“Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri
tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.” (Habakuk 2: 1)
Tuhan tahu
persis tujuan kita diciptakan. Dia tahu persis potensi Ilahi yang ada di dalam kita.
Tapi tetap aja, Dia juga perlu menunggu respon kita supaya rancangan dan karya-Nya dinyatakan dalam hidup kita.
Rancangan dan karya dari Tuhan pastinya adalah petualangan yang paling mengasyikan. Itulah yang disebut DESTINY atau sesuatu yang ada dipikiran dan hati Tuhan tentang kita.
Baca Juga :
Kita bisa belajar
soal destiny dari sosok Habakuk. Di Habakuk 1, kita bisa tahu kalau Habakuk hidup
di jaman yang susah serta penuh kekerasan dan penganiayaan (Habakuk 1: 2-3). Tapi
di tengah-tengah himpitan itulah dia naik ke menara doa dan mendesak Tuhan untuk memperdengarkan isi hati-Nya.
Tuhan suka tindakan
dan sikap Habakuk karena Tuhan memang adalah pribadi yang suka dicari. Karena sikap
inilah Tuhan akhirnya menjawab Habakuk dan menyampaikan segala hal yang harus dilakukannya bagi bangsanya.
Bacalah lebih
dulu tentang kitab Habakuk, maka dari sana kita bisa paham kalau Habakuk adalah
salah satu contoh tokoh Alkitab yang meresponi rancangan Tuhan melalui dia dan bersedia memulai petualangan besar bersama Tuhan.
Adapun dua kunci utama kita bisa mengalami petualangan seperti Habakuk alami, yaitu:
1. Bangkitlah untuk mencari Tuhan sampai Dia benar-benar datang menemuimu.
Pintu
terobosan itu terbuka waktu kita sengaja memburu Tuhan dan menetapkan hati untuk
mau berjumpa dengan Dia. Karena Allah sendiri nggak pernah menolak orang-orang yang
datang kepada-Nya dengan remuk hati, putus asa, kehilangan arahan dan agenda.
Tuhan mau menyambut orang-orang yang dengan sungguh ingin mendapatkan sesuatu dari Tuhan.
Keinginan untuk
mengalami, mengejar dan memburu Tuhan adalah hal yang paling disukai-Nya (Habakuk
2: 2). Tapi Dia mau kita mencari dengan segenap
hati kita (Yeremia 29: 13-14a; Matius 22: 37). Dia memperhitungkan setiap hal yang kita lakukan karena mataNya selalu menjelajah (2 Tawarikh 16: 9a).
Itulah salah
satu kunci supaya kita bisa menemukan DESTINY CALLING kita.
2. Bersedialah berkorban dan bayar harga
Tuhan memanggil
kita bukan untuk melakukan hal yang kecil. Sebaliknya, Dia mau kita mengerjakan
perkara-perkara besar bagi dunia ini. Itu sebabnya kita perlu bersedia berkorban dalam segala hal supaya rancanganNya terjadi melalui kita.
Tapi kita
perlu tahu kalau petualangan bersama Tuhan itu nggak selalu mudah. Ada masanya kita
menderita. Tapi Dia mau kita terus bertekun di tengah-tengah penderitaan itu dan menyadari bahwa kita perlu bertindak dengan bantuan Tuhan.
Di Habakuk 2:
3 dituliskan bahwa segala sesuatu akan tiba pada kesudahannya. Begitu pula dengan
segala aniaya dan kekerasan yang terjadi di depan mata Habakuk di masa itu. Itulah
jawaban Allah atas pengorbanan Habakuk untuk mau berdiri di tempat
pengintaiannya dan di menara doa sampai Tuhan benar-benar menjawabNya. Dan lewat
sikap inilah Allah akhirnya menjawab dia dan siap memakainya sebagai alat untuk
mengubah segala keadaan; yang buruk menjadi baik, orang benar akan hidup dengan percayanya dan tak aka nada lagi orang-orang yang sombong.
Di jaman ini, hampir semua orang menginginkan kehidupan yang nyaman dan enak. Tapi justru dalam kondisi seperti inilah kita nggak bakal terdorong untuk bertindak seperti Habakuk. Karena itulah kita diminta untuk tetap bertekun mencari Tuhan sepanjang waktu.
Baca Juga : Anne Avantie, Sukses Sebagai Desainer Sekaligus Penuhi Panggilan Tuhan
Pertanyaannya
adalah sudahkah kamu menemukan panggilan itu? Kalau belum, berarti mungkin kita
perlu periksa lagi kehidupan pribadi kita bersama Tuhan.