barang lebih beragam tanpa harus panas-panasan keluar rumah. 

Cukup mendatangi website atau akun sosial media, kemudian transfer, maka barang akan dikirim langsung ke rumah kita. Canggih banget, kan? Bahkan beberapa toko online memberikan fasilitas bayar di tempat, lho. Jadi buat kita yang mager alias males gerak buat ke atm, cocok nih pakai cara ini untuk bertransaksi. 

2. Minjem uang atau kredit barang 

Ketika kita kekurangan dana untuk kebutuhan tertentu, kita akan berbondong-bondong pergi ke bank untuk meminjam uang. Syarat agar bisa mendapatkan pinjaman tersebut beragam, bisa surat BPKB kendaraan, surat tanah, atau barang-barang yang lain. Prosesnya juga cukup rumit dan lama. 

Jangan harap dapat uang pinjaman kalau kita tidak memiliki track record yang baik di bank tersebut. Saking sulitnya untuk mendapat pinjaman di bank, orang-orang cenderung pergi ke rentenir atau perseorangan yang menyediakan jasa peminjaman uang tertentu. 

Hal yang sama ketika kita hendak mengkredit barang, kita harus mendatangi toko, mengisi sejumlah formulir, kemudian jika sudah cocok, baru kita bisa membawa pulang barang tersebut.

Jaman era digital memungkinkan kita mendapatkan pinjaman dana hanya dengan modal kepercayaan. Iya, tanpa agunan. Contoh saja kartu kredit, kalau dulu pengajuan kartu kredit sangatlah sulit harus melewati beberapa proses, kini pihak bank yang justru menawarkan kartu kredit kepada kita. Jika dipakai dengan bijak, dari kartu kredit kita bisa beroleh sejumlah modal tanpa agunan. 

Ada beberapa aplikasi yang memungkinkan kita untuk mengkredit suatu barang tanpa agunan sama sekali. Wow. Tanpa harus lihat siapa kita, apa yang kita punya, cukup download aplikasi tersebut, maka kita akan memiliki jumlah limit tertentu untuk membeli suatu barang dengan cara kredit. 

3. Modal

Kalau dulu, para pengusaha cenderung mengatakan sulit untuk bisa ekspansi bisnisnya perihal kurangnya modal. Kalau tidak ke bank, jaman dulu kita cenderung minta modal ke kenalan agar mau investasi di bisnis kita. Boleh jadi berbentuk saham, sponsor, atau yang lainnya. 

Hal diatas masih banyak dilakukan, namun sebenarnya ada banyak perusahaan yang menyediakan modal buat kita. Coba deh cek aja di internet. Semakin kita mantap dengan bisnisnya, maka kita juga akan lebih mudah mendapatkan modal usahanya. Dewasa ini ada banyak perusahaan modal yang memberikan modal hanya berbekal ide bisnis saja.

Kuncinya sih, kita harus tetap bijak terhadap perkembangan teknologi yang ada. Walaupun semua sudah serba mudah, kita juga harus menyikapi dengan harta yang kita miliki. Kira-kira apa lagi ya inovasi yang akan ada di Indonesia?


Sumber : berbagai sumber/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami