Setelah Penembakan, Gereja di Texas Ini Akan Ditutup dan Dijadikan Monumen Peringatan
Sumber: CNN

Internasional / 14 November 2017

Kalangan Sendiri

Setelah Penembakan, Gereja di Texas Ini Akan Ditutup dan Dijadikan Monumen Peringatan

Puji Astuti Official Writer
3683

Peristiwa penembakan masal di Gereja First Babtist di Sutherland Springs, Texas yang menewaskan 25 orang dan seorang bayi yang belum lahir menimbulkan kesedihan mendalam, terutama pasangan gembala sidang Pastor Frank Pomeroy dan istrinya Sherri, beserta jemaatnya. Untuk itu Pastor Frank membuat keputusan yang serius tentang keberadaan gerejanya itu. 

Pastor Frank sendiri kehilangan putrinya yang berusia 14 tahun, Annabelle dalam penembakan masal tersebut. Ia mengusulkan agar bangunan gereja dirobohkan dan dijadikan monumen untuk mengenang para korban, lalu membangun gereja ditempat lain. 


"Pendeta mengungkapkan keinginnya bahwa mungkin cara terbaik untuk bisa melanjutkan kehidupan adalah menghancurkan gereja itu dan menjadikannya taman doa," demikian pernyataa juru bicara  gereja Roger "Sing" Oldham yang dirilis USA Today. 

Dia juga mengungkapkan bahwa para jemaat "belum sempat untuk benar-benar berkabung dan membuat keputusan bersama."

"Ada banyak orang yang tidak ingin kembali kesana," demikian pernyataan Pastor Frank yang dikutip The Wall Street Journal. 

Baca juga : Kamu Sulit Mengampuni? 7 Kisah Pengampunan Ekstrim Ini Patut Dibaca


Pada hari Minggu lalu (12/11/2017), seminggu setelah peristiwa penembakan jemaat beribadah kembali, namun mereka melakukannya di lapangan baseball dengan sebuah tenda besar. Awalnya mereka akan beribadah disebuah gedung serbaguna kecil, namun karena akan banyak yang datang akhirnya mereka menggunakan tenda. 

Namun, tenda pun tidak bisa menampung semua yang hadir. Mark Collins, gembala yang dulu bertugas di gereja itu mengungkapkan bahwa ini adalah ibadah terbesar dalam 100 tahun sejarah gereja itu. 

Di tiga baris pertama duduk para korban selamat dan keluarga korban meninggal. Kebanyakan mereka datang awal dan saling memeluk dan memberikan kata-kata penghiburan. 

Baca juga : Demi Lindungi Keempat Anaknya, Wanita Ini Tewas Ditembaki Pelaku Serangan Gereja Texas


Dalam kotbahnya Pastor Frank berpesan agar komunitas di kota itu bersatu dalam iman sehingga bisa melewati peristiwa mengerikan itu. 

"Daripada memilih kegelapan seperti yang dilakukan anak muda itu, kita memilih kehidupan," demikian ungkapnya. 

Setelah itu, Gedung Gereja First Babtist untuk pertama kalinya dibuka setelah peristiwa penembakan. Namun didalamnya sudah ditransformasi menjadi tempat untuk mengenang para korban. Seluruh ruangan dari langit-langit hingga lantai dicat putih, dan di dalamnya ada 26 kursi berada di posisi dimana korban meninggal ditemukan. 

Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami