Seorang pendeta
menyamar sebagai gelandangan dan pergi ke gereja untuk diperkenalkan sebagai
pendeta baru gereja itu di minggu pagi. Dia pun sesaat berkeliling sekitar 30 menit
sementara banyak orang yang mulai berdatangan untuk ibadah. Dari sekian banyak
jemaat gereja, hanya tiga orang saja yang dengan ramah menyapanya. Sementara
yang lainnya memilih menoleh ke arah lain seakan acuh dengan keberadaan
sang pendeta. Dia pun meminta seseorang untuk membelikan dia makan karena dia benar-benar sangat lapar. Tapi tak seorangpun yang bersedia membelikannya makan.
Lalu dia
mulai berjalan menuju kursi depan yang dikhususkan untuk pendeta. Tapi salah
satu pelayan menahannya dan menyuruhnya untuk duduk di bagian kursi paling belakang.
Dia mulai menyapa orang-orang di sekitarnya tapi tak seorang pun yang membalas
sapaannya. Mereka malah memasang muka dingin dan tatapan yang menunjukkan rasa jijik.
Dia duduk di
kursi paling belakang dan mendengarkan pengumuman mingguan. Dia mendengar
setiap jemaat baru yang datang disambut dengan meriah. Tapi tak seorang pun
dari pelayan gereja menunjuknya sebagai pendatang baru. Dia melihat orang-orang di sekitarnya dengan tatapan penolakan.
Tibalah
waktunya bagi sang pendeta untuk diperkenalkan di depan jemaat tersebut. Seorang
tetua gereja pun mulai naik ke atas panggung untuk memperkenalkan sang pendeta.
Katanya, “Kami mau memperkenalkan kepada Anda pendeta baru kita.” Kemudian
semua jemaat berdiri dengan kompaknya sembari bertepuk tangan dengan sukacita
dan meriah. Kemudian pendeta yang sengaja berpenampilan gelandangan itu pun bangkit dari kursinya dan mulai melangkah menuju altar.
Saat semua
jemaat melihat sosok berjalan itu, tiba-tiba tepukan tangan nan meriah berubah
jadi kebisuan yang senyap. Semua mata hanya tertuju kepada sang pendeta. Dia
pun berjalan menuju altar dan mulai mengambil mikrofon. Dengan tenang sang pendeta mulai berbicara dengan anggun.
Dia mengucapkan
kutipan dari ayat Alkitab, “Dan Raja itu
akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang
diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan.Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan;ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu
melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.Maka orang-orang
benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau
lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau
tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami
melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja
itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 34-40)
Setelah menyampaikan
hal itu, dia lalu memperkenalkan dirinya sebagai pendeta baru mereka. Dia pun
menceritakan pengalaman yang dialaminya pagi tadi. Banyak yang mulai menangis dan menundukkan kepala karena malu.
“Hari ini
aku melihat hanya ada sebuah pertemuan di sini tapi aku tidak melihat sebuah
gereja Kristus. Dunia cukup dipenuhi orang-orang yang menoleh ke arah yang lain.
Yang dibutuhkan dunia adalah murid-murid Yesus yang mengikuti ajaran-ajaran-Nya
dan hidup seperti Dia. Apakah kamu mau memutuskan jadi murid-murid-Nya?”
Dia pun
memilih untuk tak melayani di minggu berikutnya karena semua khotbahnya sudah
disampaikan di hari itu.