Maumere, Kota Besar Flores yang Kaya Wisata Rohani
Sumber: Budi Sun Resort

Entertainment / 11 September 2017

Kalangan Sendiri

Maumere, Kota Besar Flores yang Kaya Wisata Rohani

Lori Official Writer
10025

Maumere adalah adalah kota terbesar di Flores, bahkan melebihi Labuan Bajo di pantai barat pulau. Maumere jadi salah satu wisata andalan Flores karena kota ini sendiri diberkati dengan keindahan alamnya pebukitan dan gunung-gunungnya.

Sebelum dikenal luas seperti sekarang ini, kota bekas persinggahan pedagang China dan Belanda ini, Maumere dulunya bernama Sikka Alok atau Sikka Kesik. Para pedagang yang datang sering singgah berhari-hari di  dekat pelabuhan bernama Waidoko. Sejak Belanda datang, Sikka pun diambil alih dan memberi nama baru seperti Maunori, Mautenda, Mauwaru, Maurole, Mauponggo dan Maumere.

Karena penduduknya memang mayoritas Katolik, kota yang satu ini pun tak bisa dipisahkan dari gereja Larantuka. Masuknya Katolik ke Maumere pertama kalinya dibawa oleh misionaris dari Dominika pada tahun 1566. Mereka pertama kali memulai misinya di Pantai Paga, kota kecil yang berada sekitar 45 km di bagian barat Maumere.

Sejarah kekristenannya yang kental inilah membuat daerah-daerah di sekitaran Maumere dikelilingi oleh sejumlah tugu atau monumen kekristenan, mulai dari bukit doa sampai monumen patung Yesus.

Nah, buat kamu yang mau jalan-jalan ke Maumere, jangan lewatkan berkunjung ke beberapa tempat wisata rohani ini:

Taman Doa


Taman Doa adalah wisata rohani terdekat yang ada di tengah kota Maumere, tepatnya di seberang Bandara Frans Seda dan dekat Gereja Katedral Maumere. Di taman ini berdiri Patung Yesus Kristus Raja berwarna kuning keemasan dengan tangan kanan terbuka dan tangan kiri memegang dada. Bagi yang hendak berkunjung ke taman ini disarankan untuk datang di pagi hari atau sore sembari menikmati suasana sekitar taman tanpa harus tersengat teriknya mentari seperti di siang hari.

Bukit Nilo


Bukit Nilo berjarak 16 km dari Maumere, tempat dimana patung Bunda Maria Segala Bangsa setinggi 28 meter tampak berdiri gagah. Patung perunggu seberat 6 ton itu didirikan pada tahun 2004 dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung dalam maupun luar negeri.

Patung ini jadi patung tertinggi di Maumere, berdiri di atas ketinggian 1600 mdpl menghadap langsung kea rah kota Maumere dan mengarah langsung ke Laut Flores.

Untuk bisa sampai ke tempat ini, pengunjung bisa menyewa kendaraan atau menggunakan jasa ojek dari kota Maumere selama satu jam. Bukit ini sendiri sebenarnya adalah tempat ziarah bagi umat Katolik yang butuh retreat pribadi. Di sana pengunjung (peziarah) bisa beribadah (berdoa) sekaligus rekreasi di pebukitan yang dipenuhi pepohonan hijau ini.

Bukit Salib Tanjung Kajaluwu


Destinasi yang satu ini adalah salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi saat sedang berada di Maumere. Di atas Bukit Tanjung ini terdapat sebuah patung salib berukuran besar atau disebut sebagai Taman Eden, tempat dimana orang-orang Kristen melakukan kegiatan kerohanian. Patung salib itu berwarna putih dan terletak di atas bukit dengan latar belakang pemandangan pantai dan laut biru.

Tempat wisata yang satu ini terletak di Kabupaten Sikka atau sekitar 15 km dari Kota Maumere. Untuk mencapai tempat ini, pengunjung perlu menyusuri garis pantai utara Maumere ke arah barat. Jalan aspal yang cukup bagus dan pemandangan bukit-bukit barisan yang mengering di musim kemarau akan menambah keindahan tak terperi.

Pantai Paga


Pantai Paga terletak di Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dan berjarak sekitar 48 km dari kota Maumere. Buat kamu yang berkunjung ke pantai ini jangan lupa untuk mampir ke Patung Kristus Mauloo. Patung ini berdiri di sebelah pantai Paga, Maumere dengan ketinggian sekitar 12 meter. Patung ini awalnya dibangun oleh seseorang yang tidak mau disebutkan namanya sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Yesus Kristus.

Tentu saja masih banyak lagi tempat wisata yang bisa kamu kunjungi di kota ini. Buat kamu yang pengen menikmati keindahan alamnya juga bisa loh. 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami