Teruntuk para suami yang telah bertahun-tahun lamanya hidup
bersama dengan wanita yang kau nikahi dalam satu bahtera rumah tangga.
Bayangkan dan renungkan sejenak kalau istri tercintamu menulis secarik surat singkat ini untukmu.
Demikian dituliskannya:
Untuk Suamiku,
Aku bersyukur kepada Tuhan untuk masa ini bisa bersama denganmu.
Aku hanya berharap bisa hadir untukmu dan memandangi matamu dan berbicara
serius denganmu. Ada banyak hal yang sudah kita pertaruhkan untuk mempertahankan pernikahan ini.
Aku bahkan teramat bersyukur kalau sampai saat ini, kau masih
tetap setia. Tak pernah sekalipun kau mencoba mengingkari janji suci yang kita
ucapkan bersama di depan altar suci. Kau dengan sungguh telah menghormati Tuhan dengan kesetiaan yang kau berikan padaku.
Terima kasih atas cintamu dan untuk integritasmu yang teramat mahal itu.
Aku mengasihimu.
Ini adalah ungkapan hati seorang istri yang benar-benar bersyukur karena punya suami yang begitu mengasihi mereka.
(Baca Juga :
Tahukah kamu para suami kalau Tuhan pun menghendaki suami yang
setia. Dia terlebih senang apabila rumah tangga anak-anaknya dibangun dalam kesetiaan.
Itu sebabnya Amsal 5: 18 jadi satu ayat pengingat yang ditulis
oleh Salomo untuk semua pasangan menikah. Katanya, “…bersukacitalah dengan isteri masa mudamu.”
Lalu apa arti ayat ini sebenarnya?
1. Istrimu adalah dia yang kau nikahi di masa mudamu
Seberapa lamapun kalian membangun bahtera rumah tangga, istrimu
tetaplah wanita muda yang pernah kamu nikahi. Mungkin dia tak muda lagi saat
ini, mungkin kamu juga akan merasa bosan sekali-kali memandanginya tapi dia adalah wanita muda yang dengannya kamu pernah jatuh cinta sebegitu dalamnya.
‘Bersukacitalah dengan istri masa mudamu’ artinya bahwa dia
adalah istrimu sejak di masa mudamu dan sampai kapanpun itu dia layak menikmati sukacita yang sama bersamamu.
Jadi ambillah sekali-kali untuk merenung dan mengingat kembali
masa-masa kalian mulai jatuh cinta, berpacaran, tunangan sampai berdiri
berdampingan di depan altar dan mengucapkan ikrar suci setia sehidup semati.
Momen-momen indah yang dilewati bersama adalah kesempatan istimewa yang dianugerahkan Tuhan. Itu adalah ‘nyala api suci dari Tuhan’ (Kidung Agung 8: 6).
Pandangilah istrimu sekali waktu, lihatlah betapa dia adalah
orang yang tetap sama. Tak berubah sedikitpun. Renungkan tentang kesetiaannya
padamu selama ini, terlepas dari kelemahan dan segala kegagalanmu. Karena itu
bersyukur pada Tuhan atas dia dan nikmatilah segala sukacita ini bersama dengan istri masa mudamu itu.
2. Istrimu adalah ibu yang sah dari semua keturunanmu
Sama seperti Tuhan menjanjikan keturunan yang berlipat kali
ganda pada Abraham dan Sara, janjiNya juga atas kita tetap sama. Waktu kamu
memandangi istrimu, lihatlah dia sebagai wanita yang dipersiapkan Tuhan untuk melimpahimu keturunan yang akan jadi pewarismu dari generasi ke generasi.
Kesepakatan bersama diantara kalian akan jadi penentu bagaimana
nasib generasi kalian kelak. Untuk itu, wariskanlah satu warisan paling penting
bagi mereka yaitu iman dan kesetiaan kepada Tuhan dan juga pada pasanganmu.
Karena pastinya keturunanmu akan selalu menirukan cara hidup yang benar dari orang tua mereka.
Jadi betapapun wanita yang kau nikahi itu tak semenarik dulu,
jangan pernah mencemari dan menodai pernikahanmu karena godaan dan rayuan
wanita lain yang jauh lebih menarik di matamu. Sebelum melakukannya, tanyakan
ke dirimu sendiri apakah wanita yang sudah setia mendampingi selama ini harus
menanggung luka mendalam karena ketidaksetiaanmu? Atau tanyakanlah apakah kamu
rela merusak generasimu dengan membuat mereka tahu akan dosa yang kamu perbuat di sisa hidupmu?
Tuhan merancang pernikahan supaya suami istri bisa bekerja sama
untuk mempersiapkan generasi-generasi masa depan yang hidupnya benar di mata
Tuhan. Jadi jangan pernah merusak rancangan ini hanya karena nafsu dan dosamu sendiri.