Nggak Satupun Yang Mampu Menghalangi Ketetapan Allah Dalam Hidupmu . Percayalah!

Kata Alkitab / 15 September 2017

Kalangan Sendiri

Nggak Satupun Yang Mampu Menghalangi Ketetapan Allah Dalam Hidupmu . Percayalah!

Naomii Simbolon Official Writer
5802

Memutuskan untuk meninggalkan semua pelayanan dan teman-teman serta pergi ke tempat asing itu nggak gampang. Ibarat meninggalkan kenyamanan dan memulai kembali dengan dunia baru dan proses yang baru. Seperti yang dialami Petrus saat Yesus memanggilnya menjadi muridNya dan beralih menjadi penjala manusia.

 Lukas 5:10-11: “Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang berteman dengan Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia  ."   Dan setelah mereka membawa kapal-kapal mereka ke negeri itu, mereka meninggalkan semuanya dan mengikuti Yesus

Dari firman diatas, coba perhatikan kalimat yang aku garis bawahi. Disana dikatakan jelas bahwa Petrus meninggalkan semuanya, termasuk keluarganya bahkan teman-teman sekerjanya di dunia nelayan. Aku tahu itu nggak mudah bagi Petrus, bagaimana dia akan makan dan minum tanpa bekerja? Dan lain sebagainya.

Hal itu yang saya juga alami satu bulan lalu. Nggak ada satupun alasan untuk menolak kehendak Allah. Dikatakan di ayat 9 bahwa Petrus dan teman-temannya tercengang melihat mujizat limpahan ikan yang dibuat oleh Yesus, sampai Petrus pun tersungkur di kaki Yesus (ayat 8). Hal itu yang membuat mereka taat dan mengikut Yesus. Demikian juga banyak hal yang Tuhan lakukan dalam hidupku sampai pada aku ada di kota Batam beberapa tahun dan banyak mujizat yang terjadi sehingga kalau Dia berkata ‘Pergilah ke tempat ini’, akupun nggak punya alasan untuk menolak.

Satu hal yang menarik waktu itu adalah saat aku siap namun uang nggak mencukupi semuanya.

Kamu harus tahu, 3 hari lamanya aku doa dan puasa setelah diterima dan untuk ajukan surat resign. Dan saat itu, aku nggak hanya berdoa mengenai surat resignku (diterima apa nggak), tetapi terutama adalah keuanganku dan gajiku harus cukup.

Dan akhirnya akupun memutuskan untuk resign dan Puji Tuhan diterima. 1 minggu kemudian aku keluar kantor dan menerima gaji.

Entah apa yang dipikirkan atasanku, gajiku saat itu hanya masuk 5 jutaan lebih, sungguh menjengkelkan! Bekerja selama 3 tahun aku nggak melihat adanya uang terimakasih dan lain sebagainya.

Baiklah, mari kita lupakan hal itu. Jadi gaji yang 5 juta tersebut, saya mulai bagi-bagikan. Mulai dari cicilan, beberapa perlengkapan hingga tersisa 3 juta.

Aku mulai kebingungan menghitung uang tersebut untuk sampai ke Bekasi (tempat asing yang ku maksud), pasalnya aku harus membayar uang kosan pertama disana 1,3 juta dan harus memikirkan tiket serta ongkos kantor, dan biaya hidup selama satu bulan kedepan (sebelum gajian).

Dalam hal ini, aku ingin menyerah dan membatalkan niatku untuk ke Bekasi “biar saja nggak usah taat daripada aku mati dikota itu karena nggak makan? “. Setuju tidak? Mungkin kamu juga akan memutuskan hal yang sama denganku waktu itu.

Namun yang terjadi, 3 hari sebelum jadwal masuk kantor seperti yang sudah aku sepakati dengan manager di Bekasi adalah seseorang menghubungiku melalui pesan di whatsapp, katanya ‘Naomi, izinkan aku membeli tiketmu.’

Hal ini sontak membuatku kaget, dan ‘kok dia bisa tahu?’ pasalnya hal ini belum diketahui siapapun, bahkan adikku sendiri saja tidak.

“Wah, ini maksudnya apa ya? Boleh kasih tahu saya?”

Sampai pada sore hari, aku mendapat screenshoot e-tiket di whatsapp. Aku mau kasih tahu kalian itu membuatku bahagia.

Banyak hal yang Tuhan izinkan terjadi, bahkan teman dekat membayarkan hotel semalem mengingat keberangkatanku malam dan jarak bandara ke kosan cukup jauh.

Salah satu yang membuatku tersentuh adalah, seseorang mengirimiku duit dengan jumlah yang cukup banyak dan sampai hari ini aku nggak tahu siapa dia.

Aku percaya bahwa ini adalah rencana Allah.

Didalam pesawat dan sampai di Bekasi, aku terus merenung dan bertanya dalam hatiku. Tetapi Tuhan katakan “Nggak satupun bisa menghalangi ketetapanKu dalam hidupmu. Jika Aku berkata pergi dan datang lalu engkau taat, Aku ada disana dan engkau akan hidup.” Seperti Petrus yang hidup dalam perkenanan Allah.

Tentu banyak hal yang membuat kita malas dan takut bergerak untuk melakukan kehendak Allah. Tetapi dari kisah ini, aku mau mengajak teman-teman semua untuk TAAT SAJA  karena Tuhan akan memberi yang terbaik.

Mazmur 119:165 : “Besarlah ketentraman pada orang-orang yg mencintai TauratMu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.”

 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami