Anak SMA, pada umumnya adalah mereka yang masih berusia remaja
dan belum dewasa baik secara fisik, emosi dan mental. Kondisi inilah yang banyak
bikin para orangtua selalu ngingetin anak-anak remajanya supaya nggak pacaran dulu.
“Sekolah dulu yang benner. Lulus SMA. Baru bisa pacaran,” kalimat yang selalu dilontarkan mama ke aku waktu masih sekolah dulu.
Terima atau nggak, orangtua harus memproteksi ketat anak-anaknya dengan larangan ini untuk tujuan yang baik sebenarnya. Salah satunya melindungi masa depan si anak dari jebakan pergaulan dini (seks bebas di kalangan remaja). Bisa bayangin kalau-kalau anak terjerumus ke hal-hal negatif ini? Ada anak yang harus nikah muda. Ada yang stress dan ada juga yang milih bunuh diri karena ngerasa udah nggak punya masa depan lagi.
Baca Juga :
Bukan cuma orangtua yang dicemaskan kalau-kalau anak remajanya
memilih sudah pacaran waktu duduk di bangku sekolah. Tapi kalangan gereja juga punya
kecemasan yang sama. Itu sebabnya, pendeta asal Amerika, penulis, pendiri website
Kristen Desiringgod.org sekaligus konselor di Bethlehem College & Seminary
di Minneapolis, Minnesota juga kasih warning
soal ini.
John Piper bilang kalau pacaran di usia remaja atau setara SMA
itu kurang bijak. Alasannya karena kebanyakan remaja harus menunggu pacaran dengan
seseorang sampai mereka benar-benar sudah dewasa secara rohani dan siap menuju tahap pernikahan.
Piper menyampaikan ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum memutuskan berpacaran di usia remaja, yaitu:
1. Pacaran diijinkan kalau kita sudah siap secara rohani dan emosi
Di Amerika sendiri, budayalah yang membuat anak-anak menikah muda.
Orang tua yang menikah di usia muda dijadikan alasan bagi anak untuk berkencan lebih awal.
Tentu saja hal ini nggak bisa jadi alasan untuk mengijinkan anak-anak
remaja pacaran. Karena risiko yang mereka hadapi akan jauh lebih besar, sebagaimana
anak remaja pada umumnya jatuh dalam pergualan bebas dan tak lagi fokus untuk mengembangkan dirinya secara pribadi.
“Berkencan di usia 15, 16 atau 17 tahun akan membawa kita pada cara pandang tentang hubungan seksual, sebagian lain pada pandangan tentang makna pacaran, dan sebagian lainnya pada pandangan mengenai kematangan remaja secara relatif,” kata Piper.
Baca Juga : Parents, Kenali 5 Ciri Pra Remaja yang Mulai Jatuh Cinta
2. Pacaran bisa jadi celah untuk jatuh dalam godaan
Alkitab jelas mengatakan hal ini bahwa hubungan seksual hanya
diperuntukkan bagi pasangan menikah saja. Hal ini disampaikan dalam 1 Korintus 7:
2, “…tetapi mengingat bahaya percabulan,
baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.”
Piper mengingatkan supaya setiap remaja memahami betul ayat ini, bahwa hubungan seks di luar nikah sama sekali dilarang keras oleh Tuhan.
“Bukan itu yang Alkitab ajarkan, dan bukan itu desain Tuhan bagi
pria dan wanita. Ini (hubungan seks di luar nikah) hanya akan menghasilkan buah yang tragis di dalam hidupmu,” ucapnya.
3. Remaja yang dewasa secara rohani pun bahkan bisa jatuh saat pacaran
Hasrat seksual adalah bagian yang sangat kuat dalam diri setiap
manusia. Karena itulah, seorang remaja yang dewasa secara rohani sekalipun bahkan
bisa jatuh saat pacaran. Nggak sedikit diantaranya yang bahkan mau memacari orang-orang yang nggak beriman.
“Seolah saklar moral mereka dimatikan dan tombol hasrat masih tetap hidup dan sehat,” katanya.
Baca Juga :
Piper memang tegas menolak pacaran di usia remaja. Tapi dia nggak
menutup kemungkinan kalau ada saja remaja-remaja yang dewasa secara rohani dan memutuskan
untuk menikah di usia muda, sesaat setelah mereka lulus sekolah. Dan selama keputusan itu memang sudah diambil secara matang, baginya hal itu dianggap sah-sah saja.
“Jatuh cinta adalah salah satu pengalaman terbesar di dunia.
Apa yang membuatnya luar biasa adalah karena Tuhan sudah memberkatinya dengan sebuah
tujuan yang ditetapkan dan indah yang disebut dengan pernikahan. Kalau kamu mengubah
proses itu jadi hobi saat masih duduk di SMA, kamu hanya akan membiarkan bagian terbaik darimu dirampok,” jelasnya.
Jadi buat kamu anak-anak remaja yang sekarang masih dilema pengen
pacaran atau nggak. Renungkanlah ini lebih dulu. Apakah pacaran di usia muda bisa
membuatmu maksimal dalam pendidikan, potensi-potensimu atau dalam mencapai mimpi-mimpi
masa depanmu yang masih terbentang panjang.
Daripada pacaran dan cinta-cinta monyet yang belum jelas arahnya
kemana, mending kamu pakai deh masa remajamu buat menggali potensi diri dan meraih
mimpi setinggi mungkin.