Membela Diri Karena Benar Sih Ngapapa, Tapi Pemuda Ini Justru Lakukan Sebaliknya...
Sumber: YouTube.com

Kata Alkitab / 12 September 2017

Kalangan Sendiri

Membela Diri Karena Benar Sih Ngapapa, Tapi Pemuda Ini Justru Lakukan Sebaliknya...

Lori Official Writer
5068

Lupus adalah seorang pemuda yang lahir di tengah keluarga yang sederhana dan religius. Di masa kecilnya, Lupus rajin ikut ibadah sekolah minggu dan kegiatan rohani. Dia juga jago menghafal ayat-ayat Alkitab.

Sayangnya, rasa cintanya ke Tuhan berubah seiring dia bertumbuh dewasa. Orang tuanya yang sibuk bekerja membuat Lupus kehilangan perhatian. Dia benar-benar hidup sesuka hati; mengikuti pergaulan yang buruk, suka minum-minuman keras, memakai narkoba, tawuran dan kebiasaan lainnya.

Di suatu Sabtu malam, Lupus dan teman-temannya pun pesta miras. Di tengah-tengah pesta, tiba-tiba perkelahian pun pecah. Lupus sendiri ikut di dalamnya.

Tiba-tiba polisi datang dan berusaha mengamankan situasi. Menyadari hal itu, Lupus dan teman-temannya pun berhamburan melarikan diri.  Karena sedang mabuk berat dan kelelahan setelah berlari, tanpa sadar Lupus pun bersembunyi di sebuah kompleks gereja. Merasa sudah aman, dia pun tertidur pulas tepat di depan pintu gereja.

Keesokan harinya, seorang pendeta pun datang lebih awal untuk mempersiapkan ibadah minggu. Betapa terkejutnya dia menemukan sesosok tubuh yang terbaring di depan pintu gereja.

Sontak, sang pendeta pun tanpa ragu berusaha membangunkan Lupus dari tidurnya yang pulas. “Hei…hei…hei…bangun..bangun. Kenapa kamu tidur di sini?” tanya pendeta.

Lupus menjawab, “Salahkah aku bila berapa di rumah Bapaku?”

Dengan sedikit kebingungan sang pendeta pun kembali bertanya, “Apakah engkau anak manusia?”

Jawab Lupus, “Engkau sendiri mengatakannya.”

Sementara keduanya berbicara, segerombol polisi pun muncul dari depan gerbang gereja. Rupanya mereka masih terus memburu para perusuh di malam sebelumnya. Tanpa ragu, polisi mendekati kea rah Lupus dan pendeta itu dan tanpa ragu segera menyergapnya.

Melihat hal itu, Lupus kemudian berkata kepada pendeta itu, “Sudah saatnya anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan orang-orang berdosa!”

Bahan Renungan

Kita tahu kalau Lupus adalah pemuda yang hidupnya amburadul. Kehidupan masa kecilnya yang dekat dengan Tuhan membuatnya tahu banyak soal firman yang tertulis dalam Alkitab. Tapi sayang, dia tak menghidupi firman itu dalam hidupnya. Sampai-sampai firman yang dia pernah pelajari pun dipakainya untuk tujuan yang tak benar.

Kita, sebagai orang Kristen banyak kali bertindak sama seperti Lupus. Kita mengaku Kristen, tahu firman Tuhan. Tapi tak benar-benar menghidupi firman itu untuk membentuk diri kita. Kita malah sering memakainya untuk tujuan membela diri dari kesalahan.

Kita nggak sadar kalau sudah memanfaatkan nama Tuhan untuk sesuatu yang salah. Atau mengatasnamakan agama untuk membenarkan tindakan kita. Kita mudah melakukannya karena kita nggak sepenuhnya mengasihi Tuhan dan nggak percaya akan firman-Nya.

Kita sebagai orang Kristen sejati harusnya hidup sesuai dengan yang disampaikan oleh Yosua 1: 8 supaya kita memperkatakan firman Tuhan dengan hati-hati sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan.

“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1: 8)

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami