Memutuskan untuk
meninggalkan semua pelayanan dan teman-teman serta pergi ke tempat asing itu
nggak gampang. Ibarat meninggalkan kenyamanan dan memulai kembali dengan dunia
baru dan proses yang baru. Seperti yang dialami Petrus saat Yesus memanggilnya menjadi muridNya dan beralih menjadi penjala manusia.
Lukas
5:10-11: “Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang berteman
dengan Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan
takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia ." Dan setelah mereka membawa kapal-kapal mereka ke negeri itu, mereka meninggalkan semuanya dan mengikuti Yesus.
Dari firman diatas,
coba perhatikan kalimat yang aku garis bawahi. Disana dikatakan jelas bahwa
Petrus meninggalkan semuanya, termasuk keluarganya bahkan teman-teman
sekerjanya di dunia nelayan. Aku tahu itu nggak mudah bagi Petrus, bagaimana dia akan makan dan minum tanpa bekerja? Dan lain sebagainya.
Hal itu yang saya
juga alami satu bulan lalu. Nggak ada satupun alasan untuk menolak kehendak
Allah. Dikatakan di ayat 9 bahwa Petrus dan teman-temannya tercengang melihat
mujizat limpahan ikan yang dibuat oleh Yesus, sampai Petrus pun tersungkur di
kaki Yesus (ayat 8). Hal itu yang membuat mereka taat dan mengikut Yesus. Demikian juga banyak hal yang Tuhan lakukan
dalam hidupku sampai pada aku ada di kota Batam beberapa tahun dan banyak
mujizat yang terjadi sehingga kalau Dia berkata ‘Pergilah ke tempat ini’, akupun nggak punya alasan untuk menolak.
Satu hal yang menarik waktu itu adalah saat aku siap namun uang nggak mencukupi semuanya.
Kamu harus tahu, 3
hari lamanya aku doa dan puasa setelah diterima dan untuk ajukan surat resign.
Dan saat itu, aku nggak hanya berdoa mengenai surat resignku (diterima apa nggak), tetapi terutama adalah keuanganku dan gajiku harus cukup.
Dan akhirnya akupun
memutuskan untuk resign dan Puji Tuhan diterima. 1 minggu kemudian aku keluar kantor dan menerima gaji.
Entah apa yang
dipikirkan atasanku, gajiku saat itu hanya masuk 5 jutaan lebih, sungguh
menjengkelkan! Bekerja selama 3 tahun aku nggak melihat adanya uang terimakasih dan lain sebagainya.
Baiklah, mari kita
lupakan hal itu. Jadi gaji yang 5 juta tersebut, saya mulai bagi-bagikan. Mulai dari cicilan, beberapa perlengkapan hingga tersisa 3 juta.
Aku mulai kebingungan
menghitung uang tersebut untuk sampai ke Bekasi (tempat asing yang ku maksud),
pasalnya aku harus membayar uang kosan pertama disana 1,3 juta dan harus
memikirkan tiket serta ongkos kantor, dan biaya hidup selama satu bulan kedepan (sebelum gajian).
Dalam hal ini, aku
ingin menyerah dan membatalkan niatku untuk ke Bekasi “biar saja nggak usah
taat daripada aku mati dikota itu karena nggak makan? “. Setuju tidak? Mungkin kamu juga akan memutuskan hal yang sama denganku waktu itu.
Namun yang terjadi, 3
hari sebelum jadwal masuk kantor seperti yang sudah aku sepakati dengan manager
di Bekasi adalah seseorang menghubungiku melalui pesan di whatsapp, katanya ‘Naomi, izinkan aku membeli tiketmu.’
Hal ini sontak
membuatku kaget, dan ‘kok dia bisa tahu?’ pasalnya hal ini belum diketahui siapapun, bahkan adikku sendiri saja tidak.
“Wah, ini maksudnya apa ya? Boleh kasih tahu saya?”
Sampai pada sore
hari, aku mendapat screenshoot e-tiket di whatsapp. Aku mau kasih tahu kalian itu membuatku bahagia.
Banyak hal yang Tuhan
izinkan terjadi, bahkan teman dekat membayarkan hotel semalem mengingat keberangkatanku malam dan jarak bandara ke kosan cukup jauh.
Salah satu yang
membuatku tersentuh adalah, seseorang mengirimiku duit dengan jumlah yang cukup banyak dan sampai hari ini aku nggak tahu siapa dia.
Aku percaya bahwa ini adalah rencana Allah.
Didalam pesawat dan
sampai di Bekasi, aku terus merenung dan bertanya dalam hatiku. Tetapi Tuhan katakan
“Nggak satupun bisa menghalangi
ketetapanKu dalam hidupmu. Jika Aku berkata pergi dan datang lalu engkau taat,
Aku ada disana dan engkau akan hidup.” Seperti Petrus yang hidup dalam perkenanan Allah.
Tentu banyak hal yang
membuat kita malas dan takut bergerak untuk melakukan kehendak Allah. Tetapi dari kisah ini, aku mau mengajak teman-teman semua untuk TAAT SAJA karena Tuhan akan memberi yang terbaik.
Mazmur 119:165 :
“Besarlah ketentraman pada orang-orang yg mencintai TauratMu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.”