Curah Hujan Tinggi, Waspada Penyakit Yang Berujung Pada Kematian Ini
Sumber: Valadoo.com

Health / 25 December 2017

Kalangan Sendiri

Curah Hujan Tinggi, Waspada Penyakit Yang Berujung Pada Kematian Ini

Inta Official Writer
4381

Saat saya sedang berada di Jogja, sebuah kampus sempat dihebohkan atas kematian salah satu mahasiswanya. Hal ini karena  kematian mahasiswa tersebut disebabkan oleh sesuatu yang sering kita anggap sepele. 

Mahasiswa ini diketahui sering mengenakan pakaian yang sudah tercampur dengan air kencing tikus. Awalnya ia mengaku seirng mual-mual, kemudian pencernaan yang tidak teratur seperti sering mencret, muntah, meriang dan nggak jarang dia sering mengeluh kepalanya sakit. 

Alasan kematian mahasiswa ini adalah karena dirinya telah terserang leptospirosis dari air kencing tikut tersebut. Tidak hanya air kencing tikus, ternyata leptospirosis juga rentan menyerang orang-orang yang sering mengalami kontak langsung dengan hewan. Ngeri, ya? Langsung kita simak ulasannya ini, yuk. 

Penyebabnya

Infeksi bakteri leptospira adalah penyebab dari leptospirosis. Tidak hanya lewat kontak langsung, namun bakteri ini juga dapat tersebar melalui genangan air atau banjir. Iya, curah hujan yang tinggi ini nggak jarang bikin jalan-jalan atau tempat tertentu banjir. 

Selain dari curah hujan yang tinggi, genangan banjir juga sudah tercampur dari got, sampah, termasuk kotoran dan air kencing hewan yang mungkin terjangkit bakteri leptospira. Pasalnya, bakteri yang sudah masuk ke dalam tanah ini dapat bertahan selama berbulan-bulan. 

Baca juga: Paus Fransiskus Gemar Konsumsi Brokoli dan kembang kol, Lho. Ulik Manfaatnya, Yuk

Bakteri leptospira masuk melalui mata, hidung, mulut atau luka terbuka pada kulit. Karenanya, kalau kita sedang pergi ke luar ruangan, waspadai area yang kita tuju karena bisa jadi tanah tersebut sudah terkontaminasi bakteri laptospira. Bakteri ini juga bisa menyebar lewat gigitan hewan atau cairan tubuh (selain air liur) dan ketika meminum air yang terkontaminasi. 

Gejala Leptospirosis 

Demam, nyeri otot, flu, dan pusing adalah gejala yang umumnya diderita oleh seseorang yang terjangkit penyakit ini. Namun, gejala pada setiap orang bisa berubah, sehingga sulit untuk terdiagnosis. 

Gejala-gejala ini dapat berkembang dalam kurun waktu satu hingga empat minggu setelah penderita terjangkit bakteri ini. Gejala lain yang mungkin timbul yaitu;

Mual, muntah, meriang, nyeri otot, sakit perut, diare, kulit atau area putih pada mata menguning, demam, ruam, iritasi pada mata, batuk dan kehilangan nafsu makanan. 

Jika tidak segera ditangani, gejala leptospirosis dapat menjadi penyakit yang lebih serius seperti kerusakan otak, gagal fungsi ginjal, atau gangguan fungsi paru-paru yang sering dikenal sebagai penyakit weil).

Pengobatan 

Infeksi leptospirosis dapat diobati oleh suntikan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini. Selain antibiotik, obat pereda rasa sakit seperti parasetamol juga sering diberikan untuk penderita untuk mengatasi gejala awal, yaitu demam, sakit kepada dan nyeri otot. 

Pencegahan:

1. Pastikan kita mengenakan pakaian yang bersih, jika terdapat luka, ada baiknya kita menutupnya dengan baik agar tidak terkena kontak langsung dengan hewan yang terkena bakteri ini. 

2. Mandi setelah selesai melakukan aktvfitas di air. 

3. Tidak menyentuh bangkai hewan secara langsung. 

4. Gunakan sarung tangan ketika membersihkan urin atau kotoran hewan. 

5. Pastikan hewan peliharaan kita bebas dari bakteri leptospira dengan vaksinasi. 

6. Waspada terhadap air yang akan diminum. 

7. Setelah dari luar ruangan, usahakan untuk segera mandi atau membersihkan tubuh.

Kalau kita nggak awas mulai sekarang, resikonya bisa berujung pada kematian, lho. Yuk mulai perhatikan lingkungan kita. Jagalah diri agar tetap bersih seperti mencuci tangan setelah memegang hewan atau mandi setelah hujan-hujanan. 

Sumber : alodokter/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami