Bukan Dewa Yang Tidak Pernah Salah, Ini Kata Alkitab Mengenai Pemimpin

Kata Alkitab / 1 January 2018

Kalangan Sendiri

Bukan Dewa Yang Tidak Pernah Salah, Ini Kata Alkitab Mengenai Pemimpin

Inta Official Writer
2512

Tahun 2017 lalu, ada sebuah berita mengenai pembunuhan sepasang suami istri. Bahkan, tidak hanya dibunuh, namun mereka juga di rampok. Sepasang suami istri ini memiliki sebuah usaha konveksi yang memiliki beberapa karyawan. 

Menurut karyawan, pasangan tersebut dikenal sebagai pemimpin yang sangat baik. Begitu juga oleh para tetangga, mereka dikenal sebagai pasangan yang ramah dan baik. 

Namun, kisah mereka berakhir dengan miris. Pasalnya, pelaku pembunuhan sepasang suami istri ini adalah mantan karyawan korban. Satu diantaranya bahkan sudah mengabdi selama 20 tahun. Apa motifnya? Menurut pengakuan, mereka merasa sakit hati karena tidak diberi pesangon ketika diberhentikan.

Berita ini kemudian mengingatkan kita kepada sebuah cerita di Alkitab yang berkisah mengenai karyawan yang kecewa terhadap majikannya. Masih ingat cerita Yakub yang ditipu oleh majikan yang merupakan pamannya sendiri? 

Berbeda dengan cerita diatas, Yakub mampu mengendalikan dirinya saat merasa tertipu oleh majikannya. Ya, meski Yakub menganggap waktu bekerja 7 tahun sebagai waktu yang sebentar karena cintanya pada Rahel, ditipu seperti itu sangat menyakitkan. 

Ibaratnya, majikan sudah menjanjikan akan memberikan “bonus besar” setelah ia bekerja selama 7 tahun, tapi begitu 7 tahun itu tuntas, bonus yang sudah dijanjikan itu malah tidak cari. Bukannya menerima bonus,Yakub malah diberi janji yang lain.

Saat memutuskan untuk menjadi karyawan, kita juga harus siap untuk bekerja dengan prinsip “pemimpin juga adalah manusia biasa.” Dengan demikian, kita juga akan selalu mengingat bahwa sebagai manusia biasa, pemimpin juga memiliki dua karakter dasar yang dimiliki manusia biasa, yakni lupa dan kesalahan. 

Prinsip inilah yang kemudian seharusnya menjadi dasar untuk kita menilai pemimpin serta merespons segala kebijakan dan keputusan pemimpin. Kemungkinan seseorang lalai itu sangat. Pemimpin bukan manusia setengah dewa. 

Sebaik – baiknya pemimpin, ada waktunya juga ia akan melakukan kesalahan dan lalai. Nah, pada saat seperti ini, karakter kita sebagai orang yang mengasihi Kristus akan diuji. Dianggap demikian karena Yesus meminta kita untuk mengasihi musuh, dimana orang-orang tersebut cenderung merugikan kita. 

Diluar sana pasti kita akan menemui orang-orang yang berbeda, demikian juga pemimpin yang berbeda. Meskipun demikian, Alkitab berkata bahwa kita juga harus setia terhadap majikan kita, seperti apa yang tertulis pada 1 Petrus 2:18, “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramahm tetapi juga kepada yang bengis.” 

Walaupun terlihat sulit, namun ayat di atas berarti bahwa sebagai bawahan, kita diminta untuk tunduk dan hormat kepada atasan kita. Bukan hanya atasan yang baik dan lemah  lembut, namun juga atasan yang jutek atau cenderung berperilaku buruk terhadap kita. 

Alasan mengapa kita harus melakukan hal tersebut ada dalam Titus 2:9-10, “Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.”



Sumber : bebagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami