Suka Menyalahkan Orang Lain Pertanda Emosimu Terganggu. Jadilah Sembuh dengan 3 Hal Ini...
Sumber: Faith Fellowship Ministries of Southern

Kata Alkitab / 23 October 2017

Kalangan Sendiri

Suka Menyalahkan Orang Lain Pertanda Emosimu Terganggu. Jadilah Sembuh dengan 3 Hal Ini...

Lori Official Writer
9701

Tuhan adalah Bapa yang baik. Dia mau kita diberkati, sembuh dan memulihkan seburuk apapun kondisi kita. Ingat dengan kisah si orang sakit yang berbaring di pinggir kolam Betesta sudah tiga puluh delapan tahun lamanya? (Yohanes 5: 5-9).

Di ayat 7 kita bisa baca bahwa saat Yesus bertanya ‘Maukah Engkau Sembuh?” Si orang sakit itu justru menjawab dengan alasan bahwa tak seorangpun yang mau menurunkannya ke dalam kolam itu. Dia juga membela diri bahwa saat dia mulai turun ke kolam, kolam itu sudah penuh.

Ada banyak orang yang tidak mau berubah karena sudah terbiasa dengan kehidupan lamanya. Misalnya, terus menerus berbuat dosa, menyimpan kepahitan ke orang lain, membiarkan diri hidup dalam satu penyakit yang semakin lama semakin bertambah parah, tak ingin mengubah nasib karena malas bekerja atau menikmati gaya hidup yang buruk (ngegosip dan suka bicara negatif).

Salah satu alasan kenapa si orang sakit di kolam Betesda itu berbaring selama bertahun-tahun di sana adalah karena dia sudah menikmati hidup di dalam kelemahannya. Dia menuntut orang lain untuk peduli dan menolongnya sementara tak seorangpun mau menolong.

Namun di suatu hari, Yesus datang dan menawarkan pertolongan.  Bukannya berkata, ‘ya aku mau’ si orang sakit itu bisa-bisanya ngomel dan menceritakan apa yang dia alami selama berbaring di pinggir kolam itu dengan kondisi sakit yang dialaminya.

Ada dua jawaban yang dia sampaikan yaitu:

  • Menyalahkan orang lain dengan mengatakan, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu…" (Yohanes 5: 7a).
  • Dia berusaha menjawab Yesus dengan mengatakan bahwa sembuh hanyalah sebuah kemustahilan baginya karena katanya, “….apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” (Yohanes 5: 7b)

Sikap ini tentu saja muncul karena kondisi emosi si sakit yang tidak sehat. Bisa saja dia saat itu benar-benar kecewa dengan orang-orang di sana karena tak seorangpun yang mau menolongnya. Tanpa disadarainya, perasaan kecewa itu justru menghambatnya untuk sembuh dari sakit yang dideritanya. Dia membiarkan dirinya dibelenggu kepahitan dan kekecewaan kepada orang lain.

Tapi tahukah kamu sesudah Yesus mendengar keluhan orang itu, dia memilih untuk berbelas kasihan. Sama seperti nama kolam itu Betesda yaitu rumah dari belas kasihan (house of mercy) atau rumah dari kasih karunia (house of grace), Yesus pun berbelas kasihan dan menyembuhkan sakitnya.

Ada tiga ucapan yang disampaikan Yesus kepada si sakit itu. Katanya:

1. Bangunlah (Yohanes 5: 8). Yesus mengajak si orang sakit itu untuk bertindak dan tak lagi melontarkan alasan-alasan yang disertai dengan rasa kecewanya. Ucapan ini bisa kita maknai sebagai bentuk tawaran Tuhan supaya orang itu berubah (baca kisah si anak bungsu dalam Lukas 15: 17). Lewat perubahan itu, orang sakit tersebut diharapkan bisa membangun mimpi-mimpinya yang baru di masa depan.

2. Angkatlah tilammu. Yesus meminta si sakit untuk meneria kondisinya dan menanggung kondisi hidupnya sendiri. Dan saat si sakit itu melakukannya, mujizatpun terjadi. Ucapan ini bisa dimaknai juga sebagai bentuk pembersihan diri dari segala sikap atau kebiasaan yang lama serta membaharui pikiran lamanya dengan pola pikir yang baru sesuai dengan firman Tuhan (baca Filipi 3: 8).

3. Berjalanlah. Ucapan Yesus ini adalah sebuah perintah yang cukup radikal. Jika awalnya dia meminta supaya si orang sakit itu bangun dan mengangkat tilamnya, maka ucapan terakhir ini adalah dengan memerintahkannya untuk berjalan. Bagaimana mungkin seorang sakit, yang kemungkinan adalah lumpuh bisa berdiri? Tapi Yesus mau dia melakukannya tanpa ragu. Alhasil, dia memperoleh kesembuhan sempurna. Ucapan Yesus ini boleh kita maknai sebagai satu bentuk perintah supaya setelah kesembuhan itu, si sakit itu segera sembuh dari segala macam penyakit emosinya.

Nah, kalau kamu saat ini sedang dalam kondisi yang tidak baik; keluarga berantakan, keuangan tidak lancar atau sakit penyakit tak kunjung sembuh, jangan pernah menyalahkan orang lain atas kondisi itu. Sebaliknya, bangunlah dan tanggung masalah itu bersama Yesus. 

Sumber : Jkiinjilkerajaan.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami