Momen pergantian
tahun di Mesir diwarnai dengan dua serangan teroris. Serangan pertama terjadi pada
Jumat, 29 Desember 2017 lalu di sebuah gereja di wilayah selatan Kairo. Kemudian
serangan kedua disusul pada Senin, 1 Januari lalu di depan sebuah toko minuman keras yang juga terletak di wilayah Kairo.
Tentu saja dua serangan brutal ini menimbulkan ketakutan bagi masyarakat setempat, khususnya bagi umat Kristen Ortodoks Mesir yang akan merayakan Natal pada 7 Januari, Minggu ini.
Baca Juga : Terjadi Lagi, Kini Gereja Dekat Kairo Yang Jadi Sasaran Tembak Teroris
Untuk mengantisipasi serangan tak terduga, pemerintah Mesir melalui Menteri Dalam Negeri Magdy Abdel-Ghaffar pun segera mengadakan pertemuan pada Kamis kemarin bersama pejabat tinggi kementerian dan deputi dalam rangka menyusun rencana pengamanan ketat di berbagai rumah ibadah Kristen selama perayaan Natal berlangsung.
Ket : Menteri Dalam Negeri Mesir Magdy Abdel-Ghaffar gelar rapat dengan petinggi negara Mesir
Abdel-Ghaffar
sudah memerintahkan pengamanan tingkat tinggi dan yang akan dilakukan secara intensif
di sekitar gereja-gereja, jalanan umum dan tempat-tempat umum lainnya yang juga digunakan sebagai lokasi perayaan Natal.
Setiap tahunnya Ortodoks Mesir memang merayakan Natal lebih lama dari perayaan Natal umat Kristen pada umumnya yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Sebagai negara dengan penduduk yang banyak menganut keyakinan Kristen Ortodoks, pemerintah Mesir tetap memberikan kebebasan dan hak yang sama bagi setiap warga negaranya untuk merayakan Natal.
Baca Juga : Umat Kristen di Mesir Kembali Jadi Korban Teroris! 2 Orang Tewas Saat Tahun Baru 2018
Namun, kelompok
teroris kerap kali menargetkan serangan terhadap gereja-gereja Mesir. Hal ini sudah
terjadi selama dua tahun belakangan ini. Akibat serangan, ada puluhan orang Kristen yang tewas terbunuh.
Sementara serangan
yang terjadi di Gereja Mar Mina di Helwan Kairo pekan lalu menewaskan 9 orang dan
melukai sedikitnya 9 orang. Pelaku serangan dilakukan oleh dua orang pria bersenjata yang mengendarai motor.
Serangan brutal
lainnya juga terjadi saat perayaan Minggu Palma pada bulan April 2017 lalu. Serangan
dilakukan oleh dua orang yang melakukan bom bunuh diri di Gereja St. George di Tanta
dan Katedral St Mark di Alexandria. Akibat dua serangan ini, sebanyak 47 orang tewas.
Sementara serangan
lainnya juga terjadi pada Desember 2016 lalu, dimana sebuah bom bunuh diri terjadi
di Gereja St Peter dan St Paul di Kairo dan menewaskan 29 orang. Sedihnya, kebanyakan dari korban tewas adalah wanita dan anak-anak.
Serentetan serangan
itu pun memiliki motif yang sama dan diduga kuat dilakukan oleh kelompok teroris
yang sama.
Sebagai bentuk
kepedulian kita kepada saudara-saudara kita di Mesir, mari berdoa supaya perlindungan
dan penjagaan Tuhan pun terjadi atas langit Mesir. Sehingga perayaan Natal Ortodoks
yang akan digelar pada 7 Januari mendatang berlangsung dengan aman dan penuh
damai.