Jangan Munafik! Tuhan Tidak Mau Kita Menjadi Batu Sandungan
Sumber: http://amendo.com/wp-content/uploads/201

Kata Alkitab / 22 November 2017

Kalangan Sendiri

Jangan Munafik! Tuhan Tidak Mau Kita Menjadi Batu Sandungan

Inta Official Writer
18163

Penembakan masal terjadi di sebuah klinik aborsi Amerika Serikat pada akhir November 2015 lalu. Pelakunya bernama Robert, setidaknya ada tiga orang yang meninggal termasuk seorang pendeta dan terdapat sembilan orang yang luka-luka. 

Siapakah Robert? Robert dikenal sebagai seorang yang saleh. Ia adalah laki-laki yang kerap berdiskusi Alkitab dengan teman-teman satu pelayanannya. Orang-orang sering mendapati Robert berdoa dan membaca Alkitab di gereja. 

Iya, fakta mengejutkan ini memang membuat siapapun kaget. Bagaimana bisa seorang yang rajin berdoa dan membaca Alkitab justru menjadi pelaku penembakan masal. Kehidupan seperti Robert inilah contoh seorang Kristen yang hidup dalam kemunafikan. Dibalik perbuatan yang terkesan saleh, hatinya dipenuhi oleh kebencian terhadap sesama. 

Kata munafik berasal dari kata Yunani hypokrites yang berarti aktor yang sedang memakai topeng. Istilah ini dianggap cocok bagi orang yang sedang berpura-pura untuk menipu orang lain demi tujuan pribadi. Secara singkat, munafik bisa diartikan sebagai seorang yang berpura-pura, namun sepenarnya hatinya tidak selaras dengan apa yang akan ia kerjakan. 

Ada banyak orang munafik yang dicatat oleh Alkitab, yang kehidupannya seperti orang saleh namun tidak mencerminkan sebagai pribadi seorang Kristen. Alkitab menulis dalam Matius 6:5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” 

Alkitab mencatat ada banyak orang yang ‘saleh’ namun hidup dalam kemunafikan, contoh saja orang Farisi. Mereka disiplin dalam memberikan persembahan, rajin berdoa dan cerdas dalam pemahaman Alkitab, jika dilihat dari luar, orang-orang ini nampak seperti orang yang sangat dekat dengan Tuhan.

Bahkan Yesus pernah berkata dalam Matius 15:8-9, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Ayat ini merupakan kritikan Yesus terhadap ahli-ahli agama pada saat itu.  

Penting buat kita untuk mengingat bahwa Allah tidak hanya melihat perbuatan kita saja. Namun Ia juga memahami apa yang kita pikirkan. Mazmur 139:4, Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.” 

Orang-orang yang bersikap munafik bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain dan menghambat orang untuk melihat pribadi Kristus secara benar. Tuhan sudah mengetahui apa yang kita pikirkan bahkan sebelum kita melakukan hal tersebut. Bagaimana kita bisa selaras dalam kata, tindakan dan hati juga dilihat oleh Tuhan. Jangan sampai kita terjatuh dalam kemunafikan seperti Robert, dimana ia memuji Tuhan, namun sebenarnya hatinya dilingkupi oleh kebencian. 

Baca juga: Sebelum Iri Hati ke Orang Lain, Ketahuilah Kalau di Dunia Ini Tak Ada Orang yang Sempurna

Mulai sekarang, mari kita menjauhkan sikap munafik dari pribadi kita. Biarlah apa yang sedang kita kerjakan hari ini Tuhan saja yang melihat. Jika sudah begitu, maka orang lain akan melihat kasih Tuhan yang ada di dalam pribadi kita sehingga kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang. 

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." (Markus 8:36)


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami