Terkait issue
Rohingya yang sudah mendunia. Hal ini juga tentu sampai kepada telinga Indonesia.
Namun Rohingya merupakan masalah Agama dan bagaimana Indonesia meresponi kasus ini?
Banyak orang yang kuatir bahwa issue ini akan menjadi masalah juga di Indonesia,
Salah
satunya Presiden direktur Zakat Infaq dan Shadaqah, Laziz Muhammadiyah yaitu Andar Nubowo
Ketika
pendekatan keagamaan yang ditonjolkan kita khawatirkan akan terjadi polarisasi
isu, yang menjurus ke isue SARA. Yang kita khawatirkan adalah kekerasan di Indonesia, jangan sampai," kata Andar
Kekhawatiran
ini beralasan karena seorang pemeluk Buddha di Jakarta, Yogiawati Wandani,
menyatakan telah merasakan "suasana tegang".
“Masalah
rohingnya itu masalah setidaknya empat faktor masalahnya sejarah, ekonomi,
politik, dan agama. Bukan hanya agama. Jadi ini kita harap jangan konflik itu
juga terjadi Indonesia. karena kita tidak ada masalah dengan Budha di sini,”
kata JK dikantornya, Jakarta 5 september kemarin.
Nggak hanya
JK, Biksu Dutawira Mahastavira, pemimpin Vihara Petak Sembilan, juga menekankan
bahwa yang terjadi terhadap warga Rohingya adalah "masalah
kemanusiaan."
Jusuf Kalla
juga menyarankan pemeluk agama lain
bersama masyarakat Budha hendaknya membuat pernyataan tak setuju dengan apa
yang terjadi di Rakhine. Selain itu, juga diharapkan krisis kemanusiaan serupa
tidak kembali terjadi.
“Kita bersama masyarakat Budha disini membikin pernyataan mengutuk atau mendukung, agar tak terjadi seperti itu,” jelas JK.
Jadi Indonesia
nggak sepatutnya merasa tegang dan kuatir dengan issue rohingya ini dan juga
nggak sepatutnya terpropokasi dengan issue agama.
Seperti yang
dijelaskan oleh Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP
PKS Sukamta
“Yang salah
bukan agamanya, agama pasti mengajar kebaikan, Maka tidak boleh kita membenci
agama yang berbeda dengan keyakinan kita. Yang kita benci adalag perilaku yang
brutal, yang tidak manusiawi yang dilarang oleh agama.”