“Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang
lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh
orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya
sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."” (Matius 19: 12)
Ayat di atas adalah pernyataan Yesus sendiri soal tiga kelompok orang yang dipanggil hidup untuk tidak kawin. Pertama adalah mereka yang memang sudah dilahirkan demikian, kedua karena adanya desakan atau pengaruh dari luar dan ketiga karena memang dia sendirilah yang memilih untuk hidup demikian.
(Baca Juga : Apakah Imam Masih Perlu Selibat? )
Mengacu pada
ayat ini, kita sadar betul bahwa istilah hidup selibat atau hidup tanpa menikah
(menikmati kebutuhan bilogisnya sebagai pria/wanita) muncul dari bagaimana seseorang
bisa dipakai maksimal dalam hidupnya untuk melayani Tuhan. Dan setiap orang punya
karunia yang berbeda-beda. Ada yang dipakai dengan kondisi sebagaimana dia. Ada
juga yang memang dikhususkan untuk tidak menikmati bagian sebagaimana orang lain. Dalam hal ini, kita bisa sebutkan seperti Rasul Paulus dan Yohanes Pembaptis.
Kalau kamu memang sedang dipenuhi dengan pikiran hidup selibat. Atau kamu merasa sudah mantap untuk menjalani panggilan ini, Matius 19: 12 di atas bisa jadi acuan untuk memastikan jawabannya. Kalau kamu sudah yakin betul bahwa kamu harus selibat, kamu berarti akan mengalami keinginan itu selamanya dan bukan untuk sementara waktu.
(Baca Juga : Paus Fransiskus: Hidup Selibat Tidak Mengikat )
Mungkin bukan
cuma kamu yang mendapatkan panggilan semacam ini. Ada banyak orang yang mungkin
mendapatkan panggilan semacam ini di luar sana, terlepas dari alasan apa mereka
memutuskannya. Tapi perlu dipahami bahwa memutuskan hidup tidak menikah berarti
harus bersedia menjalani hidup tanpa dikuasai hasrat daging. Karena hidup selibat
bicara soal menikmati hidup sepenuhnya dalam sukacita dan memberikan diri sepenuhnya untuk melayani orang lain.
Keinginan hidup selibat perlu diuji
Dalam 1
Korintus 7: 8-9, Paulus bahkan menganjurkan hidup selibat kepada beberapa orang.
Tapi dia tetap menegaskan apabila mereka tidak mampu menguasai diri, hendaklah mereka
menikah. Dalam hal ini, hidup selibat yang kamu yakini saat ini harus terus
diuji. Kalau pada akhirnya hasrat ini berubah seiring waktu berarti kamu memang tidak dipanggil hidup dengan jalan ini.
Hidup selibat bukan sebuah karunia tapi pilihan
Hampir 99.9%
para lajang pasti punya keinginan untuk menikah. Karena Tuhan sendirilah yang merancangkan
pernikahan bagi kita. Meskipun kondisi dunia saat ini sangat berbeda jauh dengan
yang kita harapkan, dimana ada lebih banyak populasi perempuan daripada laki-laki.
Dan jumlah yang tak seimbang ini membuat sebagian lanjang perempuan merasa
yakin untuk hidup selibat. Apakah hal ini adalah karunia? Sekonyong-konyong tidak!
Ada juga lajang
dewasa yang memilih untuk tidak hidup memenuhi hasrat kedagingannya. Apakah hal
ini juga disebut dengan karunia? Sekonyong-konyong tidak! Hati-hati memakai karunia
Tuhan sebagai selubung atas pilihanmu sendiri. Mungkin saja itu karena kondisimu,
karena masalah pribadi, masa lalu, atau kondisi seperti disebutkan di atas merasa nggak punya pilihan sebagai pasangan hidup.
Hidup selibat
bicara soal pilihan dan komitmen dengan Tuhan. Kamu bukan lagi manusia yang hidup
hanya karena daging, tapi kamu yakin betul bahwa melayani Tuhan sudah cukup dalam hidupmu.
Bahan Renungan
Kesucian sangat
dihormati dalam Alkitab. Tuhan sendiri memilih seorang perawan untuk mengandung
bayi Yesus (Matius 1: 18-23). Karena itulah mereka yang belum menikah harus memastikan
bahwa ketika mereka menikah, mereka juga akan terus melakukan pelayanan sama
seperti seorang perawan. Inilah panggilan kekal yang ditaruhkan Tuhan atas semua kita.
Karena itulah,
hidup selibat bukan sebuah syarat mutlak yang diperintahkan Tuhan atas seseorang.
Sebaliknya Tuhan justru merancang pernikahan bagi semua orang (1 Korintus 7:
39). Tuhan sama sekali tidak memaksa seseorang untuk menjalani hidup selibat seumur
hidupnya. Tapi keadaan yang justru lebih banyak membuat seseorang memilih jalan
hidup ini, termasuk bagi Gereja Katolik yang mensyaratkan pelayannya untuk hidup
tidak menikah.
Nah, buat kamu
yang saat ini masih bimbang dengan pilihanmu untuk hidup selibat atau tidak, mulailah
berdoa untuk itu. Atau mintalah pemimpin rohanimu untuk mendoakanmu supaya kamu
benar-benar yakin bahwa pilihan ini berasal dari Tuhan dan bukan karena keadaanmu.