Bagi
kebanyakan orang, momen kumpul keluarga besar di hari libur nggak bakal lepas
dari yang namanya stres. Pertanyaannya adalah, kenapa sih momen berharga seperti kumpul keluarga rentan jadi pemicu stres?
Kondisi ini
bisa saja disebabkan oleh ulah anak-anak atau pasangan, sanak saudara yang menyebalkan,
atau topik obrolan yang memicu perdebatan. Bisa saja sih hal itu hanya dimulai
dari hal sepele dan berujung pada adu argumen. Saat suasana mulai berubah jadi menegangkan, pastinya suasana hatipun tak lagi bisa tenang.
Apa saja yang membuat seseorang merasa tertekan atau stres saat kumpul keluarga?
1. Ekspektasi yang terlalu tinggi
Saat momen
kumpul keluarga, kita kadang akan mengekspektasikan sesuatu yang besar.
Misalnya, hidangan yang sempurna, suasana yang damai dan penuh sukacita. Tapi
kadang kala realitanya tak seperti itu. Banyak kendala yang tiba-tiba datang.
Misalnya saudara tiba-tiba menyinggung masalah keluarga, atau istri tiba-tiba
ngambek karena harus mengerjakan begitu banyak pekerjaan rumah. Atau anak yang
tiba-tiba bertengkar karena satu hal. Ada banyak masalah yang bisa muncul saat kita sedang merayakan momen besar.
2. Hubungan dengan saudara atau orangtua yang tak sehangat dulu
Salah satu
tujuan kumpul bersama keluarga di hari libur adalah rekonsiliasi antar sesame
orang terdekat. Tapi meminta maaf atau kembali berdamai dan membangun hubungan
seperti sedia kala bukan sesuatu yang mudah. Apalagi sebelumnya kamu ada
masalah dengan saudara atau orangtuamu. Pastinya suasananya nggak lagi sehangat seperti dulu.
Tahukah
kamu kalau pertemuan keluarga yang buruk bisa menyebabkan efek jangka panjang,
baik terhadap kesehatan karena stres maupun dampak buruknya terhadap hubungan keluarga sendiri.
Bagi kamu
yang mulai ragu memilih apakah akan kumpul keluarga atau tidak di liburan Natal
dan Tahun Baru ini, alangkah baiknya kalau kamu mengikuti beberapa langkah ini untuk mengurangi dampak negatif yang akan kamu dan juga keluargamu alami.
Pertama, kelola ekspektasimu dengan membuat harapan yang realistis saja. Supaya kalau memang nggak sesuai ekspektasi kamu nggak bakal terlalu stres atau frustrasi.
Kedua, jangan jadikan momen Natal dan Tahun Baru sebagai satu-satunya kesempatan berinteraksi dengan keluarga. Siapa sih
yang nggak senang kumpul bareng keluarga? Kalau Natal dan Tahun Baru cuma bisa
kita rayakan setahun sekali saja, apakah kita juga hanya akan kumpul bareng
keluarga dalam sekali setahun? Jadi jangan jadikan momentum ini sebagai
satu-satunya kesempatan berinteraksi dengan semua keluarga. Kamu juga bisa
mengajak mereka membuat momen kumpul bareng, misalnya sekali sebulan dan dilengkapi dengan makan bersama.
Ketiga, berinisiatiflah untuk menjadikan liburan jadi momen menyenangkan buat semua keluarga. Kalau kamu kebetulan jadi tuan
rumah yang akan menyambut kedatangan saudara-saudaramu, maka mulailah jadikan
rumahmu sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan buat mereka. Buat saudara
yang punya anak, mungkin kamu bisa menyediakan ruangan bermain khusus. Dan
untuk melayani mereka dengan baik, sajikanlah hidangan yang memang mereka
sukai. Boleh saja menanyakan lebih dulu, menu apa yang kira-kira mereka sukai
untuk dihidangkan. Dan kalau tak keberatan, ajaklah mereka untuk membantumu
menyajikan semua hidangan. Momen ini bisa saja jadi kesempatan buat kalian saling berinteraksi, bercerita dan membangun kedekatan sebagai saudara.
Keempat, kalau memang kondisinya kurang baik akan lebih bijak kalau kamu membatalkan rencana kumpul keluarga. Kalau kamu
benar-benar merasa terancam atau nggak enakan untuk kumpul keluarga di tahun
ini. Ada baiknya mengurungkan niat untuk datang atau bergabung. Daripada kamu
mengalami tekanan dan merusak kesehatanmu, lebih baik mencari alasan untuk tak
ikut.
Tapi
bagaimanapun stres tak seharusnya jadi alasan kita untuk melewatkan momen ngumpul
bersama keluarga besar. Sudah seharusnya momen Natal dan Tahun Baru diisi
dengan sukacita dan damai serta dibubuhi sedikit humor yang ampuh mencairkan
suasana.