Anggota
parlemen Hungaria, Andras Aradszki, yang merupakan perwakilan dari Partai
Rakyat Demokratik Kristen (KDNP), pada Senin (16/10), menyerukan ajakan kepada semua
umat Kristen untuk menolak rencana seorang miliarder Hungaria, yang bernama George
Soros, untuk memaksa negara-negara untuk menerima jutaan pengungsi ke negara-negara Eropa.
Di depan parlemen,
Aradszki mengatakan bahwa setiap orang Kristen punya kewajiban moral untuk melawan segala bentuk tindakan yang disebutnya ‘rencana Setan Soros’.
“Kita melihat
serangan terhadap keluarga besar Eropa, saat Soros dan rekan-rekannya ingin menghancurkan
kemerdekaan, otonomi, dan nilai-nilai bangsa, dan mengikis semangat Kristen Eropa
dengan pemindahan paksa puluhan juta imigran asing,” kata Aradszki, seperti dikutip Breitbart News.
Dia menegaskan,
inilah saatnya umat Kristen untuk melakukan perang melawan setan. “Ya, saya bicara
tentang sebuah serangan Setan, yang juga malaikat penyangkal, karena mereka tidak
mengakui apa yang sedang mereka lakukan, bahkan saat hal itu benar-benar sudah jelas terlihat,” terangnya.
Selain itu,
Aradszki juga mengingatkan soal isu pelegalan aborsi, pernikahan sesama jenis dan
juga teori soal gender yang belakangan ini sudah dipolitisasi. Kondisi-kondisi yang
menyedihkan inilah yang mendorongnya untuk ikut dalam sebuah acara ziarah dan doa
di Polandia belum lama ini. Acara ini dihadiri oleh lebih dari satu juta orang dan
bersama-sama berdoa demi keselamatan orang-orang, negaranya dan juga seluruh negara di Eropa.
Terkait tuduhan
Aradszki kepada Soros dinilai sudah terbukti. Hal ini ditemukan dari pernyataan
Soros di sebuah opini yang diterbitkan di sebuah media Eropa pada September
2015 lalu dengan judul “George Soros: Here’s My plan to Solve the Asylum Chaos.”
(George Soros: Inilah Rencanaku untuk Memecahkan Persoalan Pengungsi.).
Dalam
artikel tersebut, sang miliarder menyampaikan bahwa ‘Eropa harus menerima setidaknya satu juta pengungsi setiap tahunnya sampai di masa yang akan datang’.
Sementara dari
sebuah dokumen rahasia yang dibocorkan menunjukkan bahwa Soros bahkan memakai Yayasan
Open Society-nya untuk mengubah negara Irlandia yang mayoritas Katolik menjadi negara yang pro-aborsi.
Rencana jahat
Soros ini juga mengarah pada gerakan kudeta pemerintahan di Hungaria, Polandia,
Republik Cheska, Slowsakia, Makedonia dan Rumania. Dia diduga telah mendanai aksi
demonstrasi kelompok anti-pemerintahan dalam upaya memanipulasi kebijakan nasional negara-negara itu.
Perdana
Menteri Hungaria Viktor Orban bahkan sudah berulang kali menuduh Soros sebagai dalang
dari penyebab krisis pengungsi di Eropa. “Kami sudah mengungkapkan adanya rencana
Soros, dan perancangnya sendiri mengakui bahwa hal itu benar. Kami sudah memasukkannya dalam pembahasan politik,” ucap Orban.
Menurut Orban,
Soros adalah sosok yang sudah memegang kendali kekuasaan di Brussels, Eropa. Karena
itu, dia meminta supaya lembaga-lembaga di Eropa menolak untuk bekerja sama dengannya.
Untuk mencegah
rencana Soros, dia sudah melakukan survei terkait tanggapan warga Hungaria soal
boleh tidaknya pengungsi masuk ke negara itu. Dia menegaskan bahwa partisipasi
dalam survei itu penting sekali untuk mencegah lonjakan pengungsi di Hungaria.