Amsal 24:16.
“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.”
Lihat Firman diatas, aku sedang bicara “Jatuh dalam dosa,” bisakah kita bayangkan betapa belas kasih Tuhan sangat
besar atas kita, sehingga dia menerima kita kembali dengan pelukan sekalipun kita sering menyakiti hatiNya?
Pertanyaanya: Apakah kita memiliki belas kasih yang sama kepada orang saat masalah yang sama diperhadapkan?
Aku mendengar begitu banyak berita mengenai pembunuhan karena dendam
ataupun sakit hati, bahkan seorang temanku harus diusir dari rumahnya sendiri
karena hamil diluar nikah. Mendengar hal itu, aku sangat miris dan berkata
dalam hati “Ya Tuhan, apakah mereka nggak memiliki belas kasih terhadap sesama seperti yang Allah lakukan terhadap kami semua?”
Dan akhirnya suatu hari, kejadian yang hampir serupa diperhadapkan kepadaku. Entah apa yang aku rasakan. Semuanya hancur dan aku kecewa sekali.
Ditulisan sebelumnya aku sudah bercerita bagaimana Iblis mencoba
menghancurkan keharmonisan hubungan orangtuaku. Namun memang pada akhirnya semua berada dibawah kendali Allah, semua kembali dengan baik.
Nggak berhenti disana, baru-baru ini serangan dari adikku sendiri mulai menyakitiku. Aku hampir terhanyut dalam kekecewaan.
Gimana tidak, aku harus mendengar kabar bahwa adikku memberontak dan
memutuskan pilihan yang salah. Dia berpacaran dengan suami orang hanya karena sebuah situasi bahwa dia “kesepian.” Dia tertipu oleh rayuan iblis melalui pria itu.
Bukankah itu adalah kejadian yang sangat menjijikkan? Ditambah lagi pria
itu bukanlah percaya Yesus. Sungguh menjijikkan! Malam itu, rasanya aku ingin
pingsan dan nggak bisa menahan sakit dan kecewa yang mendalam. Sungguh! Berkali-kali
aku memikirkan, kenapa Tuhan izinkan keluargaku diserang dan diambil
daripadaNya? Seakan mereka berbelok dari kebenaran, sedangkan aku berteriak
untuk berlari mendapatkan hatiNya. Seakan Tuhan berdiam, dan aku kecewa dengan respon adikku.
Jika kamu di posisiku, apa yang akan kalian lakukan?
Yap! Mungkin memesan tiket dan menemuinya adalah cara yang baik. Bicara
dan beri mereka pelajaran. Tetapi malam itu, aku lemah dalam kehampaan. Saat sahabatku
menghubungiku pertama sekali tentang
hasil penyelidikan mengenai adikku. Aku sangat rapuh dan nggak tahu harus berbuat apa.
Jujur, aku bahkan ingin melepaskan adikku begitu saja. Aku nggak menyangka adikku yang rajin berdoa jatuh kedalam dosa.
Malam itu, aku meminta mama rohaniku, Nency menemui adikku dan pria itu. Memisahkan mereka dan menghadapi mereka.
Aku hanya bisa berdoa dan berteriak di kamarku, Tuhan mengingatkan aku
tentang belas kasihan. Jelas sekali semua nggak segampang itu, aku harus
melawan emosiku dan mengingat kembali bahwa Tuhan sudah lebih dulu berbelas kasihan atas hidupku yang sering berbuat dosa.
Dia memelukku dengan kasih, dan demikian aku diajar untuk hadapi adikku.
Belas kasihan Tuhan mengatasi emosi, pikiranku, masalahku dan semuanya.
Dia menaruh hatiNya yang lembut kepadaku. Aku menghubungi adikku dan bicara
dengan kasih. Aku berdoa bersamanya dan Tuhan menyelamatkannya dengan kasihNya.
Hari itu Tuhan beri aku sebuah penghiburan lewat ayat firman, Mazmur 13 :15:
“Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanmu.”
Demikian Allah bicara hal yang sama dengan kamu. Jangan biarkan kekecewaan dan dendam memenuhi hatimu. Izinkan kamu berbelas kasihan kepada mereka dan berdoa, bukankah Tuhan sudah lebih dahulu melakukannya kepadamu? Percayalah, sama seperti yang aku alami bahwa semua akan baik-baik saja. Semua berada dibawah kendaliNya.