Juliana,
wanita asal Surabaya ini dulunya adalah seorang DJ yang terbilang sukses. Dengan
segala keberhasilan yang dia dapatkan itu, dia bisa menutupi latar belakang kehidupannya sebagai seorang anak terbuang yang tak pernah mengenal kedua orang tuanya.
“Pertama jadi DJ itu ada kebanggaan. Ketika kita bisa menghibur orang, melihat orang begitu antusias di bawah mendengarkan musik, mereka bisa seolah-olah menikmati banget musik yang kita bikin. Di situlah saya menemukan inilah caranya saya bisa menunjukkan kepada dunia saya bisa sementara orang lain banyak yang tidak bisa,” ucap Juliana.
Selama menjalani
profesi itu, Juliana kerap dihujani pujian yang semakin membuatnya merasa menjadi
seseorang yang berharga. Karena itulah, dia berusaha keras untuk tetap menutupi
latar belakang kehidupannya, termasuk kepada Robin, pria yang kini menjadi suaminya.
Sebagai seseorang
yang selalu merasa kesepian, Juliana benar-benar mendambakan seorang pria yang bisa
menjaga dan mencintainya. Itulah yang dia temukan dalam sosok seorang Robin,
pria yang pertama kali dia temui di tempat kerjanya. Merasa sama-sama cocok, keduanya
pun menikah tanpa harus saling mengetahui latar belakang kehidupan masing-masing.
Robin memang
adalah sosok pria yang sudah mapan secara finansial. Karena itulah Juliana memutuskan
untuk tak lagi bekerja sebagai DJ. Namun, selama menjalani bahtera rumah tangga
bersama Juliana tetap saja dibayang-bayangi kenangan masa kecilnya yang menyedihkan.
Dia selalu merasa kalau sang suami bisa saja meninggalkannya. Dia pun mulai merancang kebohongan kepada sang suami.
“Pernikahan dengan suami saya itu, saya masih dibayangin dengan trauma. ‘Semua orang pasti meninggalkan saya,’ itu masih tertanam sekali. Sehingga dalam perkawinan itu pun saya berpikir, ‘Pasti suatu saat suami saya juga akan mengetahui segala kebohongan saya’. Nah itu yang membuat saya, saya harus punya persiapan. Saya harus menyimpan. Saya harus mengambil dari dia sebagai jaminan supaya (saat) saya tidak bersama saya masih ada yang saya pegang,” terangnya.
Pernah suatu
kali, Juliana berbohong kepada Robin kalau-kalau dirinya punya utang kepada salah
satu rekannya. Karena rasa sayangnya kepada sang istri, Robin pun percaya saja dan
memberikan uang yang dibutuhkan sang istri. Sayangnya, Juliana sebenarnya tidak
punya utang. Dia hanya membuat kebohongan hanya demi supaya dirinya bisa punya uang
simpanan yang diam-diam dia kumpulkan dari sang suami. Justru kebohongan-kebohongan itu pula yang membuat keduanya sering kali bertengkar.
Pertengkaran
demi pertengkaran juga terus terjadi. Bahkan ketika mereka dikarunia anak. Ada suatu
kali keduanya bertengkar lataran Juliana memposting foto kebersamaannya dengan sang
anak di Facebook. Tiba-tiba sang suami marah besar. Hal itulah yang membuatnya merasa
kalau suaminya sama sekali tidak mengakui dia dan anaknya sendiri di depan orang banyak.
Hal ini membuat
Juliana kembali terbayang dengan masa lalunya sebagai anak tertolak. Dia merasa
kalau apa yang dialami olehnya di masa lalu juga akan dialami oleh anaknya sendiri. Hingga pada akhirnya, dia memutuskan untuk meninggalkan sang suami dan putri kecilnya.
Di tengah kekecewaan
itu, Juliana pun memutuskan untuk bunuh diri dengan berjalan di atas rel kereta
api. Sayangnya, percobaan bunuh diri itu pun gagal. “Saya mau menabrakkan (diri)
ke kereta, tiba-tiba ada tangan yang menepuk saya dari belakang. (Ada) Suara bilang
‘Anakku mengapa kamu lakukan itu anakKu. Kamu tidak pernah menyadari kalau ada seseorang
yang selalu berada bersama kamu. Jadi saya waktu itu seperti sadar dan tidak
sadar, melihat seperti kayak sebuah film,” terangnya.
Dalam situasi itulah Juliana diingatkan kembali dengan sosok dirinya ketika masih kecil. Dia dibesarkan dari satu keluarga ke keluarga lain. Hidup sebatang kara tanpa orang tua dan sanak saudara membentuk dirinya menjadi sosok yang merasa tidak dianggap. Tapi lewat peristiwa yang dialaminya di rel kereta api itu Juliana menyadari bahwa ternyata sekalipun tanpa orang tua, ada satu sosok yang selalu mengasihi dan tak pernah meninggalkannya yaitu Tuhan Yesus.
Peristiwa itu
pula yang membawa kembali Juliana kepada Robin dan juga putri semata wayangnya.
Ada rekonsiliasi yang akhirnya terjadi dalam dirinya. Tuhan terlebih dahulu
memulihkan hati Juliana dan hal itu berdampak besar pada pernikahannya. Dia mengaku
bahwa semua perasaan takut yang dialaminya selama ini sudah digantikan menjadi perasaan
percaya bahwa Tuhan Yesus selalu ada untuk dia.