Jangan Biarkan Hal Sepele Merusak Sukacitamu, Bersukacitalah senantiasa!
Sumber: Google

Kata Alkitab / 30 November 2017

Kalangan Sendiri

Jangan Biarkan Hal Sepele Merusak Sukacitamu, Bersukacitalah senantiasa!

Inta Official Writer
4539

“Kok kamu mukanya murung banget sih?” Itulah kalimat yang saya lontarkan pada adik saya sore itu. Adik saya bukanlah pribadi yang diam, ia selalu punya cerita yang bisa dibagikan buat kami sekeluarga. Tapi sore ini, tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut adik saya. 

Sebelum ia masuk ke dalam kamar, saya bertanya kepadanya mengenai apa yang telah terjadi. Setelahnya ia bercerita bahwa tadi siang ia menjadi korban tertawaan teman-temannya hanya karena salah melafalkan sebuah kata dalam bahasa inggris. 

Mengingat cerita sore itu membuat saya kembali berpikir, kok bisa ya cuma gara-gara diejek aja bisa bikin orang yang tadinya ceria menjadi murung seketika begitu? Kemudian, kenapa ya kita dengan mudah memasang wajah gembira ketika merasa diberkati? Misalnya saja ketika kita ditraktir teman, mendapat hadiah dari seseorang yang kita kasihi, atau mendapat jawaban doa dari Tuhan. 

Ketika kita merasa kecewa, sedih, sakit, dapatkah kita senantiasa mengucap syukur dan bersukacita? Kita sering keliru mengenai sumber sukacita kita. Kita seringkali berpikir bahwa sukacita berasal dari apa yang terlihat atau dari suatu materi tertentu. Padahal, sebagai umat percaya, kita sudah tahu kalau sumber sukacita adalah Tuhan Yesus sendiri.

Baca juga:  Menghadapi Zona Nyaman, Haruskah kita Menetap Atau Pergi? Yuk Belajar Dari Koala

Keadaan yang kita alami ketika sesuatu yang kita inginkan belum juga terjadi seharusnya tidak lantas membuat kita tidak bersukacita. Sebaliknya, walaupun keinginan kita belum tercapai, kita harus bersukacita senantiasa (1 Tesalonika 5:16).

Didalam Tuhan Yesus, kita percaya bahwa harapan itu pasti ada. Filipi 4:8 berkata, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Ayat diatas kembali mengingatkan kita untuk mengendalikan hati dan pikiran kita untuk berpikir secara positif yang membangun dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Demikian juga menjaga hari dan pikiran kita dari setiap hal yang negatif. 

Walaupun terkesan sepele, hal-hal negatif dapat menghilangkan rasa sukacita yang kita miliki. Nggak jarang kita mengeluhkan hal-hal yang kecil, namun justru berdampak pada kehidupan keseharian kita. Iya, seburuk itu kesan negatif jika terus-terusan kita pelihara di kehidupan kita.

Pikiran yang positif akan membuat kita menjalani hari-hari dengan sukacita. Pikiran positif tersebut berkaitan dengan firman Tuhan. Ketika membekali diri dengan segala sesuatu yang positif dan sesuai dengan firman Tuhan, maka kita akan mendapati hari-hari yang dipenuhi oleh sukacita dan semangat. Jadi, jangan kebalik ya. Jangan kita tunggu untuk diberkati baru bersukacita. 

Menumbuhkan rasa sukacita memang nggak gampang. Tetapi, semuanya bisa dimulai dari diri kita sendiri. Sukacita juga muncul karena ada penyertaan Tuhan atau bersama-sama dengan Tuhan. Karenanya, agar bisa senantiasa bersukacita, mulai dekatkan diri kita kepada Tuhan dan senantiasa libatkan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita. 


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami