Penganiayaan
terhadap orang percaya ternyata belum kunjung usai, terutama di negara-negara Timur
Tengah. Untuk menghentikan hal itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu
akhirnya meminta para pekerja media (wartawan) Kristen untuk mengangkat topik terselubung ini kepada publik, khususnya soal penderitaan orang-orang Kristen di Iran.
Netanyahu menyampaikan
permohonan ini kepada delegasi Pertemuan Media Kristen di Yerusalem pada 15 Oktober.
Dia mengatakan bahwa sekalipun dia tetap prihatin dengan proyek bom nuklir Iran
dan aktivitas teror Iran, tapi keprihatinannya soal penganiayaan orang Kristen jauh
lebih besar. Dia tidak ingin bertindak sama seperti pemimpin Internasional yang
menutup mata terhadap penderitaan, penyiksaan orang percaya karena iman mereka.
Netanyahu pun
menggambarkan bahwa sebuah negara yang bertindak semena-mena terhadap kaum minoritas adalah negara yang pasti memperlakukan negara tetangganya dengan cara serupa.
“(Kita) mendedikasikan minggu ini untuk menjabarkan penderitaan orang-orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya di Iran. Tanyakan kepada pemimpin Kristen yang berani dipenjara karena mempraktikkan iman mereka. Duduklah dengan keluarga, guru sekolah minggu yang dipenjara bertahun-tahun hanya karena masuk agama Kristen,” ucap Netanyahu.
Baca Juga : Dukung Perjuangan Negaranya, Netanyahu Sebut Penginjil Kristen Adalah Sahabat Baik Israel
Dia juga meminta supaya para wartawan membongkar kebohongan Presiden Iran Rouhani, yang pada tahun 2013 telah berjanji memperlakukan semua agama tanpa diskriminasi di Iran. Sayangnya, orang-orang Kristen malah terus menerus hidup di bawah rasa takut.
Sementara dirinya
juga mengungkapkan niatnya untuk mengorganisir sebush komite parlemen yang bertugas
untuk menyelidiki pendanaan asing yang diterima oleh lembaga non-profit Israel.
Dia bersumpah untuk menghentikan kelompok dan organisasi yang memusuhi tentara Israel.
Sementara itu,
dirinya menyampaikan terima kasih atas jalinan hubungan yang baik antara komunitas
Kristen di seluruh belahan dunia kepada Israel. Dia bahkan berterima kasih kepada
Presiden AS Donald Trump atas dukungannya kepada negaranya hingga saat ini.
Untuk diketahui,
Pertemuan Media Kristen pertama di Yerusalem ini dihadiri lebih dari 100 wartawan
dan pembicara Kristen dari seluruh dunia. Di sana mereka dibekali soal sejarah Israel
dan masalah keamanan yang tengah dihadapi bangsa tersebut. Acara tersebut terselenggara
berkat dukungan dari Kantor Pers Pemerintah, Kantor Perdana Menteri dan Kementerian
Luar Negeri Israel.