Donald Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel, Penginjil Kristen Ini Yakin Akhir Zaman Sudah Dekat

Internasional / 8 December 2017

Kalangan Sendiri

Donald Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel, Penginjil Kristen Ini Yakin Akhir Zaman Sudah Dekat

Lori Contributor
42129

Pernyataan Presiden Amerika Donald Trump bahwa negaranya mengakui Yerusalem adalah ibu kota sah Israel banyak mengundang kecaman dari dunia. Para pemimpin dunia pun ikut bersuara dan menilai pernyataan itu hanya akan menyebabkan persoalan Israel dan Palestina semakin memanas.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dengan tegas menyampaikan bahwa pernyataan sepihak tersebut hanya akan membahayakan prospek perdamaian antara kedua negara tersebut. Tak hanya PBB dan pemimpin dunia saja yang mengaku resah dengan tindakan Trump, tapi pemimpin gereja Katolik Paus Fransiskus juga ikut mengecam keras pernyataan tersebut karena disampaikan di tengah kondisi persengketaan Palestina dan Israel yang masih terus berlanjut dalam memperebutkan kota suci Yerusalem itu.

Baca Juga : Membuat Kunjungan Yang Bersejarah di Israel, Trump Berdoa di Tembok Ratapan

Penginjil sekaligus pendiri dan direktur Lamb dan Lion Ministries, Dr David Reagan justru menyampaikan dukungannya kepada Trump. Dia meyakini hal ini sebagai tanda-tanda akhir zaman dan kedatangan Mesias yang sudah semakin dekat.

“Saya benar-benar mendukung keputusannya karena Yerusalem adalah ibu kota Israel selama 4000 tahun. Orang-orang Yahudi telah menjadikannya sebagai ibukota mereka dan belum pernah ada dalam sejarah ibu kota negara lainnya, bukan negara Muslim atau negara Arab. Semua Presiden AS sudah berjanji untuk memindahkan kedutaannya sebagai bagian dari kampanye mereka dan setelah mereka terpilih, mereka melupakannya. Tapi ini adalah indikasi yang baik bahwa Trump akan merealisasikan janji kampanyenya,” ucap Dr. Reagan.

Ket: Dr. David Reagan

Sebagaimana disampaikan Dr. Reagan, dia meyakini kalau orang Yahudi percaya dengan teologi ‘akhir zaman’ bahwa mereka akan menguasai Yerusalem dan membangun bait ketiga di bukit suci dimana masjid al-Aqsa berdiri sampai saat ini. Sementara seperti kita ketahui, bait suci yang pertama dan kedua sudah dihancurkan dimasa penjajahan Babel dan Romawi di abad-abad sebelumnya.

Dr. Reagan yang juga memproduksi program Mingguan berjudul Christ in Prophecy, yang tayang di 13 saluran Televisi Kristen ini menyampaikan bahwa tanda-tanda akhir zaman ini benar-benar sudah dekat.

Baca Juga : Wakil Presiden Amerika Ini Ungkap Dukungannya Untuk Israel Berasal dari Iman Kristennya

Tanda pertama yang akan datang adalah ‘pengangkatan’ orang-orang percaya, termasuk 50 juta orang Kristen terangkat ke surga dan mendapatkan kehidupan yang abadi. Setelah itu akan muncul tanda kedua yaitu ‘Masa Kesengsaraan Besar’ yang akan terjadi selama tujuh tahun.

“Orang-orang Kristen Injili Amerika pada umumnya percaya kalau kemungkinan besar aka nada perang melawan Israel yang dalam Alkitab disebut ‘Perang Pemusnahan’ dimana semua negara Muslim yang berbatasan langsung dengan Israel akan ditaklukkan oleh negara itu. Lalu dunia Arab akan menghadapi kepanikan dan meminta pertolongan dari Rusia. Lalu Rusia akan turun tangan bersama dengan sekelompok negara lainnya, seperti Persia dan Turki. Tapi mereka akan ditaklukkan di pegunungan Israel,” ucapnya.

Dr. Reagan juga menyampaikan bahwa perang akhir zaman ini akan melibatkan berbagai negara. Tapi perang ini akan diakhiri dengan kedatangan Yesus dan muncul di Bukit Zaitun di Yerusalem. Dia akan memperkatakan perkataan yang dahsyat dan akan menghancurkan semua tentara Antikristus. Dia pun akan memerintah seluruh bumi selama seribu tahun. Itu sebabnya masa itu disebut sebagai pemerintahan seribu tahun.

Sementara semua orang yang menolak untuk menerima Yesus akan diserahkan kepada kebinasaan. Sebaliknya, mereka yang menerima-Nya akan hidup selama seribu tahun.

Kita tahu kalau semua tanda-tanda akhir zaman memang sudah dituliskan di dalam Alkitab. Hanya saja kita berharap kalau kondisi saat ini, khususnya ledakan kontroversi dari pengakuan Donald Trump, bukan sebuah kondisi yang disengaja  terjadi karena motivasi yang keliru.

Sumber : Sputniknews.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami