Tak ada
pernikahan yang berlangsung tanpa konflik, perselisihan, dan perbedaan. Karena ungkapan
‘Happily Ever After’ sebenarnya tak diartikan sebagai situasi dimana sebuah pernikahan
harus bahagia selamanya. Dalam pernikahan akan ada kelokannya, akan ada kerikil-kerikil kecilnya dan juga masa-masa susahnya.
Diperhadapkan
sama satu masalah bukan berarti dengan mudah menyelesaikannya dengan perceraian.
Alasannya simple sekali. Ada yang yang bilang ‘Ini adalah jalan terbaik’, ‘Kami
memilih bercerai karena udah nggak cocok lagi.” Hello! Segampang itukah sebuah pernikahan yang sudah diberkati Tuhan berakhir?
Ada banyak pasangan
menikah yang juga dengan gampangnya percaya sama sejumlag mitos-mitos yang keliru ini. Diantaranya adalah 10 mitos menyesatkan ini.
Mitos 1: Sepertinya kamu menikahi orang yang salah
Kebenarannya
adalah bahwa pernikahan merupakan sebuah perjanjian. Begitu kamu memilih untuk
menikah, berarti kamu sudah berkomitmen untuk menerima dia seutuhnya, termasuk kekurangannya.
Pernikahan harusnya jadi tempat untuk kalian ditempah jadi pasangan yang sehati dan sepikiran di dalam Kristus.
“Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."” (Markus 10: 9)
(Baca Juga : 5 Mitos Pernikahan yang Baiknya Diabaikan)
Mitos 2: Rumput tetangga jauh lebih hijau dari rumput sendiri
Jangan lagi
percaya dengan ungkapan ini. Karena harusnya rumput yang kita pelihara sendirilah
yang mestinya jauh lebih hijau. Budaya kita sering membohongi kita dengan nilai
perbandingannya dan merusak pola pikir pasangan menikah. Ada banyak pasangan suami
istri yang kemudian bersaing baik secara karir maupun pengaruh. Tentunya ini bukanlah peran yang harusnya dijalankan suami istri dalam pernikahan.
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya;....Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” (Efesus 5: 25, 33)
(Baca Juga :
Mitos 3: Kalau kamu menderita dalam pernikahanmu, lebih baik mengakhirinya
Suami istri
bisa jadi egois karena mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri. Mereka menuntut
haknya dari pasangannya. Mereka menuntut kebahagiaan dan kalau hal itu tak dipenuhi, mereka akan memilih untuk mengakhirinya saja.
Sayangnya,
tujuan Tuhan atas pernikahan bukan cuma sekadar membuat kita bahagia. Gambaran pernikahan
yang sebenarnya adalah bahwa hal itu melambangkan kasih Kristus bagi kita. Dan keinginan-Nya bagi kita semua adalah supaya kita hidup seperti gambaran-Nya.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.” (1 Korintus 13: 4-5)
Mitos 4: Pasanganmu harusnya bertanggung jawab memenuhi semua kebutuhanmu
Apakah kamu
setuju kalau seorang istri menuntut suaminya untuk memenuhi kebutuhannya akan mobil
mewah, uang salon setiap hari, atau uang untuk bisa dihabiskan belanja yang tak
perlu? Kalau ya, berarti kita salah mengerti tentang tanggung jawab seorang suami atas keluarganya.
Sama halnya
dengan sikap kita yang cenderung suka menuntut supaya pasangan kita mencintai dengan
cara yang kita mau. Karena dengan dicintailah kita merasa berarti. Terlepas dari
kebohongan ini, kebenarannya adalah pasangan kita bukan orang yang sempurna dan
yang mampu memenuhi semua kebutuhan yang kita perlu. Karena satu-satunya pribadi yang bisa memuaskan kita dan mampu memenuhi semua kebutuhan kita adalah Tuhan.
“Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” (Mazmur 73: 28)
Mitos 5: Perceraian adalah pilihan paling tepat dan mudah
Seperti sudah
dijelaskan di atas, bahwa kita nggak bisa memungkiri kalau banyak pasangan yang
dengan gampangnya memilih bercerai. Di tengah masalah yang sulit, suami atau istri akan mulai mencari jalan keluar yang cepat dan itu adalah bercerai.
Sayangnya, bagi
pasangan yang pernah berada dititik ini tahu persis kalau memilih perceraian adalah
hal yang nggak gampang. Tapi bagaimanapun, Tuhan menghendaki supaya perceraian jangan
sampai terjadi dalam sebuah pernikahan. Bagi kamu yang terlanjur memilih jalan ini
dan menyesali kegagalan pernikahanmu saat ini, jangan pernah putus asa. Datanglah kepada Tuhan dan minta supaya Dia memulihkan kembali hidupmu.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.” (Yeremia 29: 11)
Pernikahan adalah
anugerah luar biasa dari Tuhan. Bagi yang sedang menjalaninya saat ini, nikmatilah
setiap musimnya dengan setia. Dan berjaga-jagalah dari segala pola pikir dan opini
sekitar yang mempengaruhimu untuk mempercayai kebohongan yang justru merusak pernikahanmu.
Jangan biarkan si musuh datang mencuri, merusak dan membinasakan semua anugerah
Tuhan yang kita punya saat ini.