‘Serupa dengan Kristus’ Jangan Hanya Ucapan! Kenali Yesus Lebih Dulu Lewat 7 Gaya Hidupnya Ini..
Sumber: Awordywoman.com

Kata Alkitab / 20 October 2017

Kalangan Sendiri

‘Serupa dengan Kristus’ Jangan Hanya Ucapan! Kenali Yesus Lebih Dulu Lewat 7 Gaya Hidupnya Ini..

Lori Contributor
15951

Semua orang butuh role model atau panutan untuk dicontoh dalam hidupnya. Sebagai orang Kristen, kita kerap mendengar doa atau ucapan supaya kita ‘serupa seperti Kristus’. Sadar atau nggak, kebanyakan kita bahkan tak paham dengan makna ucapan itu. Kita cuma sekadar mengutip kalimat itu dari Alkitab dan mengucapkannya di sela-sela doa. Tapi kita sama sekali nggak menghidupi ucapan itu.

Yesus menebus kita dari dosa dengan harapan supaya kita jadi anak-anak Allah yang berkarakter seperti Dia. Kita harusnya bertumbuh sesuai dengan pribadi Kristus, baik perkataan maupun gaya hidupNya. Dan tentu saja Yesus punya gaya hidup yang berbeda dari manusia kebanyakan dan gaya hidup itulah yang diwariskannya untuk kita hidupi sebagai pengikut-Nya (1 Yohanes 2: 3-6).

Kita adalah manusia batiniah, bertumbuh setiap hari dengan rajin membaca dan merenungkan firman Tuhan, doa, pelayanan dan sebagainya. Sudah sepantasnya kita mengalami perubahan dan berbuah secara karakter.

Bagi kamu yang belum tahu bagaimana harusnya hidup sebagai orang percaya yang ‘serupa dengan Kristus’, belajar meneladani 7 gaya hidup Yesus ini:

1. Yesus tahu tujuan hidup-Nya dan mengajarkan tujuan itu dengan kasih

"Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4: 34)

Ya, tujuan hidup Yesus adalah melakukan kehendak Bapa dengan kasih. Tujuan inilah yang membuatnya selalu kuat dalam menanggung derita di kayu salib.

Baiklah kita memiliki tujuan hidup yang sama dengan Kristus dan mencapai tujuan itu, merancang strategi untuk meraihnya.

2. Yesus tumbuh dan hidup dalam sebuah keluarga

“Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2: 49-52)

Yesus adalah pribadi yang menikmati perjalanan hidupnya, mulai dari lahir sampai kematianNya. Sebagai Allah sekaligus manusia 100%, dia tetap bertumbuh, dibentuk, dan tunduk kepada orangtua dunianya, yaitu Yusuf dan Maria. Dia tetap tinggal dan diasuh di keluarga ini sampai menunggu waktu pelayanan-Nya tiba.

Ya, nggak ada tempat yang lebih baik dari sebuah keluarga. Karena di sana ada penerimaan dari orang tua dan saudara-saudara. Keluarga yang gagal bukan alasan untuk menyalahkan orang lain atau menyalahkan hidup. Kemudian memilih untuk mundur dan tak mau melakukan apa-apa dalam hidup.

3. Yesus menjalani hidupNya dengan kuasa

“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"--lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"” (Matius 9: 6)

Sejak kecil, Yesus sudah menunjukkan soal siapa dirinya kepada para tua-tua dan imam-imam. Dia mahir dalam kitab dan menjawab setiap pertanyaan dengan tepat. Yesus menunjukkan ada kuasa besar di dalam dirinya dan membuat orang-orang di sekitar-Nya takjub.

Itu sebabnya, sebagai orang percaya kita pun harus melakukan hal serupa. Ketika Yesus terangkat ke surga, Dia sudah mewariskan kuasa yang sama seperti yang Dia punya atas kita. Dia bahkan sudah mencurahkan Roh Kudus sebagai penolong atas kita. Dengan itu, harusnya nggak ada alasan buat kita untuk merasa takut dan kuatir dalam hidup. Kuasa Tuhan harus dipraktikkan. Dia mau supaya kita tegak berdiri sebagai pasukan Kristus dan berkuasa melakukan kesembuhan, pelepasan, mengusir roh-roh jahat dan sebagainya.

4. Yesus bergaul dengan semua orang, termasuk orang berdosa

“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” (Matius 9: 9)

Kalau iman kita tidak kuat, lalu kita bergaul dengan orang berdosa maka kita akan terbawa arus dan ikut berdosa juga. Sebaliknya, saat kita taat pada kebenaran firman, kita akan tahu batasan dalam bergaul dan menjalani hidup, mana yang baik dan yang tidak. Itu sebabnya sangat dianjurkan supaya kita bertumbuh dalam iman sembari bergaul dengan semua orang. Karena dengan bergaullah kita bisa menyebarkan kebenaran injil kepada orang-orang.

5. Yesus bersikap keras terhadap kebiasaan agamawi

Taurat membuat kita mengerti arti dosa, karena larangan membuat kita mengerti pelanggaran. Yesus menggenapi dan menyempurnakan pengajaran Taurat. Dia tidak ingin umat Allah hidup hanya dengan menaati peraturan yang tertulis. Sementara hal yang lebih penting dari itu malah terabaikan. Yesus datang menawarkan kasih karunia, bukan karena takut tidak menjalankan hukum taurat. Jadi, mari meniru cara pikir Yesus ini.

6. Yesus mengajar dengan cara-cara yang sederhana

“Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.” (Lukas 12: 1-2)

Di sepanjang pelayanan-Nya, Yesus mengajarkan tentang sesuatu yang begitu real atau nyata. Dia kerap kali memakai perumpamaan-perumpamaan yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dia mengajarkan dengan penjelasan yang sederhana soal benih, pohon, buah, ragi, domba, kasut, jubah, ikan dan sebagainya. Karena dengan itu, setiap orang yang mendengarnya bisa merefleksikan dirinya dan menyadari kesalahannya.

Sebagai orang percaya, kita tak perlu memakai hal-hal yang rumit dan sulit untuk menjelaskan soal Allah atau soal Yesus kepada orang lain. Cukup sampaikan dengan pengalaman sederhana yang mungkin kita alami. Tak perlu mengatur setiap perkataan kita supaya terdengar lebih bijak atau cerdas. Untuk itulah tuntutan Roh Kudus sangat diperlukan.

7. Yesus mengkloning diri-Nya kepada murid-murid

Sebagaimana seorang guru mengajarkan apa yang diketahuinya kepada para siswa, begitu pula Yesus. Dia adalah guru dan mentor yang meregenerasikan semua hal yang Dia punya kepada murid-murid-Nya. Dia mengajari dan melatih murid-murid supaya mereka bisa melakukan seperti yang Yesus lakukan.

Dan di jaman ini, kita diminta untuk menjadi serupa dengan Kristus dalam bentuk teladan. Tuhan mau kita adalah Alkitab terbuka yang bisa dibaca oleh semua orang. Sehingga dengan kehadiran kita, mereka bisa mengalami Yesus sendiri.

Sebagai penutup, mari merenungkan Lukas 10: 18-20, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

Sumber : Disadur dari Khotbah Pdt. Yosea D Christiono
Halaman :
1

Ikuti Kami