Waktu aku berjalan
menyusuri perumahan rumahku beberapa waktu lalu, aku melihat seorang Ibu memberi uang kepada seorang pengemis senilai 50 ribu.
Dalam benakku, “lumayan sekali uangnya bisa buat makan satu atau dua hari.”
Aku pun melewati si kakek pengemis itu, aku melihati wajahnya dan
dia menatapku dengan mata kosong. Kudekati, aku tanya, “Kenapa kakek memutuskan
untuk mengemis? Mengemis itu kan nggak bagus (maksudku sedikit hina), dan kenapa kakek nggak jualan koran aja? Kan ada usahanya?”
Si kakek hanya jawab: “Ya nak, kakek pengemis yang meminta belas kasihan orang.”
Aku pikir itu bukan
jawaban yang aku inginkan dan benar-benar nggak nyambung. Aku izin dan tinggalkan
si kakek sendirian : “Kek, Tuhan memberkatimu ya. Saya nggak bisa kasih uang, tetapi saya ingin berdoa buat kakek aja.”
Waktu berlalu, aku
pulang dan terus memikirkan wajah dan mata si kakek. Sesuatu berbicara dalam hatiku, “Bukankah kamu juga hidup atas belas kasihan Tuhan sehingga Yesus mati ?”
Ya, kita adalah
pengemis dihadapan Tuhan. Tetapi bukan mengemis berkat, mengemis kesembuhan,
mengemis pasangan hidup, mengemis semua hal duniawi dengan air mata yang habis membasahi pipimu.
Nggak! Kita bukan pengemis tetapi kita adalah anak Allah yang merupakan ahli waris
Roma
8:17: “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,
maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia , supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”
Bagaimana mungkin seorang ahli waris dari Allah yang menciptakan bumi menjadi seorang pengemis?
Sering sekali kita menurunkan indentitas kita sebagai
anak Allah menjadi pengemis kepada Tuan dan merasa orang yang paling miskin di dunia
ini. itu bukan hal yang baik! Kita berusaha berdoa dan meminta terus-terusan kepada Tuhan .
Memang dikatakan di Matius 7:7 : "Mintalah,
maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah ;, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Namun aku mau katakan bahwa bukan minta
seperti yang dilakukan oleh pengemis diatas, namun meminta sebuah kekuatan iman
dan hati penuh syukur, bukan meminta uang turun dari langit, dan kesembuhan
atau pasangan hidup hadir didepan mata, sebab jauh sebelum kamu meminta hal itu Tuhan sudah mengetahuinya, Tuhan mengetahui apa yang kamu butuhkan.
Apakah kamu memiliki iman itu? Apakah
kamu masih kuat mempertahankan iman itu? Itu yang harus kamu selidiki dan mintalah dan izinkan Tuhan memenuhimu kembali.
Segala sesuatu yang kamu butuhkan, Tuhan
sudah mengetahui hal itu dan sudah disediakanNya bagimu. Karena Dia mengasihi
kita dan mencintai kita sebagai anak, bukan karena kita adalah budak yang perlu dikasihani.
Galatia 4:7 : “Jadi kamu bukan lagi hamba,
melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh
Allah.”
Kuat atau nggak dalam iman percaya
sampai akhirnya, itu yang kamu harus lihat dan kamu minta kepadaNya sehingga itu lah alasan mengapa
kamu harus selalu berada dalam hadiratNya dan berdoa.