Seorang ibu bernama Efie Karnadi (60) yang adalah seorang pelayan di GKB El Bethel sekaligus bekerja di sebuah agen asuransi terkenal di Indonesia mengisahkan soal salah satu anaknya. Dia menuturkan kalau anaknya yang sudah berusia 37 tahun tampaknya sulit sekali untuk bisa hidup mandiri, terutama secara finansial. Kegagalan demi kegagalan pun dihadapinya dalam hidup.
Baca Juga :
Hal ini bahkan
membuat ibu Efie kesal kepada sang anak. Namun singkat cerita, di sebuah kebaktian
yang mengadakan sesi pemulihan, Efi dan keluarga akhirnya saling memaafkan. Dia
sebagai orangtua mengaku tak enggan untuk meminta maaf dan meminta diampuni
atas setiap perkataan dan sikap yang mungkin melukai hati sang anak. Hal serupa juga dilakukan sang anak kepadanya.
Sejak saat itu,
Efi menyaksikan bagaimana sang anak akhirnya berhasil dalam pekerjaannya. Pintu
berkat yang seolah tertutup akhirnya dibukakan setelah keluarga ini dengan terbuka
saling meminta maaf. “Berkat Tuhan itu sungguh nyata, pemulihan itu luar biasa,” ucap ibu Efie.
Bangsa Israel
juga pernah mengalami ditinggalkan Tuhan. Tak ada berkat yang turun atas kehidupan
mereka sama sekali selama 400 tahun. Dan itulah yang dilakukan si iblis atas hubungan
Allah dan manusia. Dia mau supaya anak dan bapa berpisah. Dia tak mau bapa dan anak bersatu.
Salah satu celah
yang dipakai si iblis untuk mengacauan hubungan anak dan bapa adalah dengan memakai keadaan dan perkembangan yang ada saat ini. Misalkan saja, seperti anak-anak yang lahir di jaman teknologi saat ini pasti
akan merasa jauh lebih pintar daripada orangtuanya. Sehingga ada gap antara Bapa
dan anak. Anak tak lagi mau mendengar didikan orangtua karena mereka merasa sudah
lebih tahu. Dalam hal ini, anak seringkali meremehkan orangtua dan orangtua pun
mulai berlaku keras kepada anak. Hubungan yang tak saling mendukung inilah yang
jadi awal dari kerusakan generasi dan awal munculnya beragam kutuk dalam hubungan bapa dan anak.
Jadi supaya
kasus yang dialami ibu Efie tak terjadi kepada anak-anak, orangtua sepatutnya mau
dengan rendah hati mengoreksi diri dan mau meminta maaf kepada anak. Ciptakanlah
hubungan yang baru bersama anak lewat pemulihan hati bapa kepada anak (dalam hal ini orangtua kepada anak), begitu pun sebaliknya anak kepada bapanya.
Fasilitator
Nasional Jaringan Doa Nasional (JDN) Pendeta Tony Mulia mengatakan dalam acara 3G
Berdoa Bagi Indonesia bahwa lewat pemulihan generasi (bapa dan anak) akan terjadi pembalikan keadaan.
“Lewat Father and Son. Pemulihan hati bapa
kepada anak, anak kepada orangtua, ini akan membuat satu pembalikan keadaan dari
kutuk menjadi berkat. Pemutusan kutuk generasi dan kita meyakini bahwa ke depan ini, akan muncul generasi baru yang akan diberkati oleh Tuhan,” ucap Pendeta Tony.
Hal inilah yang
juga dilakukan Yesus. Melalui kedatangan-Nya, Allah ingin memulihkan kembali hubungan
dengan bangsa pilihan-Nya. Dan pemulihan ini masih akan terus berlanjut saat ini sampai pemulihan segala sesuatu.
“Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu
pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu,” (Kisah Para Rasul 3: 21).
Nah, supaya berkat dari Tuhan terus tercurah atas keluarga dan anak-anakmu dan bahkan cucu dan cicimu, lakukanlah rekonsiliasi bersama keluargamu. Akui setiap kesalahan yang mungkin sudah melukai perasaan anak ataupun pasanganmu. Biarkan Tuhan kembali memulihkan hubunganmu dengan orang-orang yang kamu kasihi.
Sumber : Jawaban.com