Menjadi orangtua
adalah pekerjaan rumah yang nggak bakal pernah usai. Sampai kapanpun, sebagai orangtua, kamu akan tetap jadi orangtua bahkan ketika anak-anakmu sudah beranjak dewasa.
Tugas salah
satu tugas terberat yang mungkin akan dihadapi orangtua adalah sejak anak-anaknya
sudah mulai beranjak remaja dan dewasa. Akan ada banyak konflik dan ketidaksepahaman
yang muncul. Apalagi kalau hal itu berkaitan dengan bentuk komunikasi yang tidak sejalan.
Nah, memasuki tahun yang baru ini tak ada salahnya untuk kembali mengevaluasi diri dan belajar untuk menjadi orangtua yang lebih baik bagi anak-anakmu. Siapa tahu memang cara komunikasi antara kalianlah yang kurang tepat.
Baca Juga : 5 Nasihat Ini Ternyata Suka Diabaikan Anak-anak Remaja Tapi Amat Penting Buat Hidup Mereka
Berikut 6 cara komunikasi yang mungkin bisa kamu ubah sebagai resolusi di tahun 2018 ini:
1. Ambil waktu untuk ngobrol berdua sama anak
Kapan terakhir
kali kamu ngobrol berdua bareng anak? Bukan cuma bicara seadanya loh, tapi membicarakan
tentang sesuatu yang mendalam. Misalnya, kalau anakmu adalah remaja ada baiknya
menanyakan soal sekolahnya, hobinya atau teman-teman sepergaulannya. Hal ini akan membuatnya merasa bahwa orangtuanya peduli dengan masalah kehidupannya.
2. Bangunlah tradisi mengobrol bersama anak
Berkomunikasi
juga diperlukan pengenalan akan siapa orang yang kita ajak berbicara. Dalam menghadapi
anak pun, orangtua butuh seni berkomunikasi yang tepat. Karena itulah sangat penting
bagi orangtua untuk mengenal lebih dulu pola berkomunikasi yang anak inginkan. Setelah
itu, mulailah berbicara sebagaimana orangtua dengan anak. Setelah dia merasa nyaman dengan gaya berbicaramu, maka bangunlah sebuah tradisi mengobrol dengan dia.
Kamu bisa memulainya
hanya sekitar 15 menit setiap harinya, baik itu pagi, siang atau malam hari. Bisa jadi kebiasaan ini akan membangun kedekatan kalian.
3. Jadilah pemberi masukan dan bukan penuntut
Faktanya setiap anak benci dengan tekanan atau tuntutan yang berlebihan dari orangtua. Sebaliknya mereka akan jauh lebih nyaman ketika orangtuanya bersikap lebih pro dan bisa jadi pemberi masukan. Jangan heran kalau kamu mungkin mendapati anakmu kesal, marah atau bahkan berontak saat mereka disuruh ini itu dengan nada keras. Itu artinya cara komunikasimulah yang kurang tepat.
Jadi, supaya kalian tak lagi bermasalah dalam hal ini, yuk ubah cara komunikasimu.
4. Jadilah pendengar yang baik
Bagaimanapun
anak ingin orangtua yang peduli pada kehidupan mereka baik soal sekolah, pekerjaan,
hobi ataupun hubungan asmara mereka. Anak punya kecenderungan untuk mau
didengarkan dan bukan hanya terus jadi pendengar. Anak juga butuh menceritakan semua
pengalaman atau hal-hal menakjubkan dalam hidupnya, itu sebabnya orangtua perlu jadi pendengar yang baik.
Saat anak mulai
bercerita atau berbagi soal pengalaman hidupnya, dengarkan dia. Jangan mengalihkan
pembicaraan kepada hal lain sebelum dia menyelesaikan ceritanya. Lalu tanggapi ceritanya dengan penilaian yang jujur dan terus terang.
5. Libatkan anak dalam percakapan besar
Ada banyak orangtua
yang selalu berpikir kalau anak-anak mereka masih belum mampu dilibatkan dalam obrolan-obrolan
besar. Seperti hal soal masalah keluarga besar atau masalah keuangan keluarga.
Padahal, saat anak-anakmu sudah mulai beranjak remaja menuju dewasa, mereka seharusnya
perlu dimintai pendapat atau respon mengenai banyak hal. Karena dengan itu, mereka
juga akan lebih mengenal orangtuanya sebagai pribadi yang terbuka. Semakin terbuka orangtua kepada anak-anaknya, maka hal sebaliknya pun akan terjadi.
6. Ubah ceramah menjadi motivasi
Anak-anak di jaman millennial ini bukan lagi anak-anak
yang suka mendengarkan ceramah. Karena mereka hanya cenderung akan mengikuti perkataan seseorang apabila hal itu diikuti dengan tindakan yang nyata.
Jadi, supaya
anak nggak bosen bahkan muak dengan setiap ucapan atau ocehanmu, lebih baik mengubah ceramahmu menjadi komunikasi yang memotivasi.
Selain itu,
orangtua juga harus rela membebaskan anak untuk mengambil keputusan sendiri. Tapi
dengan syarat memberikan mereka pandangan lebih dulu soal akibat atau risiko yang
bisa mereka hadapi kalau-kalau mengambil pilihan yang salah.
Masih ada waktu
sekitar 361 hari lagi loh di tahun 2018 ini. Karena itu, mari terus pupuk hubungan
yang sehat dan baik dengan anak-anak lewat cara komunikasi yang baik.