Rumah Tanggamu Sedang Dalam Kondisi Gawat Darurat? Selamatkan dengan 5 Cara Alkitabiah Ini

Marriage / 8 December 2017

Kalangan Sendiri

Rumah Tanggamu Sedang Dalam Kondisi Gawat Darurat? Selamatkan dengan 5 Cara Alkitabiah Ini

Budhi Marpaung Official Writer
18538

Kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan dengan mulus. Mau usia pernikahan baru atau lama, ada saja tantangan yang harus dihadapi. Namun, harus diakui, untuk mempertahankan rumah tangga tidak lah semudah teorinya.

Pada faktanya juga, pasangan suami-istri yang berkonflik seringkali tidak tahu bagaimana meredakan dengan tepat konflik diantara keduanya. Bukannya total menyelesaikan, tetapi keduanya lebih memilih untuk mengakhiri masalah itu dengan setengah selesai.

Tampaknya cara itu berhasil. Namun, sesuatu yang dibiarkan menumpuk, lama kelamaan justru akan meledak. Saat meledak, yang terjadi adalah persoalan kian rumit dan hubungan semakin kacau.

Bagi pasangan yang tidak kuat pada akhirnya memilih menyerah dengan situasi dan bercerai. Padahal, segawat apapun keadaan rumah tangga, selalu ada jalan keluar untuk memulihkannya.

Baca Juga: Membesarkan Anak Memang Tidak Mudah, Yuk Cegah Stres dengan 5 Ayat Alkitab Ini!

Ingat, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia bahkan tidak akan membiarkan kita sendirian dan hanya menyaksikan rumah tangga kita jadi hancur berantakan. Janji-Nya untuk menyertai dan memberkati adalah ya dan amin.

Lalu apa yang harus dilakukan? Datang pada Tuhan dan ikuti langkah-langkah yang telah ditunjukkan-Nya. Berikut 5 (lima) cara Alkitabiah menyelamatkan rumah tangga yang sedang di ujung tanduk (gawat darurat):

1. Berubah lah Seperti yang Tuhan Kehendaki


Ada sebuah pepatah yang mengatakan “sebelum mengubah orang lain, ubahlah dirimu sendiri”. Pepatah ini ada benarnya karena di dalam Alkitab kita bisa menemukan bahwa Tuhan dalam banyak kejadian selalu berbicara kepada masing-masing pribadi.

Roma 12:2 bukanlah ayat untuk pasanganmu atau orang lain, tetapi sesungguhnya ayat ini juga mengenaimu. Sebaik apapun kamu menilai dirimu, tetapi bukan berarti kamu bisa menyatakan bahwa kamu tidak perlu berubah. Perubahan yang Tuhan mau di sini adalah hingga kita bisa sampai mengetahui manakah kehendak Allah, apa yang baik, berkenan kepada Allah, dan yang sempurna.

"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

2. Berdoa


Doa adalah nafas kehidupan kita sebagai pengikut Kristus. Setiap aspek di dalam kehidupan kita, kita harus bertanya kepada Tuhan dan menyatakan kerajaan-Nya datang, kehendak-Nya jadi.

Berbagai macam cara untuk menyelamatkan pernikahan, kita bisa peroleh dari situs, buku bacaan, atau bahkan konselor. Namun, bila kita tidak menyertakan di dalam doa, semua akan menjadi sia-sia.

"Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." Yakobus 4:2

3. Berpuasa


Siapa bilang orang Kristen tidak perlu berpuasa? Jika kita membaca Alkitab maka kita bisa temukan bagaimana Tuhan justru mengarahkan kita untuk juga mengambil puasa. Ini bukanlah agar kita terlihat saleh, tetapi agar kuasa Tuhan benar-benar turun dan bekerja di dalam hati kita dan orang-orang yang kita gumulkan.

"Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami." (Ezra 8:3)

4. Perkatakan Firman Tuhan


Di dalam persoalan yang kita hadapi dengan pasangan, ada hal-hal di luar diri kita yang harus kita taklukkan. Dan itu hanya bisa jika kita berdiri sebagai anak-anak Tuhan.

Identitas sebagai anak-anak Tuhan perlu kita pegang karena dengan begitu kita akan mantap pada saat menyatakan janji-janji yang Tuhan telah nyatakan ke dalam hidup kita khususnya ke dalam kehidupan pernikahan kita.

Kita mendeklarasikan (memperkatakan) Firman Tuhan bukan untuk menjadikannya sebagai jimat. Namun, ini kita lakukan karena kita mengikuti apa yang Tuhan telah teladankan kepada kita.

Nyatakan Firman Tuhan untuk keadaan rumah tangga yang sedang menuju perceraian dan pegang kebenaran bahwa kita dengan pasangan kita tidak akan bercerai karena Firman Tuhan telah menyatakan apa yang sudah dipersatukan tidak dapat dipisahkan oleh apapun.

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19:6)

5. Praktikkan Kasih


Kasih itu punya kuasa dan itu bukanlah sekedar ucapan belaka. Terlepas dari siapakah yang benar atau salah, Tuhan selalu meminta kepada setiap kita untuk mengutamakan kasih. Berat? Iya. Namun, kita akan lebih mudah untuk melakukannya bila kita menyadari dan mengalami kasih dari Tuhan itu sendiri.

Pasangan kita mungkin akan tetap bersikap negatif, tetapi tetaplah mengasihi. Tunjukkan bahwa kita benar-benar tulus mencintainya. Pada waktunya, ia pasti akan menyadari dan mengubah tingkah lakunya menjadi seperti apa Tuhan kehendaki di dalam kehidupannya.

"Bapamu di surga mengasihi semua orang dengan sempurna. Kalian harus begitu juga." (Matius 5:48, BIS)

Perlu kerendahan hati untuk melakukan 5 cara di atas. Tanpa hal itu maka kamu akan gagal mempraktikkanya. Libatkan Roh Kudus dan izinkan Ia berkarya di dalam dirimu dan pasanganmu. Percayalah, mujizat pemulihan pasti terjadi di dalam keluargamu, cepat atau lambat.

Sumber : Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami