Seeing is Believing? Yuk Belajar Percaya dari Film ‘The Polar Express’ Aja..
Sumber: Youtube.com

Kata Alkitab / 11 December 2017

Kalangan Sendiri

Seeing is Believing? Yuk Belajar Percaya dari Film ‘The Polar Express’ Aja..

Lori Official Writer
5052

Sebagai manusia, kita tak menafikan kalau secara naluriah kita hanya akan percaya pada sesuatu kalau sudah melihat buktinya secara kasat mata. “Seeing is believing!” demikian ungkapan yang familiar kita dengar. Sayangnya, sifat ini sama sekali nggak berlaku dalam iman kekristenan.

Kita mengaku adalah orang-orang percaya. Tapi benarkah kita sudah percaya sepenuhnya kepada Tuhan? Apa sih menurut kamu arti dari percaya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa belajar tentang apa itu ‘percaya’ sepenuhnya dari film animasi klasik ‘The Polar Express’ ini.

Menurutku, film Natal The Polar Express adalah sebuah film yang berkisah tentang sebuah perjalanan iman. Meskipun film ini menampilkan soal perjalanan menemukan Santa Claus di Kutub Utara, tapi sebenarnya kalau kita cermati lebih dalam film ini sebenarnya bicara soal percaya di dalam iman.

Di film ini dikisahkan tentang seorang bocah laki-laki yang setiap kali Natal tiba, dia sama sekali tak percaya kalau sosok Santa Claus itu nyata. Ketidakpercayaan inilah yang membuatnya tak dapat mendengar bunyi lonceng Natal. Sampai tiba pada suatu malam Natal, deru suara kereta The Polar Express membangunkannya dari tidur. Merasa penasaran, bocah laki-laki ini keluar dan mendapati kereta berhenti tepat di depan rumahnya.

Di tengah suhu udara yang begitu dingin menusuk, seorang kondektur kereta keluar dan mengajaknya masuk. Ada perasaan untuk tak ingin menaiki kereta itu. Tapi sesuatu yang besar dari dalam memaksanya untuk melakukan perjalanan aneh di tengah malam buta. Tanpa sadar dia bahkan menemukan sebuah tiket asli di dalam sakunya, sebuah tiket undangan untuk hadir di kediaman Santa Klaus di malam sebelum Natal.

Dari perjalanan inilah kita bisa memetik beberapa pelajaran soal percaya yaitu:

1. Kepercayaan Melenyapkan Keraguan

Di dalam film ini, kita bisa menyaksikan sosok bernama Hobo. Dia berulang kali berusaha membuat bocah laki-laki itu supaya tak percaya soal kisah Santa Claus. Tapi semakin dia merasa ragu, semakin kuat keinginannya untuk menemukan jawaban dari semua keraguan ini. Dan ketika dia sudah menemukan jawaban itu, semua keraguannya pun sirna.

2. Keyakinan membawa kita pada kebenaran yang dapat dipercaya

Dalam beberapa adegan, keraguannya membuat sang bocah tak mudah mempercayai orang lain, termasuk gadis kecil yang ditemuinya di dalam kereta. Beberapa kali, dia harus meyakinkan sang gadis apakah pilihannya benar atau tidak. Percaya, saat mereka berada di ruang kemudi dan kedua saat mereka hendak memasuki sebuah ruangan besar. Tapi dengan mantap, sang gadis teguh dengan keyakinannya bahwa pilihannya benar.

Hal inilah yang perlahan-lahan melunturkan keraguan sang bocah laki-laki itu. Jadi, kepercayaan ini timbul dari keyakinan kita yang teguh.

3. Kepercayaan muncul ketika kita mau mengambil langkah membuka hati untuk Tuhan

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11: 1)

Sekalipun bunyi lonceng berkumandang dimana-mana, tapi bocah laki-laki itu sama sekali tak bisa mendengar. Kenapa? Karena dia nggak percaya dengan kemustahilan yang dia dengar soal Santa Claus. Tapi ketika sebuah lonceng dari baju kebesaran sang Santa copot dan terhempas di depannya, dia mengambilnya dan mencoba membunyikannya. Tapi taka da suara sapa-apa yang terdengar. Yang terdengar justru sebuah gema keraguan. Saat itulah dia harus mengambil keputusan untuk percaya atau tidak. Dia harus memilih apakah dai percaya kalau Santa itu nyata, atau dalam hal ini apakah dia percaya kalau Natal itu adalah soal kasih dan kebaikan Tuhan? Atau apakah dia percaya saja meskipun dia nggak melihat kenyataannya?

Akhirnya, dia pun percaya dan berulang kali mengakui bahwa dia memilih untuk percaya saja. Saat itulah dia mulai bisa mendengar lonceng dari bel itu berbunyi indah di telinganya.

Baca Juga : Tuhan Nggak Pernah Meninggalkanmu, Percayalah!

Pelajaran yang tak kalah penting dari film ini adalah bahwa semua orang, bahkan yang tak percayapun, diberikan kesempatan untuk mengalami perjalanan menemukan kebenaran dari keraguannya dengan tiket perjalanan gratis.

Buat kamu yang sudah menonton film ini, kamu akan ingat bahwa semua anak yang ikut dalam perjalanan kereta The Polar Express mendapat masing-masing satu tiket. Tanpa tiket, mana tak satupun dari mereka yang ikut akan diperbolehkan untuk pergi ke Kutub Utara. Tiket ini jadi salah satu benda penting yang disoroti di dalam film. Karena tiket melambangkan soal hadiah.

Kita tahu setiap anak yang ikut dalam perjalanan ini adalah orang-orang terpilih. Karena itulah mereka mendapatkan masing-masing tiket dengan kode yang berbeda dan bahkan didapatkan secara gratis. Itu artinya mereka diberikan izin untuk bisa ikut dalam perjalanan itu.

Bukankah hal ini sama seperti keselamatan yang kita terima? Kita diberi hadiah untuk bisa mengalami perjalanan luar biasa bersama Tuhan lewat kelahiran dan kematian-Nya di kayu salib. Keselamatan itu bahkan diberikan secara gratis.

Baca Juga : Sebuah Petualangan Iman

Percaya karena melihat hanyalah sifat naluriah kita sebagai manusia. Tapi dalam iman kekristenan, kita dituntut untuk percaya sekalipun tak melihat. Saat kamu mengambil langkah itu, maka terobosan akan terjadi.

“Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yohanes 20: 29)

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami