Duh Terlanjur Bangkrut Karena Gengsi, Pulihkan Keuanganmu Dengan 4 Cara Ini

Finance / 28 November 2017

Kalangan Sendiri

Duh Terlanjur Bangkrut Karena Gengsi, Pulihkan Keuanganmu Dengan 4 Cara Ini

Inta Official Writer
3489

Ada sebuah keluarga dengan tiga orang anak. Pendapatan yang dihasilkan setiap bulan oleh keluarga tersebut ada pada angka 20 juta. Whoa, 20 juta dengan anak yang masih kecil-kecil yang belum punya banyak pengeluaran. Nggak heran kalau mereka bisa membeli rumah mewah, mobil mewah dan pakaian-pakaian branded. 

Suatu hari, salah seorang anggota keluarga sakit yang cukup parah dan uang yang diperlukan tidak sedikit. Keluarga ini meminjam kesana kemari. Tentu dong hal ini bikin tetangga keheranan, bukannya jaman sekarang ini ada BPJS? Atau minimal buat keluarga yang tergolong mapan ini bisa mengangsur asuransi kesehatan. Bukannya kerja di perusahaan yang mentereng yang sudah ada fasilitas asuransi buat karyawannya? 

Kira-kira ada nggak sih keluarga yang punya cerita mirip-mirip kayak diatas? Ada. Banyak. Apalagi orang jaman sekarang yang hobi banget pamer-pamer kekayaan lewat postingan media sosial. Nggak jarang orang-orang tersebut justru tergelincir gengsi dan akhirnya bangkrut. 

Atau justru, kita adalah salah satunya? Tentu dong, sebagai murid Tuhan, kita nggak boleh diperhamba oleh uang dan kemakan gengsi. Kalau udah terlanjur, yuk pulihkan dengan empat cara dibawah ini. 

1. Bersikap lebih realistis terhadap pendapatan 


Kekayaan seseorang memang dilihat dari berapa banyak orang tersebut berbagi. Bukan berdasarkan angka yang ada didalam rekeningnya. Tapi nggak berarti juga kita harus nyenengin orang terus-terusan. Nggak sedikit orang yang membeli sesuatu hanya agar ada orang yang memperhatikan, memuji atau agar mendapat pengakuan dari kelompok tertentu. Gengsi ada karena rasa ingin diakui.

Memangnya salah untuk menyenangkan seseorang dengan uang yang kita miliki? Tentu tidak, dong. Tapi kita perlu menyelaraskannya dengan kondisi keuangan kita. Kalau misalnya kita cuma sanggup pakai produk lokal, kenapa harus pakai produk branded agar dapat pujian? 

Cobalah bersikap realistis. Mungkin pendapatan kita sekarang bisa dibilang lebih dari cukup, tapi kita kan tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Siapkan sedikit uang sebagai modal berjaga-jaga akan segala kemungkinan tersebut. Ayo mulai mengenali kemampuan keuangan kita dan menentukan skala prioritas pengeluaran kita.

2. Kartu kredit bisa jadi sumber bangkrut, bukannya penyelamat


Kalau uang sudah menipis, mengandalkan kartu kredit adalah kebiasaan buruk yang kerap kita lakukan. Merasa kartu kredit ini sebagai penyelamat ketika lagi butuh lantas bikin kita bebas gesek sana sini. 

Beberapa orang menggunakan kartu kredit sebagai tambahan modal usaha karena kartu kredit bersifat seperti pinjaman tanpa anggunan. Kartu kredit nggak selamanya buruk, kok. Asal kita bijak dalam penggunaannya.

Nah lain lagi kalau ternyata kita udah terlanjur disodori oleh tagihan yang super besar bahkan lebih besar daripada pendapatan tiap bulan. Tidak usah panik, kita bisa langsung menghubungi pihak bank penyelenggara kartu kredit untuk menegosiasikan jumlah cicilan kita. Misalnya mengubahnya jadi cicilan tiga atau enam bulan. 

Memang sih, nantinya akan menimbulkan bunga, tapi tidak akan sebesar bunga yang ditimbulkan jika kita menunggak pembayaran. Setidaknya kita jadi bisa bernapas lebih lega untuk merapikan kembali uang yang kita miliki. 

3. Relakan aset pribadi 


Saldo sudah terlanjur negatif, hutang udah ada disana-sini. Tidak usah berlarut-larut menyesalinya. Masih ada jalan keluar, kok. Coba tengok aset pribadi mana yang bisa segera diuangkan? Jual atau gadaikan? Semua keputusan ada pada kita. 

Jangan sesekali mencoba untuk meminjam pada orang lain untuk menutupi hutang. Kita harus berani untuk keluar dari belenggu hutang ini. Perkecil gaya hidup kita, ingat kalau hutang adalah sebuah kewajiban yang harus dibayar. 

Baca juga: Penghasilanmu Tak Tetap? Ini dia 3 Cara Nabung Anti Bangkrut

4. Rapikan keuanganmu 


Sambil menunggu pendapatan untuk bulan selanjutnya, ayo buat daftar pengeluaranmu. Utamakan hutang dan cicilan yang harus dibayar. Setelahnya, kita harus berbesar hati untuk mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif. Ada baiknya kalau kita juga mulai berpikir untuk menambah sumber pendapatan agar kondisi keuangan kita segera pulih.

Biar semangat buat pulihkan kondisi keuanganmu, kita perlu ingat ayat pada 1 Timotius 6:10, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.” Iya, ketika kamu ditanyai oleh Tuhan nanti, bukan seberapa banyak uang yang kamu hasilkan, bukan juga harga yang kamu miliki. 

Pergumulan mengenai keuangan memang pelik, apalagi kalau kita sudah terlanjur jatuh di dalamnya. Tapi, bukankah Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, itu sangat mungkin bagi Allah?



Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami