5 Dusta Dunia Tentang Pernikahan yang Tidak Perlu Kamu Percayai!
Sumber: Designingtheinvisible.co.uk

Marriage / 17 November 2017

Kalangan Sendiri

5 Dusta Dunia Tentang Pernikahan yang Tidak Perlu Kamu Percayai!

Budhi Marpaung Official Writer
4115

Pernikahan itu sesuatu yang indah dan dibuat oleh Tuhan untuk manusia. Dalam perjalanannya, pernikahan justru menjadi banyak wajah, seiring dengan semakin sombongnya manusia. Mereka berpikir bisa membuat sistem yang lebih tepat, yang paling cocok untuk mereka. Oleh karenanya, tidak perlu heran melihat merebaknya pernikahan sesama jenis di berbagai negara.

Sebagai orang Kristen, kita juga bisa berpotensi terjebak dengan ajaran-ajaran dunia. Saat kita mulai meyakini apa yang dunia ini katakan dan mulai berkompromi dengan firman Tuhan.

Tuhan tidak pernah senang kita berpijak pada dua dasar kebenaran. Jika kita beriman kepada-Nya maka kita perlu taat dengan apa yang dikatakan-Nya. Namun, bila kita lebih condong untuk percaya dengan apa yang di luar-Nya maka berhentilah mengikuti-Nya.

Baca juga: Esther Silalahi, Ibu yang Setia Rawat Dua Anaknya yang Derita Penyakit Mematikan

5 pernyataan di bawah ini adalah sejumlah pernyataan yang sering didengar atau dijadikan nasihat ketika ada persoalan di rumah tangga. Semua kata tersebut sesungguhnya dusta yang disampaikan oleh dunia (iblis termasuk ada di dalamnya) untuk menghancurkan pernikahan khususnya yang dibangun di atas dasar Firman Tuhan.

1. Jika tidak selaras, kemungkinan kamu menikah dengan orang yang salah.


Ketika janji sehidup semati diucapkan maka sebenarnya tidak ada yang dapat mengakhirinya. Pernikahan adalah sebuah ikatan hubungan. Jadi ketika sudah menikah, maka orang yang kita nikahi adalah pasangan hidupmu (the right one). Tidak perlu lagi mau disimpang siurkan dengan kata-kata seperti itu. Suamimu / istrimu adalah orang yang paling tepat bagi hidupmu.

“Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Markus 10:9    

2. Bila kamu tidak bahagia, keluarlah dari situasi itu. Kamu layak menerima yang lebih baik.


Setiap orang yang menikah pasti ingin kebahagiaan. Namun seringkali kebahagiaan itu diukur dengan diri sendiri. Parahnya lagi, kebahagiaan itu sebisa mungkin dicapai dengan cara kita sendiri. Pada banyak pernikahan, ini jarang sekali bisa terwujud. Mengapa? Karena yang menikah ada dua orang, bukannya satu orang.

Menikah itu tentang hubungan dua arah, bukan searah. Hubungan timbal balik yang didasarkan atas dasar saling mengasihi, bukan menaklukkan.

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.” 1 Korintus 13:4-5

3. Bercerai adalah sebuah pilihan yang tidak boleh dikesampingkan.


Atas dasar tidak memperoleh kebahagiaan, terus mengalami percekcokkan, maka jalan yang kerap diberikan kepada seseorang yang ada di dalam sebuah pernikahan adalah bercerai. Walau tidak langsung diarahkan (melalui proses yang panjang dilalui), tetapi bercerai menjadi opsi yang harus ada dan dilakukan.  

Alkitab sendiri memang mencatat tentang hal perceraian, tetapi rencana biru Tuhan bagi pernikahan setiap umatnya adalah selama-lamanya. Tuhan tidak pernah mau kita yang telah menikah untuk bercerai. Dia bahkan begitu ingin agar pikiran untuk tidak lagi menjadi suami/istri tidak ada pada kita.

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11

4. Pernikahanmu tidak mungkin dapat diperbaiki sampai kapan pun juga.


Cekcok setiap saat, kerap tidak menemukan kata sepakat acap kali menjadi alasan-alasan agar seseorang tidak perlu lagi melanjutkan membina rumah tangga. Mereka sangat yakin keluarga yang kita bangun sudah berakhir. Padahal, mereka lupa bahwa kita memiliki Tuhan yang Maha Kuasa, yang sanggup melakukan hal-hal sulit, jauh melebihi apa yang dapat kita pikirkan atau doakan. Tidak ada yang tidak mungkin, pernikahan yang rusak, bila kita melibatkan Tuhan maka pernikahan tersebut bisa pulih kembali.

"Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Matius 19:26

5. Mungkin rasa cinta di antara kamu berdua sudah tidak ada.


Memang tidak dapat dipungkiiri bahwa di dalam pernikahan perlu ada cinta. Tanpa cinta maka semua yang dijalani akan terasa berat. Memang berjalan waktu, benih-benih yang bersemi itu bisa memudar, tetapi bukan berarti hilang atau lenyap. Perasaan kitalah yang seringkali menganggap cintanya atau cinta kita sudah tidak ada lagi.

Bila kita menyadari bahwa cinta kita mulai memudar maka berdoalah kepada Kasih itu agar kita senantiasa bisa mengasihi pasangan kita sebagaimana Ia mengasihi kita. Baca alkitab supaya kita mengerti tentang kasih dan bagaimana mempraktikkannya sesuai caranya Tuhan.

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” 1 Korintus 13:13


Pernikahan kita dirancang sangat baik. Tidak ada yang namanya kegagalan di tengah jalan di sana. Yakinlah, bersama-sama sampai maut memisahkan adalah ketetapan Tuhan bagi hubungan kita dengan pasangan kita. Haleluya!

Sumber : Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami