‘Tujuan sebenarnya dari lari bukanlah untuk memenangkan perlombaan, tetapi untuk menguji batas kondisi jantung manusia!’ Demikian disampaikan
dalam sebuah pepatah soal aktivitas para pelari. Kita semua tentu saja tahu kalau
olahraga adalah salah satu cara untuk meningkatkan harapan hidup dan umur panjang.
Tapi ternyata hal ini harus diperhatikan oleh mereka yang punya riwayat penyakit tertentu, termasuk serangan jantung.
Berolahraga selama berjam-jam tanpa tahu kondisi jantung malah hanya akan menyebabkan kerugian yang besar. Bukan saja meningkatkan kambuhnya penyakit tapi bahkan menyebabkan kematian.
(Baca Juga : Awas, Olahraga Berlebihan Bahayakan Jantung! )
Inilah yang
dialami Menteri Kesehatan Tunisia Slim Chaker (56) yang tiba-tiba mengalami serangan
jantung dan meninggal dunia saat memeriahkan acara amal lari maraton di kota Nabeul
pada Minggu (8/10) lalu. Slim pun turut ikut sebagai peserta lari maraton berjarak
500 meter ini untuk tujuan penggalangan dana bagi pembangunan klinik kanker anak. Sayangnya, tujuan mulia itu malah harus berujung tragis.
Mungkin banyak
orang yang bertanya-tanya soal kenapa lari bisa menyebabkan serangan jantung sampai kematian. Beberapa studi ini mungkin bisa menjelaskan tentang hal itu.
1. Sebuah studi
yang dilakukan oleh negara Swedia menjelaskan bahwa pria muda yang mengikuti latihan
jenis ketahanan tubuh seperti lari maraton selama beberapa jam dalam seminggu cenderung akan mengalami gangguan ritme jantung di kemudian hari.
2. Penelitian
di Jerman menjelaskan bahwa pria dengan riwayat penyakit jantung yang melakukan olahraga secara berlebihan bisa menyebabkan risiko serangan jantung.
3. Sebuah laporan
kasus yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah menyampaikan bahwa mereka yang menjalani
latihan ketahanan secara rutin berisiko tinggi mengalami serangan jantung koroner.
4. Studi yang
dipublikasikan di Journal of American College of Cardiology menyatakan bahwa pelari
ringan dan sedang memiliki tingkat kematian yang lebih kecil daripada mereka yang tidak pernah berolahraga.
Sementara Dr. Dicky Hanafi, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah menjelaskan bahwa serangan jantung dan kematian saat olahraga bisa terjadi karena seseorang memang sudah memiliki ‘bibit’ penyakit jantung semacam penyumbatan arteri koroner atau penebalan dinding jantung. Dia mengatakan kalau ada banyak orang yang mungkin tidak menyadarinya sampai saat melakukan olahraga yang berlebihan, jantung memompa oksigen dengan keras. Akibatnya, jantung bisa tiba-tiba berhenti bekerja.
(Baca Juga :
Sebuah hasil
studi yang diambil dari hasil pengamatan selama 15 tahun kepada 52.000 orang
dewasa menemukan bahwa tingkat kelangsungan hidup dan kesehatan tertinggi ditemukan
dari orang-orang yang berlari kurang dari 20 menit per minggu. Contohnya, lari selama
30-45 menit untuk 3-4 hari setiap pukul 8.30 sampai 10.00 pagi. Menurut penelitian
ini, olahraga lari yang dilakukan selain dari itu hanya akan menyebabkan penurunan manfaat bagi kesehatan si pelari.
Menurut lembaga
American Heart Association, berlari adalah salah satu olahraga yang bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar gula serta mengurangi risiko terkena
diabetes. Lari juga dianggap penting karena bermanfaat untuk melindungi lapisan
terdalam dari pembuluh darah, menjaga dinding sel tetap utuh sehingga risiko penyumbatan atau gumpalan pembuluh darah penyebab stroke atau serangan jantung lebih minim.
Berdasarkan
pendapat dari berbagai studi ini kita bisa menyimpulkan bahwa tak ada yang
salah dengan berolahraga, baik itu lari maraton ataupun olahraga ketahanan lainnya.
Asalkan saat berlari, kita dianjurkan untuk terlebih dulu untuk berkonsultasi dengan
dokter dan memeriksakan kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kalau hasilnya
ternyata normal, ikutilah anjuran olahraga yang disarankan dokter. Bagitu pula sebaliknya,
kalau nyatanya ditemukan bibit penyakit jantung usahakanlah untuk berolahraga sesuai
dengan kondisi kesehatanmu.
Jadi, untuk
olahraga pun kita diminta tetap bijak ya!