Paus Fransiskus
menyerukan agar semua orang Kristen bukan sekadar pandai mengumbar syair soal kebangkitan
Yesus. Tapi lebih penting dari itu, Paus memanggil semua orang Kristen bisa menawarkan harapan yang nyata dari kesaksian hidup mereka.
“Jesus tidak
ingin murid-murid-Nya hanya mampu mengulangi formula belajar dan menghafalnya. Dia
ingin kesaksian: orang-orang yang menyebarkan harapan melalui sambutan, senyuman dan kasih mereka,” ucap Paus.
Menurut Paus,
bagian terpenting sebagai Kristen adalah mengasihi. “Karena kuasa kebangkitan membuat orang Kristen mampu mengasihi bahkan saat kasih tampaknya sudah dingin,” lanjutnya.
Seruan ini
disampaikannya di depan para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus
pada Rabu, 4 Oktober 2017 lalu. Paus mengatakan bahwa seorang Kristen bukanlah nabi
pembawa malapetaka, tetapi seorang Kristen haruslah memberitakan Yesus ‘yang telah mati karena kasih dan telah dibangkitkan Allah di pagi Paskah.
“Ini adalah
inti dari iman Kristen kita. Kisah tentang nabi ini akan menambah banyaknya biografi kepribadian heroik yang hidup mereka dihabiskan untuk sebuah keidealan,” terangnya.
Injil,
katanya, haruslah lebih daripada itu. Injil hanya akan jadi sebuah buku yang membangun
dan menghibur, tapi sama sekali tidak menawarkan harapan. Orang Kristen sejati harusnya
yakin dengan kekuatan kebangkitan, tidak ada kebencian yang tak dapat dikalahkan oleh kasih.
Karena menjadi
seorang Kristen bukanlah hal yang mudah. Kelemahlembutan seorang Kristen tidak boleh
disalahartikan dengan ketidakamanan dan ketaatan. “Dan inilah (alasannya)
kenapa orang Kristen menjadi seorang misonaris pembawa harapan. Bukan karena jasa
mereka, tapi karena butiran gandum yang jatuh ke bumi, mati dan menghasilkan banyak
buah,” terangnya.
Di akhir ucapannya,
Paus Fransiskus pun mengumumkan rencana pertemuan penting yang akan diadakan pada
19-24 Maret 2018 mendatang. Acara ini dikhususkan untuk menyambut Sinode Para Uskup
2018 yang mengambil tema tentang pemuda Gereja Katolik dengan judul ‘Young
People, Faith and the Discernment of Vocation.”