Anak remaja
paling sulit menerima nasihat karena memang mereka sedang dalam masa pencarian jati
diri. Bahkan nasihat orangtua sekalipun sulit sekali untuk bisa diterima dan dipatuhi.
1. Tetaplah Rendah Hati
Kesombongan
adalah akar dari segala masalah dan kerendahan hati adalah obatnya. Tapi setiap
kali anak remaja dinasihati untuk menjadi rendah hati, mereka hanya akan selalu
mengabaikannya. Hal ini terjadi karena masa remaja adalah masa dimana seseorang ingin diangdap dan dihormati oleh orang lain.
Tapi di sisi lain, anak remaja kadang lupa bahwa mereka masih tetap berada di bawah kontrol orangtua. Anak remaja juga lupa bahwa sebenarnya kunci untuk mendapatkan rasa hormat itu mereka harus lebih dulu rendah hati. Mau menerima pendapat orang lain dan mau mengakui kesalahan sendiri.
Baca Juga :
2. Menolak perintah
Nggak boleh keluar rumah.
Jangan pernah pulang larut malam.
Pokoknya beresin dulu kerjaan baru bisa main, dan sebagainya.
Bagi anak
remaja, perintah adalah kekang. Karena itulah mereka biasanya suka mengabaikan
perintah orang tua dan cenderung melanggarnya. Inilah salah satu bentuk pemberontakan yang dilakukan anak remaja.
Anak remaja
hanya saja belum mengerti bahwa sebenarnya semua perintah dan peraturan yang
dibuat orangtua adalah untuk melatih mereka jadi pribadi yang disiplin dan kelak bisa berhasil dalam hidupnya.
3. Bertemanlah dengan orang lain
Sebagian anak
remaja memang ada yang suka bergaul. Tapi tak dimungkiri kalau sebagian lainnya
ada juga yang memilih tertutup dan mengasingkan diri. Dia malah merasa risih kalau sudah berada diantara orang lain.
Kabiasaan inilah
yang sering membuat orangtua harus menasihatinya setiap hari. Orangtua tak ingin
anaknya akhirnya hidup hanya memilikirkan dirinya sendiri. Sementara banyak hal-hal
menarik yang bisa dilakukannya bersama teman-temannya di luar sana. Sayangnya, banyak sekali anak remaja yang memilih abai dan nyaman dengan kehidupannya sendiri.
Jadi, pikirkanlah
bahwa sebagai anak remaja kamu juga perlu peduli dengan orang lain. Misalnya, saat
ada temanmu yang jadi korban bully lakukanlah sesuatu untuknya. Jangan diam
saja! Belalah orang lain yang kebetulan kamu temukan jadi korban pelecehan atau ejekan.
4. Pakailah ponselmu dengan bijak dan jangan sembarangan memposting di sosial media
Salah satu kekhawatiran
orangtua di jaman gadget ini adalah perilaku anak-anaknya saat memiliki ponsel pribadi
yang terkoneksi dengan internet. Belum lagi ada banyak media sosial yang
memungkinkan mereka bisa mempublikasi dirinya. Karena itulah orangtua sering
kali cerewet dan tak henti mengingatkan anak remajanya untuk bijak menggunakan ponselnya.
Tapi tahukah
kamu kalau sebenarnya anak remaja paling anti mendengar larangan-larangan dari
orangtuanya. Mereka tak perlu diperlakukan seperti anak kecil. Padahal sebenarnya
usia-usia merekalah yang paling rentan bertindak gegabah. Misalnya, rentan terjerumus
dengan kecanduan pornografi lewat online, menjadi korban pria-pria hidung belang
lewat sosial media, dan jadi korban persaingan mencari follower media sosial seperti
Instagram. Jadi sebelum menyesal, dengarkanlah nasihat orangtuamu dan kembali ke poin pertama jadilah pribadi yang rendah hati.
5. Jangan pacaran, sekolah yang benner aja dulu.
Usia remaja
adalah usia dimana anak-anak mulai mengenal namanya cinta. Bahkan kinerja
hormonnya pun sudah mulai aktif. Karena itu nggak heran kalau orangtua selalu menasihati supaya jangan pacaran dulu selama sekolah.
Orangtua hanya ingin memastikan anak remajanya tidak terjerumus kedalam pergaulan yang salah, seperti pacaran di luar batas. Percayalah, orangtua tidak akan mengatakan hal yang sama ketika anaknya sudah beranjak dewasa dan sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri.
Baca Juga :
Saat ini
kita memang sedang berada di tengah kehidupan yang mengerikan. Siapapun bisa
jadi korban pelecehan, bully, dan korban dari pergaulan yang salah. Dan rumah adalah
tempat dimana bisa mendapatkan perlindungan dan perhatian. Kalau selama ini anak
remaja mungkin abai dengan nasihat-nasihat di atas, maka sudah waktunya menyadari
bahwa di balik perintah dan peraturan yang seperti mengekangmu ada tujuan baik dibelakangnya.
Jadi, mulailah memperhatikan perilakumu, termasuk membenahi cara pandangmu akan
orangtuamu, dirimu dan orang lain.