Banyak yang Alami Serangan Jantung Waktu Lari, Benarkah Olahraga Ini Sebabkan Kematian?
Sumber: One Medical

Health / 10 October 2017

Kalangan Sendiri

Banyak yang Alami Serangan Jantung Waktu Lari, Benarkah Olahraga Ini Sebabkan Kematian?

Lori Official Writer
2532

‘Tujuan sebenarnya dari lari bukanlah untuk memenangkan perlombaan, tetapi untuk menguji batas kondisi jantung manusia!’ Demikian disampaikan dalam sebuah pepatah soal aktivitas para pelari. Kita semua tentu saja tahu kalau olahraga adalah salah satu cara untuk meningkatkan harapan hidup dan umur panjang. Tapi ternyata hal ini harus diperhatikan oleh mereka yang punya riwayat penyakit tertentu, termasuk serangan jantung.

Berolahraga selama berjam-jam tanpa tahu kondisi jantung malah hanya akan menyebabkan kerugian yang besar. Bukan saja meningkatkan kambuhnya penyakit tapi bahkan menyebabkan kematian.

(Baca Juga : Awas, Olahraga Berlebihan Bahayakan Jantung! )

Inilah yang dialami Menteri Kesehatan Tunisia Slim Chaker (56) yang tiba-tiba mengalami serangan jantung dan meninggal dunia saat memeriahkan acara amal lari maraton di kota Nabeul pada Minggu (8/10) lalu. Slim pun turut ikut sebagai peserta lari maraton berjarak 500 meter ini untuk tujuan penggalangan dana bagi pembangunan klinik kanker anak. Sayangnya, tujuan mulia itu malah harus berujung tragis.

Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya soal kenapa lari bisa menyebabkan serangan jantung sampai kematian. Beberapa studi ini mungkin bisa menjelaskan tentang hal itu.

1. Sebuah studi yang dilakukan oleh negara Swedia menjelaskan bahwa pria muda yang mengikuti latihan jenis ketahanan tubuh seperti lari maraton selama beberapa jam dalam seminggu cenderung akan mengalami gangguan ritme jantung di kemudian hari.

2. Penelitian di Jerman menjelaskan bahwa pria dengan riwayat penyakit jantung yang melakukan olahraga secara berlebihan bisa menyebabkan risiko serangan jantung.

3. Sebuah laporan kasus yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah menyampaikan bahwa mereka yang menjalani latihan ketahanan secara rutin berisiko tinggi mengalami serangan jantung koroner.

4. Studi yang dipublikasikan di Journal of American College of Cardiology menyatakan bahwa pelari ringan dan sedang memiliki tingkat kematian yang lebih kecil daripada mereka yang tidak pernah berolahraga.

Sementara Dr. Dicky Hanafi, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah menjelaskan bahwa serangan jantung dan kematian saat olahraga bisa terjadi karena seseorang memang sudah memiliki ‘bibit’ penyakit jantung semacam penyumbatan arteri koroner atau penebalan dinding jantung. Dia mengatakan kalau ada banyak orang yang mungkin tidak menyadarinya sampai saat melakukan olahraga yang berlebihan, jantung memompa oksigen dengan keras. Akibatnya, jantung bisa tiba-tiba berhenti bekerja.

(Baca Juga : Inilah 4 Tanda Fisik Tunjukkan Resiko Serangan Jantung )

Sebuah hasil studi yang diambil dari hasil pengamatan selama 15 tahun kepada 52.000 orang dewasa menemukan bahwa tingkat kelangsungan hidup dan kesehatan tertinggi ditemukan dari orang-orang yang berlari kurang dari 20 menit per minggu. Contohnya, lari selama 30-45 menit untuk 3-4 hari setiap pukul 8.30 sampai 10.00 pagi. Menurut penelitian ini, olahraga lari yang dilakukan selain dari itu hanya akan menyebabkan penurunan manfaat bagi kesehatan si pelari.

Menurut lembaga American Heart Association, berlari adalah salah satu olahraga yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar gula serta mengurangi risiko terkena diabetes. Lari juga dianggap penting karena bermanfaat untuk melindungi lapisan terdalam dari pembuluh darah, menjaga dinding sel tetap utuh sehingga risiko penyumbatan atau gumpalan pembuluh darah penyebab stroke atau serangan jantung lebih minim.

Berdasarkan pendapat dari berbagai studi ini kita bisa menyimpulkan bahwa tak ada yang salah dengan berolahraga, baik itu lari maraton ataupun olahraga ketahanan lainnya. Asalkan saat berlari, kita dianjurkan untuk terlebih dulu untuk berkonsultasi dengan dokter dan memeriksakan kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kalau hasilnya ternyata normal, ikutilah anjuran olahraga yang disarankan dokter. Bagitu pula sebaliknya, kalau nyatanya ditemukan bibit penyakit jantung usahakanlah untuk berolahraga sesuai dengan kondisi kesehatanmu.

Jadi, untuk olahraga pun kita diminta tetap bijak ya!

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami