Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala
sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Roma 15: 13)
Setahun sudah berlalu. Sesaat lagi kita akan mengakhiri tahun 2017 ini dengan perayaan besar yang selalu dinanti-nantikan umat Tuhan. Mengangkat tema Natal tahunan gereja soal damai sejahtera dan sukacita, kita diingatkan bahwa kedatangan Yesus sejatinya adalah untuk membawa damai dan harapan. Jadi sudah siapkah kita menerimanya di Natal 2017 ini?
Baca Juga :
Tak dimungkiri, setiap kita pasti sudah dan mungkin
sedang melewati masa-masa sulit yang membuat kita mengernyitkan kening ketika para
pemimpin gereja menyampaikan soal khotbah damai dan sukacita. Karena hal itu
seolah mustahil bisa kamu alami karena beban masalah dan kondisi hidup yang sulit.
Satu hal yang patut kita renungkan, lewat situasi
apapun yang mungkin kita alami saat ini, bahwa Tuhan belum selesai atau
berhenti bekerja atas hidupmu. Selama jantungmu masih berdetak, selama nafasmu masih berhembus, Tuhan masih punya rencana atas hidupmu (Yeremia 31: 16-17).
Tuhan sudah merancangkan hari-hari depan untukmu. Dia
mau supaya menjalani hidup ini dengan melakukan hal-hal yang luar biasa.
Setelah itu, baru Dia akan membawamu pulang bersam-Nya, ke rumah yang kekal di surga.
Tapi tak semua orang meresponi kabar baik ini dengan
benar. Ada banyak orang yang enggan untuk pulang karena rumah mereka di bumi
terasa seperti neraka. Rumah tempat mereka berasal dianggap sebagai tempat yang
penuh dengan kemarahan, kekerasan, pelecehan, penuh aib, penuh tekanan, kekecewaan, penuh manipulasi dan kebencian.
“Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.” (Mazmur 27: 10)
Terlepas dari masalah yang kamu alami di masa-masa
ini, Natal jadi momen untuk kembali mengingatkan kita soal kelahiran Yesus. Pernah
nggak kamu bertanya tujuan kedatangan Yesus untuk apa sih? Kenapa Yesus lahir? Jawabannya
sederhana. Karena Dia tak ingin kasih-Nya hanya sebatas ucapan. Dia ingin
mengasihimu secara nyata, dari jarak yang begitu dekat. Tuhan sendiri datang ke
dunia dan menjadi satu dengan kita supaya kita tahu seperti apa sosok-Nya. Itulah tujuan utama kenapa Natal ada.
Natal adalah pengingat bahwa Dia mau kita pulang ke rumah, sebagaimana Dia datang untuk mengasihi kita dan rela mati bagi kita.
Satu hal penting yang perlu kamu renungkan di momen
Natal ini adalah apakah kamu mau mengambil langkah iman di Natal ini dan pulang
untuk Tuhan? Atau apakah kamu hanya akan melewatkan Natal kali ini begitu saja
dan tanpa sadar merayakan ulang tahun seseorang yang sama sekali nggak kamu kenal?
Kalau saat ini kamu mulai menyadari betapa indah dan berharganya momen kelahiran Yesus yang bersejarah ini, maka siapkanlah hati dan pikiranmu menyambut Natal yang beberapa hari ke depan akan kita rayakan bersama.
Baca Juga : Belas Kasih Mampu Membawa Damai
Percayalah, Tuhan dengan senang hati akan berada di
pintu menyambutmu. Tak peduli siapa kamu atau kesalahan apa yang sudah kamu
lakukan sebelumnya. Tak peduli apakah kamu sosok yang cukup rohani atau tidak
sama sekali, apakah kamu Katolik atau Protestan atau Yahudi atau Budha dan penganut
keyakinan lainnya. Tuhan tak memandang apa agamamu karena bagiNya itu tak penting.
Yang Tuhan mau darimu adalah apakah kamu percaya kepada Dia. Kalau selama ini kamu merasa bahwa keberadaan Tuhan itu hanyalah sebuah cerita dongeng belaka, datanglah menghampiriNya saat ini dan katakanlah: Tuhan, aku mau datang kepadaMu. Aku mau rumahmu berdiam di dalam hatiku.
Kiranya damai sejahtera Allah, yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus
(Filipi 4: 7).