Jangan Jadi Kambing, Jadilah Domba
Kalangan Sendiri

Jangan Jadi Kambing, Jadilah Domba

Puji Astuti Official Writer
      6553

Matius 25:32-33

Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu48[/kitab] ; [kitab]Kisah20[/kitab] ; [kitab]Imama6-7[/kitab]

Sekarang saya sudah menjadi petani selama hampir dua tahun, saya telah belajar beberapa hal.

Misalnya, saya dapat memberitahumu bahwa bushhog itu bukanlah babi bersembunyi di semak- itu adalah sebuah mesin. Dan jerami dari pohon gandum (straw) dan jerami rumput (hay) itu tidak sama- coba saja tanya pada kuda. Apakah kamu tahu bahwa ayam betina tidak perlu ayam jantan untuk bisa bertelur? Saya tahu. Sekarang.

Saya juga bisa membedakan antara domba dan kambing. Begitu juga Tuhan.

Jika kamu melihat pada bacaan hari ini dalam Matius 25: 31-46 kamu bisa melihat apa yang saya maksud. Yesus berbicara tentang hari ketika Dia akan menghakimi bumi. Ayat 31-32 ini menyatakan:

"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,"

Yesus melanjutkan dengan menjelaskan apa yang Dia maksud. Dalam cerita itu, domba mewakili orang percaya sejati dan kambing mewakili mereka yang mengaku percaya tapi tidak sungguh-sungguh. Si 'kambing' menunjukkan mereka tidak benar-benar beriman dengan kurangnya tindakan mereka.

Saya tidak mengatakan bahwa orang bisa ke sorga karena perbuatannya, itu tidak hanya mustahil tapi juga tidak alkitabiah. Saya hanya berbagi dengan Anda apa yang dikatakan Anak Allah.

Dan apa yang Dia katakan penting. Pemberi hidup. Dia juga yang mengambil hidup.

Dalam dunia di mana orang menyebut Tuhan atau Yesus atau spiritualitas, sangat  penting untuk memahami apa artinya itu - atau mungkin yang tidak dimaksud itu apa.

Bukan berarti ketika orang menyebut Tuhan itu adalah Tuhan yang ada dalam Alkitab. Orang-orang suka berdandan seperti dewa hingga terlihat seperti mereka. Seperti orang-orang Yunani jaman dulu - dewa yang kompromii dengan perzinahan atau berbohong atau kekejaman.

Tuhan Yahwe melampaui semua itu.

Para  'kambing' bicara tentang Yesus sebagai orang hebat atau seorang nabi, atau salah satu cara untuk mencapai Tuhan. Namun Yesus berkata "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Yohanes 14: 6

Yesus menuntut eksklusivitas.

Seseorang mungkin berkata, "Saya orang yang spiritual."

Tanggapan saya adalah "Tapi apakah kamu sudah diselamatkan?"

Kamu mungkin akan terkejut jika kamu mengatakan kata-kata kepada seseorang-bahkan wajah marah, dan di beberapa negara kamu mungkin akan di penjara atau disiksa atau bahkan mati. Itu hanya berarti kamu domba.

Dan beberapa dari kamu yang membaca renungan ini mungkin kambing dan bahkan mungkin tidak menyadari hal itu. Kamu mungkin melayani di gereja  dan tidak pernah absen sekolah minggu. Tapi itu tidak ada artinya karena kamu melakukan semuanya untuk alasan yang salah. Mungkin tekanan dari keluargamu, atau tradisi, atau gereja adalah bentuk lain dari jejaring sosial untukmu.

Saya punya satu kata untukmu-bertobatlah! Berbalik dari mempercayai bahwa perbuatanmu akan menyelamatkanmu atau ide kamu sendiri tentang siapa itu Allah dan datanglah kepada Yesus Kristus hari ini.

Atau kamu akan menghadapi penghakiman-Nya nanti.

Dengarkan ayat 41 di bagian terakhir  Matius  pasal 25 ini:

"Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya."

Jangan jadi kambing, jadilah domba.

Masa depanmu di kekekalan tergantung pada hal itu.

Copyright © 2015, Pauline Hylton, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami